Beranda Wawasan Roda 2 Komparasi BBM RON 90 vs 92: Analisis Performa dan Dampak Jangka Panjang

Komparasi BBM RON 90 vs 92: Analisis Performa dan Dampak Jangka Panjang

1304
0

Hai bikers, kali ini Exmotoride akan mengulas tuntas perbedaan Pertamax dan Pertalite dari berbagai aspek teknis yang sangat penting. Kita akan melihat manakah dari keduanya yang memberikan efek lebih bagus pada performa mesin motor kesayangan kalian saat digunakan harian. Selain itu, kita juga akan membedah mana yang lebih irit konsumsinya hingga kandungan kimia apa saja yang membedakan keduanya secara mendetail.

Sebenarnya baik itu Pertamax, Pertalite, bahkan Pertamax Turbo dan Pertamax Racing hanyalah strategi penamaan produk saja. PT Pertamina (Persero) memproduksi keduanya dengan perbedaan utama yang terletak pada nilai RON serta harga jualnya. Namun, selain Pertamina, berbagai perusahaan penyalur BBM swasta di Indonesia juga mempunyai produk serupa dengan spesifikasi yang mirip, Sob.

Misalnya untuk kategori RON 90 (sekelas Pertalite), kalian bisa menemukan Shell Regular, Total Performance 90, dan Vivo Revvo 90 di pasaran. Sedangkan untuk kelas RON 92 (sekelas Pertamax), tersedia pilihan lain seperti Shell Super, Total Performance 92, dan Vivo Revvo 92. Persaingan produk dengan spesifikasi identik ini memberikan banyak pilihan bagi kita sebagai konsumen untuk menentukan mana yang terbaik.

Pada kenyataannya, kalian tidak bisa menganggap remeh perbedaan teknis antara Pertamax dan Pertalite karena efeknya cukup signifikan. Logikanya begini, kalian pasti akan cenderung menggunakan BBM yang paling irit agar pengeluaran bulanan tetap aman. Di sisi lain, kalian mungkin lebih memilih bensin yang bikin motor lebih bertenaga untuk kebutuhan akselerasi.

Seringkali seolah-olah kalian merasa bisa menggunakan keduanya secara bergantian tanpa memikirkan efek samping jangka panjangnya. Padahal, baik itu Pertamax maupun Pertalite mempunyai spesifikasi teknis khusus yang dirancang untuk jenis mesin motor tertentu. Selanjutnya Exmotoride akan menjabarkan rincian perbedaan kedua BBM ini, jadi sebaiknya kalian membacanya secara berurutan agar paham konteksnya.

1. Perbedaan Pertamax dan Pertalite Pada Harganya

selisih perbedaan harga pertamax dan pertalite

Harga BBM di manapun akan selalu berubah mengikuti regulasi pemerintah dan fluktuasi harga minyak dunia yang tidak menentu. Mengenai harga jualnya, sudah pasti SPBU membanderol Pertamax lebih mahal daripada Pertalite. Penyebab utamanya adalah proses produksi Pertamax menelan biaya lebih tinggi dan formulasi yang lebih kompleks daripada Pertalite.

Selain itu, selisih harga Pertalite dan Pertamax memiliki jarak (gap) yang terhitung cukup tinggi saat ini. Pemerintah memberi subsidi (kompensasi) yang jauh lebih besar untuk Pertalite agar harganya tetap terjangkau rakyat banyak, sehingga terjadi selisih harga tersebut. Tanpa subsidi, harga keekonomian Pertalite mungkin tidak akan terpaut jauh dari Pertamax.

Sebagai gambaran update saat kami merevisi artikel ini, berikut adalah estimasi harganya (kondisi pasar fluktuatif):

  • Harga Pertalite untuk pulau Jawa dipatok Rp. 10.000,- / liter (Subsidi).
  • Harga Pertamax dipulau Jawa berada di kisaran Rp. 12.000,- s/d Rp 14.000,- / liter (Non-Subsidi/Fluktuatif).

2. Perbedaan Pada Kecocokan Rasio Kompresi Mesin

rasio kompresi mesin motor

Penting untuk kalian ingat bahwa Rasio kompresi mesin setiap jenis motor atau kendaraan itu tidak sama, Brads. Motor dengan rasio kompresi mesin 9,1 : 1 hingga 10 : 1 sangat cocok menenggak Pertalite untuk harian. Sedangkan kalian wajib pakai Pertamax jika motor memiliki spesifikasi rasio kompresi mesin 10,1 : 1 hingga 11 : 1.

Apa itu rasio kompresi mesin? Istilah ini merujuk pada perbandingan seluruh ruang pembakaran BBM dan campuran udara pada mesin dibandingkan dengan sisa ruang untuk pemadatan. Sebelum busi meledakkan campuran bahan bakar, piston akan memadatkan atau menge-press BBM terlebih dahulu di ruang bakar.

Semakin besar perbandingan angkanya, berarti ruang sisa untuk pemadatan di silinder semakin sempit. Artinya, mesin yang cocok untuk Pertamax memiliki ruang pemadatan lebih sempit (tekanan tinggi) dan butuh bensin yang kuat. Sedangkan Pertalite bekerja optimal di ruang yang lebih renggang dengan tekanan yang lebih rendah.

3. Perbedaan Angka Nilai RON Kandungan Oktan (oktana) dan Heptana

perbedaan nilai ron pertamax dan pertalite

Perbedaan Pertamax dan Pertalite yang paling mendasar sebenarnya terletak pada nilai RON (Research Octane Number). Pertamax mempunyai nilai RON 92 dan Pertalite mempunyai nilai RON 90 yang tertera di SPBU. Nilai RON ini menunjukan berapa besar kandungan unsur octana (oktan) dari BBM tersebut.

Secara kimiawi BBM terdiri dari dua unsur utama, yaitu oktana dan heptana yang saling melengkapi. Oktana merupakan unsur yang sulit terbakar (tahan tekanan), sedangkan heptana adalah unsur yang mudah terbakar dengan sendirinya saat piston memadatkannya. Keseimbangan kedua unsur inilah yang menentukan kualitas pembakaran di dalam mesin motor kalian.

Secara teknis komposisi kimianya adalah sebagai berikut:

  • Pertamax: Mengandung unsur oktana 92% dan heptana 8%.
  • Pertalite: Mengandung unsur oktananya 90% dan heptananya 10%.

Komposisi campuran ini membuat Pertamax lebih tahan pada tekanan tinggi di dalam mesin modern saat ini. Sebaliknya, Pertalite lebih berisiko terbakar sendiri dan meledak sebelum waktunya jika mesin menekannya terlalu kuat. Inilah alasan kenapa motor kompresi tinggi haram meminum bensin oktan rendah.

4. Perbedaan Tingkat Penguapan dan Distilasi Dari Pertamax dan Pertalite

tingkat penguapan pertamax dan pertalite

Kita sering melewatkan poin teknis ini, yaitu karakteristik penguapan dan distilasi bahan bakar. Untuk Pertalite, BBM ini memiliki karakteristik penguapan 10% volume pada suhu maksimal 74° C. Selain itu, tingkat penguapan 50% volume terjadi pada suhu maksimal 125° C dan titik didih akhirnya berada pada 215° C.

Sedangkan Pertamax memiliki karakteristik yang lebih responsif, di mana penguapan 10% volume terjadi pada suhu maksimal 70° C. Tingkat penguapan 50% volumenya terjadi lebih cepat pada suhu maksimal 110° C. Data ini menunjukkan bahwa Pertamax bisa menguap pada temperatur lebih rendah dibandingkan Pertalite.

Jadi kalian harus hati-hati saat mengisi bensin Pertamax di siang hari yang terik karena uapnya cepat hilang. Tapi jangan hanya menilai sisi kerugiannya saja, karena mesin memerlukan penguapan dan distilasi ini untuk mendongkrak performa motor, Sobat. Semakin rendah temperaturnya maka performa motor akan semakin baik karena pemanasannya semakin cepat terjadi.

Selanjutnya, temperatur rendah untuk 10% penguapan menandakan kalian akan lebih mudah menghidupkan motor (Cold Start) di pagi hari. Dampak positif juga berlaku pada 50% penguapan yang rendah karena berpengaruh besar pada proses pembakaran dalam. Kalian akan sangat merasakannya pada karakter motor injeksi modern yang butuh respon cepat.

5. Perbedaan Pengaruh Terhadap Performa dan Tenaga Mesin

pengaruh pertamax dan pertalite terhadap performa motor

Kualitas performa mesin sangat bergantung pada besarnya ledakan dari campuran udara dan BBM yang piston padatkan. Semakin padat campuran tersebut, pastinya akan menghasilkan ledakan tenaga yang semakin besar juga. Unsur oktana yang tahan tekanan pada Pertamax lebih tinggi, sehingga BBM ini memberikan pengaruh lebih baik terhadap performa mesin.

Tapi ingat, hal ini berlaku dengan syarat rasio kompresi motor kalian memang mendukung atau cocok (rentang 10,1 : 1 hingga 11 : 1). Jika kurang dari itu, kalian tidak akan merasakan pengaruh signifikan karena keterbatasan kemampuan kompresi motor itu sendiri. Jadi jangan memaksakan pakai Pertamax kalau spek mesinnya memang rendah.

Tingkat pemadatan Pertamax dan Pertalite sebenarnya sama saja secara volume di ruang bakar. Besar ledakannya pun akan sama jika kalian menggunakannya di motor rasio rendah yang tidak butuh oktan tinggi. Namun Pertamax jelas unggul pada tingkat 50% penguapan dan distilasi yang mendongkrak akselerasi menjadi lebih spontan.

6. Perbedaan Tingkat Keiritan Pada Konsumsi BBM

keiritan konsumsi BBM dari pertamax dan pertalite

Urusan irit atau boros sebenarnya sangat tergantung pada jenis motor, karakter mesin, dan kebiasaan kalian berkendara. Kalian perlu memahami berbagai faktor teknis yang menjadi penyebab bensin motor boros agar tidak salah diagnosa. Misalnya, mesin SOHC cenderung lebih irit dari DOHC dan motor manual lebih hemat daripada matic.

Tapi jika motornya sama dan ridernya sama, penentunya kembali lagi ke kecocokan rasio kompresi bahan bakar. Jika seharusnya kalian isi Pertamax tapi memaksa isi Pertalite, maka jumlah kandungan heptana yang lebih besar akan memicu masalah. Risiko BBM meledak sebelum waktunya (pre-ignition) akan meningkat drastis dan merugikan mesin.

Apa akibatnya jika hal itu terjadi terus menerus? Mesin akan gagal mengonversi BBM menjadi tenaga secara utuh sehingga knalpot membuang banyak bensin sia-sia. Bukannya irit, tenaga motor malah jadi loyo dan konsumsi bensin jadi boros karena kalian harus menarik tuas gas lebih dalam.

Sebaliknya, jika seharusnya isi Pertalite tapi kalian memaksa mengisi Pertamax demi gengsi, maka kepadatan BBM akan kurang. Unsur oktana yang lebih besar di Pertamax itu tidak mudah terbakar jika piston tidak menekannya dengan kompresi tinggi. Akibatnya, busi hanya bisa membakar bahan bakar sebagian dan sisanya keluar lewat knalpot.

7. Perbedaan Efek Resiko Kerusakan Pada Mesin

kerusakan mesin karena salah isi pertamax dan pertalite

Poin ini juga berkaitan erat dengan kecocokan BBM dengan rasio kompresi mesin motor kalian. Jika kalian salah pilih bahan bakar, bukan cuma performa yang turun, tapi mesin bisa “jajan” banyak. Jika rasio kompresi mesinnya kurang cocok untuk menggunakan Pertamax (kempes), maka BBM yang gagal terbakar lama-lama akan menimbun kerak karbon.

Lebih parah lagi, kondisi pembakaran yang tidak sempurna ini bisa memicu fenomena fuel dilution yang berbahaya. BBM yang tidak terbakar tadi berpotensi menyusup ke poros engkol (crankshaft) melalui celah ring piston. Selanjutnya oli mesin akan bercampur bensin dan mengalami pengenceran yang parah.

Oli yang sudah encer kena bensin akan kehilangan fungsinya sebagai pelumas dan pelindung gesekan komponen. Kalian wajib paham tips memilih oli motor dan rajin mengeceknya agar mesin tidak jebol mendadak. Risiko kerusakan fatal juga mengintai mesin kompresi tinggi yang kalian paksa menenggak Pertalite.

Bahan bakar Pertalite yang meledak sebelum waktunya akan menyebabkan detonasi atau knocking (ngelitik) pada mesin. Ledakan atau detonasi ini menciptakan daya hantam besar yang berlawanan arah dengan gerak piston. Lama kelamaan stang seher (conrod) bisa bengkok, bahkan piston bisa pecah karena hantaman tersebut.

8. Perbedaan Warna Cairan Pada Pertamax dan Pertalite

perbedaan warna pertamax dan pertalite

Kalian bisa mengidentifikasi jenis BBM Pertamax, Pertalite, bahkan Pertamax Turbo lewat perbedaan warna visualnya yang mencolok. Untuk Pertalite, cairannya memiliki ciri khas berwarna Hijau terang yang mudah dikenali. Sedangkan Pertamax memiliki warna Biru, dan Pertamax Turbo biasanya berwarna Merah menyala.

Sebenarnya, Pertamina memberi warna pada BBM hanya sebagai pembeda visual (zat pewarna) untuk memudahkan operasional saja. Warna ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan tingkat keborosan hingga kualitas performa BBM tersebut. Jadi jangan percaya kalau ada yang bilang warna hijau bikin motor lebih pelan daripada warna biru.

Fungsi lain dari pewarnaan ini adalah untuk mencegah tindak kecurangan pengoplosan BBM di lapangan. Oknum curang akan lebih sulit mengoplos BBM karena warnanya akan berubah menjadi aneh dan keruh jika tercampur. Hal ini membantu konsumen untuk memverifikasi keaslian produk yang mereka beli secara kasat mata.

9. Perbedaan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Polusi

tingkat polusi udara akibat pertamax dan pertalite

Jika kita bicara tentang polusi udara dari Pertamax dan Pertalite, hal ini berhubungan erat dengan kandungan RON serta kadar sulfur di dalamnya. Nilai oktan yang semakin tinggi pada BBM akan menghasilkan proses pembakaran yang semakin sempurna di ruang mesin. Hasilnya, emisi gas buang (polusi) yang mesin hasilkan pun akan semakin rendah dan bersih.

Oleh karena itu, Pertamax cenderung menghasilkan polusi lebih sedikit dan lebih ramah lingkungan dibandingkan Pertalite. Selain itu, Pertamax juga sudah dilengkapi dengan formula pelindung anti karat yang menjaga mesin tetap bersih. Dengan menggunakan BBM yang lebih bersih, kalian turut berkontribusi mengurangi polusi udara di jalan raya.

10. Mitos dan Fakta Populer Seputar Pertamax vs Pertalite

honda CBR250RR Pertamax Turbo

Selain perbedaan teknis di atas, banyak sekali mitos yang beredar di tongkrongan bikers soal BBM ini. Yuk, kita luruskan satu per satu biar kalian gak salah kaprah dan malah merusak motor kesayangan. Sering banget kita denger tips-tips jalanan yang katanya bikin motor makin kencang atau makin irit, padahal belum tentu benar secara teknis.

Mitos 1: Mencampur (Mix) Pertamax dan Pertalite Bikin Oktan Jadi Pas?

Banyak bikers sengaja mencampur Pertamax dan Pertalite dengan rasio 50:50 dengan harapan dapat RON 91 yang pas. Faktanya, mencampur BBM beda kasta ini adalah tindakan yang kurang bijak, Bro. Kandungan aditif detergen (pembersih) di dalam Pertamax dan Pertalite memiliki formula yang berbeda sehingga berpotensi merusak struktur kimia bahan bakar dan menimbulkan endapan.

Namun ada PENGECUALIAN KHUSUS buat kalian pemilik motor sport kompresi tinggi (seperti CBR250RR gen awal) yang wajib minum RON 95 tapi BBM-nya susah didapat. Kalian bisa mencampur Pertamax (RON 92) dan Pertamax Turbo (RON 98) dengan perbandingan 50:50. Secara teori hitungan, campuran ini akan menghasilkan nilai oktan rata-rata di angka 95 yang aman untuk mesin kompresi tinggi.

Pencampuran ini relatif lebih aman karena keduanya adalah BBM Non-Subsidi kualitas tinggi dari pabrikan yang sama (Pertamina). Kuncinya adalah konsistensi takaran agar mesin tidak “kaget” dengan perubahan oktan yang drastis. Jika di daerah kalian ada Shell V-Power atau BP Ultimate (RON 95), tentu itu pilihan yang lebih praktis daripada harus meracik sendiri.

Mitos 2: Semakin Tinggi Oktan (RON), Motor Pasti Makin Kencang?

Ini adalah salah kaprah terbesar yang banyak bikers pemula percaya. Mengisi motor berasio kompresi rendah (misal Supra X lama atau Mio karbu) dengan Pertamax Turbo (RON 98) tidak akan mengubah motor jadi roket. Justru mesin akan sulit membakar BBM tersebut karena kompresinya tidak kuat menekan bensin beroktan tinggi.

Efeknya malah negatif, tenaga motor akan terasa ngempos (loyo) saat kalian menarik gasnya. Selain itu, suhu mesin akan menjadi lebih panas dari biasanya karena pembakaran yang lambat. Sisa bensin yang tidak terbakar sempurna juga akan menumpuk jadi kerak karbon di kepala piston.

Mitos 3: Motor Tua Dilarang Pakai Pertamax?

Faktanya, motor tua boleh saja pakai Pertamax asalkan kalian sudah menyesuaikan settingan pengapian (timing) agar pas. Namun, kalian perlu waspada pada komponen karet (seal) dan selang bensin di motor klasik yang usianya sudah tua. Pertamax memiliki sifat detergen (pembersih) yang cukup kuat dan bisa mengikis kotoran lama.

Pada motor tua yang komponen karet-karetnya sudah getas atau keras, penggunaan Pertamax kadang bisa bikin seal cepat melar atau bocor. Jadi pastikan kalian meremajakan kondisi part karet dan selang bensin dulu sebelum hijrah ke Pertamax. Langkah ini penting untuk mencegah kebocoran bahan bakar yang bisa membahayakan saat berkendara.

Tabel Ringkasan Perbedaan: Pertamax vs Pertalite

SpesifikasiPertalitePertamax
Nilai RON9092
Warna CairanHijauBiru
Kompresi Mesin9:1 s/d 10:110:1 s/d 11:1
Harga (Estimasi)Rp 10.000 (Subsidi)Rp 12.000++ (Non-Sub)
Efek MesinStandarLebih Bersih & Responsif

Jadi, kesimpulannya bukan soal mana yang paling mahal atau paling murah harganya ya, Sob. Tapi poin utamanya adalah mana yang paling SESUAI dengan spesifikasi mesin motor kalian saat ini. Jangan memaksakan gengsi kalau ujung-ujungnya malah merusak komponen mesin dalam jangka panjang.

Sebaiknya kalian cek buku manual motor masing-masing, lihat berapa rasio kompresinya, lalu pilih BBM yang tepat. Dengan begitu, motor akan lebih awet, performa mesin keluar maksimal, dan dompet tetap aman dari biaya servis. Semoga informasi ini bermanfaat buat kalian semua!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini