Pada masa lalu, jika kamu ingin mencari informasi mendalam mengenai motor atau mobil baru, jalurnya sangatlah terbatas. Biasanya, kita hanya bisa mengandalkan majalah bulanan, menonton acara otomotif di televisi pada akhir pekan, atau sekadar bertanya-tanya kepada mekanik di bengkel langganan. Akan tetapi, saat ini situasi dunia sudah berjungkir balik secara total. Kamu tinggal membuka aplikasi seperti YouTube, Instagram, atau TikTok, dan seketika itu juga semua informasi tersebut langsung tersedia di genggaman tangan.
Oleh karena itu, peran seorang influencer otomotif menjadi sangat vital dalam ekosistem ini. Mereka berhasil mengubah total cara kita “berkenalan” dengan kendaraan baru. Proses yang tadinya hanya sebatas membaca brosur spesifikasi yang membosankan, kini berubah menjadi pengalaman virtual yang seru. Melalui konten mereka, kita bisa ikut merasakan impresi berkendaranya seolah-olah kita sedang memegang setir atau stang motor tersebut. Fenomena ini tidak hanya memudahkan konsumen, tetapi juga memaksa industri otomotif untuk beradaptasi dengan cara pemasaran yang benar-benar baru.
Jika kita berbicara secara khusus mengenai dunia roda empat, kamu pasti langsung teringat pada nama-nama besar yang mendominasi jagat maya. Sebut saja trio “sultan” youtuber otomotif papan atas seperti Fitra Eri, Ridwan Hanif, dan Om Mobi. Gaya pembawaan mereka sangat berbeda satu sama lain. Ada yang fokus pada review mendalam dan teknis, ada yang jago ‘mengompori’ soal jual-beli dan gadget canggih, serta ada pula yang gayanya lebih santai, misterius, dan penuh komedi. Ketiga sosok ini sudah seperti raksasa yang menguasai segmen mobil di dunia digital Indonesia.
Meskipun demikian, tunggu dulu. Bagaimana nasib kita, para bikers sejati? Dunia roda dua itu jelas berbeda, Bro! Seleranya beda, teknologinya beda, dan “rasa”-nya juga sangat berbeda. Kita tidak bisa menyamakan begitu saja audiens motor dengan mobil. Untungnya, di segmen motor, kita juga memiliki “raja-raja” konten sendiri. Mereka ini tidak kalah gahar dan punya pengaruh luar biasa dalam menentukan tren modifikasi maupun gaya berkendara di jalanan.
Beda Arena, Beda Jagoan: Raksasa Roda 4 vs Raja Roda 2

Sebelum kita membedah lebih jauh siapa saja jagoan motor, sangat penting buat kamu mengerti dulu alasan mendasar kenapa dunianya berbeda. Faktanya, tidak semua reviewer mobil otomatis mengerti motor, begitu juga sebaliknya. Ini menyangkut soal fokus, keahlian spesifik, dan passion yang mendalam. Namun, hal yang harus kamu garis bawahi di sini adalah biasanya influencer roda 4 sesekali mereview juga roda 2 sebagai konten selingan. Sebaliknya, influencer roda 2 itu benar-benar mendedikasikan hidupnya hanya untuk mengulas sepeda motor.
Mengapa Review Mobil dan Motor Itu Berbeda?
Secara sederhana, perbedaannya terletak pada fokus sensorik. Review mobil (seperti yang sering Fitra Eri atau Ridwan Hanif bawakan) banyak berfokus pada kenyamanan kabin, kepraktisan bagasi, fitur infotainment, dan handling dari perspektif pengemudi yang duduk nyaman di dalam kotak besi ber-AC. Mereka akan membicarakan tingkat kesenyapan kabin, empuknya bantingan suspensi, dan seberapa canggih head unit-nya dalam memanjakan penumpang.
Di sisi lain, review motor jauh lebih personal, fisik, dan “mentah”. Kita berbicara mengenai feeling getaran mesin di selangkangan, ergonomi (segitiga berkendara), respons gas yang instan, handling yang menyatu dengan pergerakan badan, sampai suara knalpot yang bisa membuat merinding. Review motor itu soal pengalaman sensorik yang total dan menyeluruh. Hal ini menyangkut passion yang lebih liar dan jujur. Kamu tidak bisa memalsukan ekspresi takut atau senang saat memacu motor hingga 200 km/jam, sangat berbeda dengan ekspresi di dalam mobil yang cenderung lebih tenang.
Peran Unik Blog dan VLog di Dunia Motor
Selain itu, ada satu hal yang unik di dunia motor. “Generasi tua” influencer-nya justru lahir dari blog berbasis teks, bukan langsung terjun ke format video. Hal ini sedikit berbeda dengan Om Mobi atau Ridwan Hanif yang dari awal sudah identik dengan format visual di YouTube. Para blogger motor legendaris ini punya basis massa yang sangat fanatik. Mengapa demikian? Karena ulasan mereka super detail, analitis, dan seringkali… mereka mendapatkan bocoran alias “bisikan gaib” tentang produk yang belum rilis dari sumber internal pabrikan.
Tiga “Raja” Influencer Otomotif Roda 2 Indonesia

Baiklah, saatnya kita berkenalan dengan pentolan-pentolan di dunia review motor Indonesia. Meski jumlahnya sangat banyak dan kamu mungkin sudah tahu beberapa motovlogger populer di Indonesia lainnya, tiga nama ini (menurut pandangan Exmotoride) memiliki dampak dan ciri khas yang paling menonjol. Mereka layak kita sebut sebagai representasi dari tiga pilar utama informasi motor di Tanah Air.
1. Iwan Banaran (IWB) – Sang “Raja” Bocoran dan Komparasi Panas

Siapa biker di Indonesia yang tidak mengenal nama Iwan Banaran? Lewat blog legendarisnya (iwanbanaran.com) dan kini merambah kuat di platform YouTube, IWB menjadi rujukan utama buat siapa saja yang mencari spoiler motor baru. Bayangkan saja, motornya belum launching secara resmi, tetapi IWB seringkali sudah punya gambaran wujudnya, kode mesinnya, atau bahkan fitur-fitur kuncinya.
Ciri Khas Konten IWB:
- Gaya Blak-blakan: IWB selalu tampil dengan gaya “medok” khas Jawa Timuran yang kental. Dia bicara ceplas-ceplos dan tidak suka memakai basa-basi. Kalau sebuah motor jelek, dia akan bilang jelek. Sebaliknya, kalau bagus, dia akan mengacungkan jempol dengan jargon andalannya “Juoz Gandoz”.
- Komparasi H2H (Head-to-Head): IWB sangat jago dalam membuat konten komparasi “panas”. Dia sering langsung membandingkan dua motor rival di satu frame. Selanjutnya, dia tidak ragu menunjukkan kelebihan dan kekurangan masing-masing secara gamblang di depan kamera, yang sering memicu diskusi seru di kolom komentar.
- “Raja Intel”: Inilah kekuatan terbesarnya. Jaringan “intel”-nya di internal pabrikan sepertinya sangat kuat dan luas. Akibatnya, dia menjadi barometer rumor paling terpercaya di Indonesia. Jika IWB sudah bilang “terpantau”, biasanya tingkat akurasinya mencapai 90%.
- Bahasa Merakyat: Dia konsisten memakai sapaan “Lek” dan “Cak”. Hal ini membuat audiens merasa dekat, seolah-olah sedang mengobrol santai dengan teman di warung kopi.
Dampaknya: IWB bertindak sebagai “penjaga gawang” ekspektasi bikers. Bocorannya bisa membuat heboh jagat otomotif. Bahkan, seringkali hal ini “memaksa” pabrikan untuk segera memberikan klarifikasi atau mempercepat jadwal rilis produk mereka.
2. Taufik (TMCBlog) – Si Analis Data dan Teknologi Balap

Jika IWB kita sebut sebagai “raja kompor”, maka Taufik Hidayat lewat TMCBlog adalah “profesor”-nya. Beliau ini memiliki pendekatan yang sangat analitis, teknis, dan selalu berbasis data valid. TMCBlog adalah kitab suci buat kamu yang tidak hanya ingin tahu wujud motornya, tetapi juga ingin paham “kenapa” motor itu bisa berperforma seperti itu.
Ciri Khas Konten TMCBlog:
- Data-Driven: TMCBlog adalah tempat yang paling tepat kalau kamu mencari ulasan mendalam soal teknologi mesin, paten desain baru, sampai analisis balap MotoGP. Wak Haji Taufik, sapaan akrabnya, sering banget membahas hal-hal teknis yang rumit dengan cara yang lumayan mudah orang awam pahami.
- Pengujian Presisi: Beliau sering memakai alat ukur presisi buat review agar hasilnya objektif. Misalnya, dia menggunakan RaceLogic untuk mengukur akselerasi 0-100 km/jam secara akurat. Selain itu, dia juga mengukur konsumsi bensin dengan metode full-to-full yang terstandar.
- Fokus di Balap: TMCBlog punya porsi besar untuk membahas dunia balap internasional. Analisisnya soal aerodinamika, ban, atau strategi tim seringkali jauh lebih dalam daripada media mainstream biasa.
Dampaknya: TMCBlog secara aktif “mencerdaskan” konsumen Indonesia. Dia mengajarkan kita untuk tidak hanya melihat desain luar yang keren, tetapi juga paham soal spek teknis, teknologi VVA, eSP+, quickshifter, dan teknologi jeroan mesin lainnya.
3. Den Dimas (Bubur Ayam Racer) – Sang Sinematografer Motovlog Lifestyle

Nah, sosok yang satu ini mewakili beda generasi dan beda genre. Den Dimas (dulu terkenal dengan nama Bubur Ayam Racer) adalah representasi era baru youtuber otomotif yang fokus di lifestyle dan visual yang “cantik”. Kalau IWB dan TMCBlog adalah “otak” dari review motor, maka Den Dimas adalah “hati”-nya.
Ciri Khas Konten Den Dimas:
- Sinematik: Ini adalah kata kuncinya. Channel YouTube Den Dimas sangat memanjakan mata penonton. Color grading-nya keren, pengambilan gambarnya sangat sinematik, dan musiknya selalu pas dengan suasana video.
- Storytelling: Review-nya bukan melulu soal adu spek teknis yang membosankan. Sebaliknya, dia lebih fokus ke cerita dan pengalaman berkendara. Pertanyaan seperti “Motor ini enaknya dibawa ke mana?” atau “Gimana rasanya riding pakai motor ini pas hujan?” sering dia jawab dengan visual yang indah.
- Lifestyle & Fashion: Den Dimas sukses membangun image “cowok motor” yang estetik. Dia sering membahas helm, jaket, sepatu, dan apparel berkendara. Dengan demikian, dia membuat kegiatan riding itu kelihatan keren, fashionable, dan menjadi bagian dari lifestyle urban.
- Dunia Kustom: Dia juga sering bermain di dunia sepeda motor kustom. Segmen ini punya penggemar fanatik sendiri yang menyukai seni modifikasi.
Dampaknya: Den Dimas berhasil menggeser paradigma review motor. Dia membuktikan bahwa review motor tidak harus kaku dan teknis. Dia menjual “mimpi” dan “rasa” dari sebuah motor, yang sukses menggaet audiens muda (Gen Z) yang mengutamakan estetika.
Dampak Nyata Para “Panutan” Roda Dua Ini ke Dompet Kita

Memiliki follower dan subscriber jutaan orang, jelas membuat omongan mereka sangat didengar. Pengaruh ini tidak hanya berdampak pada kita sebagai konsumen, tetapi juga pada keputusan pabrikan! Berikut adalah dampak nyata para influencer otomotif ini di industri yang perlu kamu ketahui.
Menggeser “Sales” Menjadi “Teman”
Dulu, kita cenderung percaya 100% pada brosur atau omongan sales di dealer. Namun sekarang, situasinya berubah total. Kita lebih percaya sama Iwan Banaran yang bilang motor A gredek, Wak Haji Taufik yang bilang motor B akselerasinya tembus sekian detik, atau Den Dimas yang bilang motor C feel-nya asyik buat fenomena sunmori. Mereka memposisikan diri sebagai “teman” yang memberi masukan jujur, bukan sebagai “penjual” yang mengejar komisi semata.
Menentukan Arah Tren (dan Penjualan)
Konsekuensinya, satu video review jelek dari influencer besar bisa membuat penjualan sebuah produk menjadi seret. Sebaliknya, satu video review positif bisa membuat motor jadi “gaib” alias inden di mana-mana karena ludes terjual. Pabrikan (ATPM) sekarang sangat sadar soal ini. Mereka “berebut” untuk mendapatkan slot review positif dari para influencer kunci. Bahkan, masukan dari kolom komentar video mereka sering menjadi bahan pertimbangan utama pabrikan untuk merancang produk facelift berikutnya.
Nggak Cuma Roda Empat, Roda Dua Juga Punya “Wawasan”

Mari kita kembali lagi ke perbandingan awal artikel ini. Meski para sultan mobil kayak Fitra Eri dan Om Mobi sesekali mencoba motor, fokus utama mereka tetaplah di roda empat. Mereka mungkin bisa memberi impresi awal, tapi kedalaman ulasannya pasti berbeda dengan spesialis roda dua.
Fokus Adalah Kunci
Di sinilah letak perbedaan kuncinya. Para influencer motor yang kita bahas tadi (IWB, TMC, Den Dimas) mendedikasikan waktu dan energi mereka sepenuhnya buat roda dua. Mereka mengerti seluk-beluknya secara mendalam, mulai dari motor matic harian, sport bike sirkuit, sampai moto trail trabasan.
Pengetahuan mereka sangat spesifik. Mereka paham bedanya sensasi mesin V-Twin, 2 silinder inline, atau 4 silinder. Mereka paham istilah counter-steer, apex, sampai riding posture yang benar. Ini adalah wawasan roda 2 yang tidak bisa kamu dapatkan dari reviewer yang fokus utamanya mobil. Kamu butuh seorang biker sejati untuk benar-benar mengerti kebutuhan biker lain.
Masa Depan Influencer: Siapa Berikutnya?

Tentu saja, dunia influencer otomotif tidak akan berhenti di nama-nama besar itu saja. Tren terus bergerak dinamis, dan selera penonton juga terus berubah seiring waktu. Nama-nama baru dengan format yang lebih segar terus bermunculan setiap harinya. Mungkin nanti akan ada influencer yang khusus membahas modifikasi ekstrem, atau review motor dengan gaya komedi super kocak.
Era Elektrifikasi dan Wajah Baru
Selain itu, kehadiran era elektrifikasi juga melahirkan bintang baru. Ridwan Hanif, misalnya, kini sangat gencar membahas motor listrik terbaik dan ekosistemnya. Hal ini membuka peluang besar bagi kreator baru yang paham betul soal baterai, jarak tempuh, dan teknologi masa depan untuk naik panggung.
Peran Penting Influencer dalam Membentuk Tren
Ke depannya, peran para influencer otomotif akan makin krusial. Mereka bukan cuma mengulas produk, tapi mereka akan menciptakan tren. Merekalah yang menentukan helm apa yang bakal hits, jaket apa yang keren, dan motor apa yang worth it buat kamu beli. Di Exmotoride, kita percaya bahwa suara mereka adalah suara komunitas, suara kita semua.







