Dompet rasanya makin tipis karena harus bolak-balik ke pom bensin? Merasa jarak tempuh per liter motor kamu makin pendek dan tarikannya makin berat? Kamu enggak sendirian. Ini adalah masalah klasik yang bikin pusing banyak *bikers*. Pastinya kamu harus tau dulu semua penyebab bensin motor boros yang cukup menguras isi dompet.
Seringkali, kita menyalahkan jarak tempuh, kemacetan, atau kualitas bensin. Padahal, ‘tersangka’ utamanya seringkali ada di kondisi motor kita sendiri yang mungkin ‘tidak sehat’. Jangan buru-buru panik dan mikir harus turun mesin. Ada banyak sekali penyebab bensin motor boros, mulai dari yang sepele banget sampai yang memang butuh penanganan serius.
Exmotoride sudah menyusun ‘kitab’ terlengkap. Kita akan bongkar tuntas 17 biang kerok yang bikin motor kamu jadi ‘haus’ parah sama apa yang namanya bensin. Kita mulai dari yang paling gampang kamu cek sendiri!
Faktor Eksternal & Kebiasaan (Paling Gampang Dicek)

Sebelum kita menyalahkan mesin, coba introspeksi dulu tiga hal ini. Percaya atau tidak, sebagian besar kasus motor boros bensin berawal dari faktor eksternal dan kebiasaan sepele yang sering kita abaikan.
1. Tekanan Angin Ban Kurang
Ini dia penyebab paling umum, paling sepele, tapi dampaknya paling besar. Ban yang kempis atau tekanannya di bawah standar pabrikan akan memperlebar area tapak ban yang bersentuhan dengan aspal. Akibatnya, gesekan gelinding (rolling resistance) jadi makin besar. Mesin butuh tenaga ekstra besar hanya untuk membuat roda berputar. Hasilnya? Mesin kerja lebih keras dan menyedot bensin lebih rakus dari biasanya.
2. Gaya Berkendara Agresif
Cara kamu ‘memelintir’ gas sangat menentukan. Kalau kamu tipe stop-and-go yang agresif—bejek gas dalam-dalam secara tiba-tiba lalu mengerem mendadak—kamu memaksa mesin menyedot bensin dalam jumlah banyak seketika. Pembakaran jadi tidak efisien. Berkendara di kemacetan parah juga otomatis membuat motor boros karena mesin terus menyala (idle) tapi jarak tempuh tidak bertambah.
3. Beban Berlebih & Aerodinamika Terganggu
Setiap motor punya batas daya angkut. Jika kamu terus-menerus membawa beban berat (misalnya sering berboncengan atau membawa barang bawaan super berat), wajar jika konsumsi BBM meningkat. Selain itu, penggunaan aksesoris seperti side box atau top box yang besar juga menambah bobot sekaligus merusak aerodinamika motor. Angin akan jadi ‘tembok’ yang harus dilawan mesin, butuh tenaga (dan bensin) ekstra.
Masalah Perawatan Rutin yang Sering Terlupa

Jika tiga hal di atas aman, sekarang waktunya cek area perawatan. Komponen-komponen ini butuh perhatian rutin. Jika diabaikan, efisiensi bahan bakar pasti jadi korbannya.
4. Filter Udara Kotor
Bayangkan kamu lari sambil hidung tersumbat. Pasti ngos-ngosan! Begitu juga mesin. Mesin butuh campuran ideal antara udara bersih dan bensin untuk pembakaran sempurna. Jika filter udara kotor penuh debu, pasokan udara ke ruang bakar jadi terhambat. Campuran bahan bakar otomatis menjadi “kaya” (terlalu banyak bensin, kurang udara). Bensin tidak terbakar sempurna, tenaga loyo, dan banyak BBM terbuang jadi asap hitam.
5. Busi Sudah Aus atau Lemah
Busi adalah pemantik api. Busi yang sudah aus, kotor berkerak, atau celahnya tidak tepat akan menghasilkan percikan api yang kecil atau tidak konsisten. Pembakaran pun jadi tidak efisien. Bensin yang sudah masuk ke ruang bakar tidak meledak dengan sempurna, membuat tenaga mesin loyo dan bensin terbuang percuma. Ciri busi yang boros biasanya berwarna hitam pekat dan basah saat dibuka.
6. Oli Mesin Tidak Sesuai (Kualitas/Viskositas)
Oli adalah darah bagi mesin. Oli yang sudah jelek, kotor, atau volumenya berkurang drastis akan kehilangan kemampuan lumrikasinya. Gesekan internal mesin (piston, stang seher, dll.) jadi sangat kasar. Mesin butuh tenaga ekstra hanya untuk melawan gesekan internalnya sendiri. Selain itu, penggunaan oli yang terlalu kental (viskositas tidak sesuai spek pabrikan) juga membuat kerja mesin jadi berat, terutama saat mesin masih dingin.
7. Kualitas Bahan Bakar Rendah (Oktan Tidak Sesuai)
Setiap mesin motor modern punya rasio kompresi yang sudah diatur pabrik. Mesin kompresi tinggi (biasanya motor baru) butuh bensin beroktan tinggi. Jika kamu ‘memaksa’ mesin kompresi tinggi minum bensin oktan rendah, akan terjadi knocking atau ‘ngelitik’ (pembakaran dini). Sensor knock (jika ada) akan memberi sinyal ke ECU untuk memundurkan waktu pengapian, yang efeknya membuat pembakaran tidak optimal, tenaga turun, dan ujung-ujungnya jadi boros.
8. Penyaluran Tenaga (Rantai & CVT)
Tenaga mesin harus sampai ke roda. Jika penyalurannya bermasalah, tenaga akan ‘tercuri’ di tengah jalan.
- Motor Rantai: Rantai yang terlalu kendor, terlalu kencang, atau kotor dan kering akan ‘mencuri’ banyak tenaga mesin. Putaran roda jadi berat, mesin kerja ekstra.
- Motor Matic: Area CVT yang kotor penuh debu, v-belt yang sudah getas/retak, atau roller yang peyang akan menghambat penyaluran tenaga. Tenaga mesin banyak terbuang di area CVT sebelum sampai ke roda belakang.
Masalah Komponen (Waktunya Panggil Mekanik)

Sudah cek semua di atas tapi masih boros? Nah, kemungkinan masalahnya lebih serius dan butuh penanganan mekanik. Ini adalah komponen-komponen yang sering jadi biang keladi.
9. Setelan Karburator Tidak Tepat (Khusus Motor Karbu)
Bagi pemilik motor karburator, setelan karburator boros adalah musuh utama. Setelan angin (air screw) yang salah, atau ukuran pilot jet/main jet yang terlalu besar (mungkin bekas oprekan) akan membuat campuran bensin terlalu kaya alias ‘basah’. Gejalanya bisa berupa asap knalpot yang bau bensin menyengat, ‘brebet’ di putaran tertentu, atau busi yang cepat hitam.
10. Sensor Injeksi Kotor atau Rusak (Khusus Motor Injeksi)
Motor injeksi memang canggih, tapi juga sensitif. Sistem ini mengandalkan banyak sensor untuk mengirim data ke ECU (Electronic Control Unit). Jika sensor penting kotor atau mulai rusak, datanya jadi ‘ngaco’. Sensor O2 (oksigen), Sensor TPS (posisi gas), dan Sensor Suhu (EOT/ECT) yang kotor bisa memberi data salah ke ECU, sehingga ECU memerintahkan semprotan bensin yang jauh lebih banyak dari yang seharusnya. Ini adalah bagian dari teknologi roda 2 modern yang butuh pemindaian khusus.
11. Kampas Kopling Aus (Manual & Matic)
Tenaga mesin tidak akan tersalur sempurna ke roda jika kopling selip.
- Motor Manual: Kampas kopling yang aus akan selip. Gejalanya, putaran mesin meraung tinggi saat gas ditarik, tapi laju motor tidak sebanding (lemot). Tenaga mesin terbuang jadi panas.
- Motor Matic: Kampas ganda yang aus atau mangkok kopling yang kotor/aus juga menyebabkan selip. Gejala awalnya biasanya ‘gregel’ atau getar saat start awal.
12. Rem ‘Ngerem’ Terus (Drag Brake)
Ini masalah sepele tapi fatal. Rem yang ‘mengunci’ atau ‘nyangkut’ sedikit saja akan membuat laju motor sangat berat. Penyebabnya bisa karena piston kaliper rem cakram yang macet (kotor), atau setelan rem tromol yang terlalu ketat. Kamu seperti jalan sambil ‘ditarik’ rem. Wajar jika mesin butuh bensin lebih banyak untuk melawannya.
13. Bearing Roda Macet atau Seret
Mirip dengan kasus rem macet, tapi ini dari dalam roda. Bearing (laher) roda yang sudah aus, kering gemuknya, atau bahkan pecah akan menciptakan gesekan berlebih yang konstan. Laju motor jadi berat, kadang disertai bunyi gemuruh dari area roda. Mesin harus kerja ekstra keras untuk memutar roda yang seret.
Biang Kerok ‘Kelas Berat’ (Masalah Mesin Serius)

Jika 13 hal di atas sudah diperiksa dan masih boros, kemungkinan besar masalahnya ada di ‘jantung’ pacu motor kamu. Ini adalah masalah mekanis berat yang butuh pembongkaran.
14. Kebocoran Kompresi Mesin
Kompresi yang padat adalah kunci tenaga. Jika kompresi bocor, tenaga mesin akan ‘ngempos’ parah. Penyebabnya bisa dari ring piston yang sudah lemah atau baret, atau setelan klep yang terlalu rapat (klep tidak menutup sempurna). Bensin yang masuk tidak terkompresi dengan baik, pembakaran tidak sempurna, dan tenaga banyak terbuang.
15. Sistem Pengapian Lemah (Selain Busi)
Busi mungkin baru, tapi bagaimana dengan ‘penyuplai’ apinya? Koil yang sudah lemah atau mau mati, atau CDI/ECU yang mulai bermasalah, bisa menghasilkan percikan api yang kecil di busi. Api yang kecil tidak akan mampu membakar campuran bensin dan udara secara sempurna, terutama di RPM tinggi. Hasilnya? Bensin terbuang sia-sia.
16. Knalpot Mampet (Gas Buang Terhambat)
Mesin tidak hanya soal ‘masuk’, tapi juga soal ‘keluar’. Jika saluran knalpot tersumbat (entah karena kerak karbon yang menumpuk atau catalytic converter yang hancur dan menyumbat), mesin akan bekerja ekstra keras hanya untuk membuang gas sisa pembakaran. Tenaga jadi tertahan dan mesin ‘tercekik’, yang berujung pada konsumsi bensin yang boros.
17. Sistem Pendingin Bermasalah (Suhu Tidak Ideal)
Mesin punya suhu kerja ideal. Jika sistem pendingin bermasalah, suhu ini tidak akan tercapai.
- Overheat: Mesin yang terlalu panas (karena radiator mampet, air radiator habis, atau kipas mati) akan membuat pembakaran tidak efisien dan merusak komponen.
- Terlalu Dingin: Ini juga masalah! Jika termostat macet dalam posisi ‘terbuka’ (di motor berpendingin cairan), mesin akan sulit mencapai suhu kerja idealnya. ECU atau karburator akan ‘membaca’ mesin masih dingin dan terus-menerus menyuplai campuran bensin yang ‘kaya’ (seperti kondisi ‘choke’ nyangkut).
Checklist Cepat: Cara Menghemat BBM Motor Kamu

Bingung mulai dari mana? Tenang, Exmotoride berikan daftar periksa cepat yang bisa langsung kamu lakukan. Mulailah dari yang paling gampang dan paling murah!
- Cek Tekanan Ban: Pastikan sesuai standar pabrikan saat ban dingin. Ini wajib!
- Ubah Gaya Berkendara: Jaga RPM stabil, kurangi bejek gas dan rem mendadak.
- Periksa Filter Udara: Buka boks filter, bersihkan, atau ganti jika sudah terlalu kotor.
- Cek Rem & Bearing Roda: Pastikan roda depan dan belakang berputar lancar saat motor distandar tengah. Tidak ada yang seret atau macet.
- Lumasi Rantai / Bersihkan CVT: Cek ketegangan rantai dan lumasi. Untuk matic, jadwalkan pembersihan CVT rutin.
- Cek Busi & Oli: Kapan terakhir ganti busi dan oli? Jika sudah waktunya, segera ganti dengan spek yang sesuai.
- Pergi ke Bengkel: Jika 6 langkah di atas sudah aman tapi motor masih boros, minta mekanik mengecek area kompresi, kopling, karburator, atau sensor injeksi.
Motor Irit Adalah Cerminan Motor Sehat

Pada akhirnya, motor yang irit adalah cerminan dari motor yang sehat. Sebanyak 17 penyebab bensin motor boros ini membuktikan bahwa setiap komponen saling berkaitan. Jangan tunggu sampai parah, mulailah melakukan pengecekan dari hal yang paling mudah dan murah, seperti tekanan ban.
Dengan perawatan rutin yang telaten dan gaya berkendara yang lebih ‘bijak’, kamu enggak cuma menghemat bensin dan isi dompet, tapi juga memperpanjang umur mesin motor kesayangan kamu. Kalau kamu sedang mencari motor baru yang iritnya dari lahir, cek juga daftar rekomendasi motor matic paling irit BBM dari kami.







