Beranda Tips & Trick Panduan Lengkap Memilih Jaket Touring: Dari Bahan & Protektor Terbaik

Panduan Lengkap Memilih Jaket Touring: Dari Bahan & Protektor Terbaik

115
0
panduan memilih jaket touring motor

Bagi para bikers sejati, touring atau perjalanan jauh pakai motor itu udah kayak candu. Sensasi bebas di jalan, melihat pemandangan baru, dan menaklukkan kilometer demi kilometer emang nggak ada duanya. Namun, perlu Sobat ingat bahwa touring bukan cuma soal mental dan motor yang prima. Apparel, terutama jaket, bukan sekadar gaya-gayaan. Sebaliknya, perlengkapan ini merupakan investasi utama untuk keselamatan dan kenyamanan kamu.

Jika salah pilih jaket, perjalanan yang harusnya seru bisa jadi sengsara. Entah itu kedinginan nembus kabut, basah kuyup keguyur hujan, atau yang paling parah, cedera karena proteksi yang nggak mumpuni. Oleh karena itu, Exmotoride sudah siapkan panduan memilih jaket touring paling lengkap. Kita akan bedah tuntas semua yang perlu kamu tahu, mulai dari bahan, protektor, sampai fitur-fitur kecil yang sering terlupakan.

Kenapa Jaket Touring Beda? Ini Bukan Jaket Harian Biasa

perbedaan jaet touring dengan jaket harian

Seringkali kita mikir, “Ah, pakai jaket denim atau jaket harian biasa juga bisa.” Meskipun bisa, tapi fungsinya beda banget, Bro! Produsen biasanya merancang jaket harian hanya untuk gaya atau sekadar menahan angin ringan. Sementara itu, pabrikan mendesain jaket touring khusus untuk kondisi ekstrem. Jaket ini harus siap menemani kamu berjam-jam, menahan terpaan angin kencang di kecepatan tinggi, memberi perlindungan dari cuaca tak menentu (panas terik sampai hujan badai), dan yang terpenting, melindungi tubuh saat terjadi insiden.

Singkatnya, jaket touring adalah baju zirah modern buat bikers. Selain harus kuat menahan abrasi aspal, jaket ini juga wajib punya bantalan peredam benturan (protektor), sekaligus harus ‘bernapas’ biar kamu nggak ‘rebus’ di dalam.

Bongkar Material Jaket: Cordura, Mesh, atau Kulit?

material bahan jaket touring motor

Sebenarnya, ini adalah pilihan pertama dan paling krusial. Pasalnya, bahan jaket menjadi penentu utama level proteksi, kenyamanan, dan bobot. Tentu saja beda bahan, beda karakter. Yuk, kita bedah satu per satu kelebihan dan kekurangannya.

1. Bahan Tekstil (Cordura, Poliester, Nylon)

Jenis ini adalah bahan paling umum dan paling serbaguna untuk jaket touring modern. Kamu pasti sering dengar istilah Cordura. Cordura sendiri adalah merek dagang untuk jenis kain nilon yang sangat kuat.

Biasanya, industri tekstil mengukur kekuatan bahan ini dalam satuan Denier (D), misalnya 600D, 800D, atau 1000D. Semakin tinggi angka Denier-nya, maka makin tebal dan makin kuat kain tersebut menahan gesekan (abrasi).

  • Kelebihan: Paling serbaguna. Selain tahan abrasi dengan baik, bahannya relatif ringan dibanding kulit, dan banyak produk yang sudah memiliki lapisan anti air. Perawatannya pun cukup gampang.
  • Kekurangan: Terkadang terasa kaku (terutama yang Denier-nya tinggi). Selain itu, nggak ‘seadem’ bahan mesh.
  • Ideal untuk: Rider serba bisa, touring jarak jauh dengan cuaca yang nggak menentu.

2. Bahan Mesh (Jaring)

Nah, buat kamu yang mayoritas riding di iklim tropis panas kayak Indonesia, bahan mesh adalah penyelamat. Jaket mesh menggunakan panel jaring-jaring besar di area dada, punggung, dan lengan bagian dalam untuk aliran udara maksimal.

Akan tetapi, jangan salah sangka. Jaket mesh yang bagus tetap mengombinasikan bahan jaring ini dengan bahan tekstil kuat (seperti Cordura) di area rawan benturan seperti bahu dan siku.

  • Kelebihan: Super adem! Aliran udara (ventilasi) adalah yang terbaik, sehingga bikin riding siang hari jadi jauh lebih nyaman.
  • Kekurangan: Sayangnya, proteksi abrasi tidak sekuat tekstil penuh atau kulit. Hampir pasti tidak anti air (kecuali ada lapisan liner tambahan yang bisa dilepas-pasang).
  • Ideal untuk: Riding harian, touring di cuaca panas, atau short trip.

3. Bahan Kulit (Leather)

Material ini adalah pilihan ‘klasik’ yang sampai sekarang masih memegang predikat level proteksi abrasi paling superior. Maka nggak heran kalau jaket balap (race suit) semuanya pakai kulit.

Berbeda dengan versi balap, jaket kulit touring biasanya lebih tebal dan punya potongan yang lebih santai. Produsen biasanya menggunakan kulit sapi (lebih tebal dan berat) atau kanguru (lebih tipis tapi kuat).

  • Kelebihan: Proteksi abrasi nomor satu. Sangat awet (jika kamu rawat), dan punya look yang gagah.
  • Kekurangan: Berat, panas (banget!), butuh perawatan ekstra pakai conditioner khusus, harga premium, dan kaku saat masih baru (butuh waktu break-in).
  • Ideal untuk: Rider sport-touring, yang mengutamakan proteksi di atas segalanya, atau yang sering riding di area beriklim sejuk/dingin.

4. Bahan Hybrid (Tekstil + Kulit)

Beberapa pabrikan mencoba menggabungkan yang terbaik dari dua dunia. Mereka membuat jaket dengan sasis utama dari bahan tekstil (untuk kenyamanan dan fitur anti air), namun menambahkan panel kulit di area high-impact (bahu dan siku) untuk proteksi abrasi ekstra.

  • Kelebihan: Keseimbangan yang baik antara proteksi, bobot, dan kenyamanan.
  • Kekurangan: Biasanya harganya cukup mahal. Selain itu, perawatannya agak repot karena menggabungkan dua material.

Tabel Perbandingan Bahan Jaket Motor

Biar nggak bingung, ini Exmotoride kasih rangkuman perbandingan bahan jaket motor dalam tabel simpel. Ingat, ini adalah panduan umum, ya!

FiturTekstil (Cordura)Mesh (Jaring)Kulit (Leather)
Proteksi AbrasiBaik – Sangat BaikCukupSuperior
Aliran Udara (Adem)Cukup (Tergantung Ventilasi)SuperiorBuruk
Kemampuan Anti AirSeringkali sudah (Liner/Coating)Jarang (Butuh Liner Tambahan)Tidak (Menyerap Air)
Bobot JaketSedangRinganBerat
PerawatanMudahMudahSulit (Butuh Perawatan Khusus)

Wajib Paham! Ini Soal Jaket Protektor

tingkatan protektor jaket untuk turing motor

Jaket touring tanpa jaket protektor itu sama saja bohong. Fungsinya cuma jadi penahan angin. Padahal, protektor adalah ‘baju zirah’ yang menyerap energi benturan saat terjadi insiden. Ini adalah nyawa dari jaket kamu, jadi jangan pernah kompromi soal ini.

Standar Protektor: CE Level 1 vs. CE Level 2

Kamu pasti sering lihat label ‘CE Certified’. CE (Conformité Européenne) adalah standar keselamatan Eropa. Untuk protektor, ada dua level yang umum:

  • CE Level 1: Ini adalah standar minimal. Protektor ini sudah lolos uji dan mampu menyerap energi benturan sampai batas yang ditentukan. Level ini sudah cukup baik untuk harian dan touring ringan.
  • CE Level 2: Ini adalah standar yang lebih tinggi. Faktanya, protektor CE Level 2 mampu menyerap energi benturan hampir DUA KALI LIPAT lebih baik daripada Level 1. Jelas lebih aman, meskipun biasanya sedikit lebih tebal atau lebih berat.

Saran Exmotoride: Untuk touring jarak jauh yang punya risiko lebih tinggi, usahakan selalu cari jaket yang minimal sudah pakai protektor CE Level 2, terutama di bagian punggung.

Posisi Protektor yang Krusial

Pastikan jaket kamu memiliki protektor (atau setidaknya slot untuk upgrade) di area-area vital ini:

  1. Bahu (Shoulders): Wajib ada. Ini area yang paling sering kena benturan.
  2. Siku (Elbows): Wajib ada. Biasanya protektor siku ini memanjang sampai ke lengan bawah (forearm).
  3. Punggung (Back Protector): Ini yang paling sering bikers remehkan. Sayangnya, banyak jaket murah cuma ngasih busa tipis (foam pad) yang nggak ada nilai proteksinya. Pastikan jaket kamu punya real back protector (CE Level 1 atau 2), atau paling tidak, sediakan kantongnya biar kamu bisa beli terpisah dan pasang sendiri.
  4. Dada (Chest Protector): Ini bonus, tapi makin banyak jaket touring modern menyediakannya (biasanya berupa slot untuk upgrade). Bagian ini sangat penting untuk melindungi organ vital dari benturan depan.

Material Protektor: Busa Kaku vs. ‘Pintar’ (D3O/SAS-TEC)

Pada awalnya, protektor itu hanyalah busa kaku yang keras. Memang aman, tapi nggak nyaman dan bikin gerak jadi kaku. Kini, teknologi sudah berkembang pesat. Ada material ‘pintar’ seperti D3O, SAS-TEC, atau SeeFlex.

Uniknya, protektor jenis ini punya sifat adaptif: saat kamu pakai secara normal, dia lentur dan fleksibel mengikuti bentuk tubuh (jadi nyaman banget!). Tapi begitu terjadi benturan keras dan tiba-tiba, molekulnya langsung mengunci dan mengeras seketika untuk menyerap energi. Hal ini merupakan salah satu tips touring motor pemula yang krusial dalam memilih apparel agar perjalanan tetap aman.

Fitur Tambahan yang Bikin Touring Makin Nyaman (dan Aman)

fitur tambahan gear touring motor

Jaket bagus bukan cuma soal bahan dan protektor. Justru detail-detail kecil inilah yang membedakan jaket touring premium dengan yang biasa. Berikut adalah fitur yang wajib kamu perhatikan:

1. Sistem Ventilasi Udara (Air Vents)

Fitur ini beda dengan jaket mesh, ya. Ini adalah panel ritsleting (biasanya di dada, ketiak, dan punggung) yang bisa kamu buka-tutup. Saat cuaca panas, kamu cukup buka ritsletingnya untuk membiarkan udara masuk (intake) dan keluar (exhaust). Sebaliknya, saat cuaca dingin atau hujan, kamu bisa tutup rapat. Alhasil, fitur ini bikin jaket tekstil jadi jauh lebih serbaguna.

2. Lapisan Anti Air (Waterproof Liner)

Musuh utama touring adalah hujan. Jaket motor anti air adalah solusi, tapi teknologinya ada beberapa macam:

  • Liner Dalam Lepas-Pasang (Detachable): Ini paling umum. Ada lapisan (kayak jas hujan tipis) di bagian dalam jaket yang bisa dilepas.
    • Pros: Fleksibel, bisa dilepas kalau nggak hujan biar lebih adem.
    • Cons: Jaket bagian luarnya tetap basah, jadi berat dan dingin.
  • Membran Laminasi (Laminated): Ini teknologi canggih (contoh: Gore-Tex). Lapisan anti airnya menyatu (tanpa celah) langsung dengan bahan luar jaket.
    • Pros: Air langsung ‘jatuh’ (kayak di daun talas). Jaket nggak jadi basah dan berat.
    • Cons: Harga super mahal!
  • Coating (DWR – Durable Water Repellent): Ini cuma lapisan tolak air di permukaan luar. Sayangnya, cuma efektif untuk gerimis atau hujan ringan. Hujan deras pasti tembus.

3. Lapisan Termal (Thermal Liner)

Buat kamu yang hobi touring ke dataran tinggi, Bromo, Dieng, atau riding malam hari, fitur ini hukumnya wajib. Ini adalah lapisan dalam (biasanya removable) yang tebal kayak jaket dacron, fungsinya untuk menjaga panas tubuh (insulasi). Jaket 3-in-1 (Outshell + Waterproof Liner + Thermal Liner) adalah jaket touring paling komplet.

4. Reflektor Cahaya (Visibility)

Sering kita abaikan, padahal fitur ini vital untuk keselamatan. Ini adalah panel-panel (biasanya di dada, punggung, dan lengan) yang memantulkan cahaya saat menerima sorotan lampu kendaraan lain. Efeknya bikin kamu ‘menyala’ dan sangat terlihat saat riding di malam hari atau kondisi minim cahaya (kabut/hujan).

5. Kantong (Pockets)

Touring butuh banyak kantong. Cek apakah jaket punya kantong yang cukup? Selanjutnya, apakah ada kantong dalam yang waterproof (penting buat simpan HP dan dompet)? Lalu, apakah ada kantong kargo besar di punggung (biasanya untuk menyimpan liner yang sedang tidak dipakai)?

Ukuran yang Pas Adalah Kunci (Cara Fitting Jaket)

fitting ukuran pas untuk jaket turing

Meskipun kamu beli jaket semahal apapun, kalau ukurannya nggak pas, itu bakal percuma. Sebab, jaket yang kedodoran bisa bikin protektor gampang geser dari posisinya saat jatuh. Di sisi lain, ukuran yang kesempitan justru bikin badan cepat pegal, sesak napas, bahkan aliran darah jadi nggak lancar.

Jangan Samakan dengan Ukuran Kaus

Ini kesalahan fatal. Ukuran ‘L’ jaket A belum tentu sama dengan ‘L’ jaket B. Apalagi beda merek, beda region (Eropa vs. Asia). Oleh sebab itu, selalu cek tabel ukuran (size chart) dari merek jaket yang kamu incar.

Panduan Mengukur Badan

Siapkan meteran kain. Ini 3 titik utama yang harus kamu ukur:

  1. Lingkar Dada (Chest): Ukur melingkar di bagian dada paling lebar, tepat di bawah ketiak.
  2. Lingkar Pinggang (Waist): Ukur di bagian pinggang alami kamu (biasanya sejajar pusar).
  3. Panjang Lengan (Sleeve): Ukur dari pangkal bahu sampai tulang pergelangan tangan. Posisikan lengan sedikit menekuk (seperti posisi memegang stang).

Setelah dapat angkanya, segera cocokkan dengan size chart.

Tips Saat Mencoba Jaket

Kalau kamu coba jaket di toko, lakukan langkah-langkah ini:

  • Coba dengan Posisi Riding: Jangan cuma berdiri tegak. Coba duduk dan rentangkan tangan ke depan seolah-olah memegang stang. Rasakan, apakah ada yang menarik di bahu? Apakah punggung bagian bawah terekspos? Idealnya, jaket touring yang baik punya potongan belakang lebih panjang (drop tail) untuk menutupi punggung saat membungkuk.
  • Cek Posisi Protektor: Pastikan protektor bahu pas di ‘mangkuk’ bahu kamu. Selain itu, protektor siku harus pas menutupi tulang siku.
  • Pakai Liner: Coba pakai jaket dengan semua liner (termal dan anti air) terpasang. Apakah masih nyaman atau jadi sesak? Ingat, jaket harus menyisakan sedikit ruang untuk base layer.
  • Cari Adjuster: Jaket touring yang bagus punya banyak ‘setelan’ (adjuster) berupa velcro, kancing, atau sabuk di bagian pinggang, lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan. Fungsinya agar jaket bisa ‘memeluk’ badan dengan pas dan nggak berkibar (flapping) saat kena angin di kecepatan tinggi.

Rekomendasi Jaket Berdasarkan Kebutuhan

rekomendasi jaet touring sesuai kebutuhan

Setelah tahu semua teorinya, sekarang Exmotoride kasih beberapa rekomendasi jaket berdasarkan tipe riding kamu, biar nggak salah pilih.

Tipe 1: Si Petualang Segala Cuaca (All-Weather Adventure)

Jika kamu adalah rider yang siap menempuh ribuan kilometer, nggak peduli panas, hujan, atau dingin, maka kamu butuh jaket ‘tempur’ yang serba bisa.

  • Cari: Jaket bahan tekstil (Cordura 600D ke atas), model 3-in-1 (Outshell + Waterproof Liner + Thermal Liner). Pastikan punya banyak ventilasi udara (air vents) dan kantong. Protektor wajib CE Level 2.

Tipe 2: Penakluk Cuaca Panas (Tropical Rider)

Bagi yang lebih banyak riding di siang hari, terutama di cuaca tropis yang panasnya menyengat, tentu prioritas utamanya adalah adem.

  • Cari: Jaket Mesh. Pastikan area bahu dan sikunya tetap pakai bahan tekstil yang kuat. Pilih yang punya liner anti air removable, jadi bisa dipakai buat jaga-jaga kalau tiba-tiba hujan.

Tipe 3: Si Pecinta Cepat (Sport-Touring)

Apakah kamu suka touring, tapi juga suka ‘miring-miring’ di tikungan? Kalau iya, kamu butuh jaket yang aerodinamis dengan proteksi tinggi.

  • Cari: Jaket Kulit atau Hybrid (Kulit + Tekstil). Fit-nya harus ketat (race fit) untuk mengurangi hambatan angin. Protektor eksternal (slider) di bahu atau siku adalah nilai plus.

Kalau kamu butuh inspirasi lebih lanjut soal unit motor yang cocok buat diajak jalan jauh dengan jaket barumu, kamu bisa cek daftar motor touring paling nyaman untuk perjalanan jauh.

Merawat Jaket Touring Biar Awet Bertahun-tahun

cara merawat dan membersihkan jaket touring motor

Mengingat jaket touring itu investasi mahal, jadi rawatlah baik-baik. Jangan asal lempar ke mesin cuci! Berikut tipsnya:

  • Lepas Protektor: Selalu lepas semua protektor (bahu, siku, punggung) dan semua liner bagian dalam sebelum mencuci.
  • Cuci Manual: Cara terbaik adalah cuci manual pakai tangan. Gunakan air dingin dan sabun lembut (sabun bayi atau sabun khusus pembersih apparel). Jangan disikat kasar, cukup dikucek pelan.
  • Bilas Tuntas: Pastikan tidak ada sisa sabun yang tertinggal.
  • Jangan Diperas: Hindari memeras jaket dengan cara dipelintir. Cukup tekan-tekan pelan untuk mengeluarkan air.
  • Angin-anginkan: Gantung jaket di tempat teduh yang sirkulasi udaranya bagus. Jangan pernah jemur jaket di bawah sinar matahari langsung karena bisa merusak bahan dan lapisan anti airnya.
  • Perawatan Kulit: Khusus jaket kulit butuh perawatan beda. Bersihkan pakai lap lembap, lalu oleskan pelembap/conditioner kulit secara berkala agar tidak kering dan retak.

Investasi Keselamatan yang Tak Ternilai

jaket touring motor adalah investasi keselamatan di jalan

Memilih jaket touring memang kelihatan rumit dengan banyaknya pilihan bahan, fitur, dan teknologi. Tapi percayalah, semua kerumitan ini sepadan. Pasalnya, jaket adalah gear keselamatan kedua terpenting setelah helm. Salah pilih jaket bisa berakibat fatal.

Oleh sebab itu, jangan pernah mengorbankan kualitas protektor dan bahan hanya demi harga murah. Jaket yang tepat akan melindungi kamu dari cedera, menjaga kamu tetap nyaman di segala cuaca, dan membuat kamu bisa lebih fokus menikmati perjalanan. Ingat, ini bukan pengeluaran, melainkan investasi untuk nyawa dan kenyamanan kamu di atas roda dua.

Semoga panduan memilih jaket touring lengkap dari Exmotoride ini membantu kamu menemukan ‘baju zirah’ yang paling pas. Jangan lupa juga lengkapi dirimu dengan perlengkapan wajib touring lainnya biar persiapanmu makin matang. Nah, kalau Bro sendiri lebih tim jaket Mesh yang adem atau jaket Kulit yang gagah nih? Tulis di kolom komentar ya!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini