Beranda Tips & Trick 9 Penyebab Lampu Motor Sering Putus, Awas Bukan Cuma Bohlam Bermasalah!

9 Penyebab Lampu Motor Sering Putus, Awas Bukan Cuma Bohlam Bermasalah!

29
0
penyebab lampu motor sering putus

Kesel banget kan, rasanya baru kemarin ganti bohlam lampu depan, eh, hari ini udah putus lagi. Ganti lagi, putus lagi. Duit rasanya kayak kebakar cuma buat beli bohlam. Kamu mungkin mikir, “Ini bohlamnya yang jelek atau gimana sih?”

Sabar, Bro. Exmotoride kasih tahu ya, dalam banyak kasus, bohlam itu cuma korban. Ada “penjahat” lain dalam sistem kelistrikan motor kamu yang jadi biang keroknyan. Jangan menyepelekan kalo penyebab lampu motor sering putus itu hanya tinggal ganti saja.. Mengganti bohlam terus-menerus tanpa mencari akar masalahnya itu ibarat nguras air di kapal bocor pakai sendok. Percuma!

Masalah ini seringkali jadi tanda ada penyebab lampu motor sering putus yang lebih serius di sistem kelistrikan. Daripada kamu buang-buang duit dan waktu, mending kita bedah bareng apa aja biang keroknya.

9 Biang Kerok Utama Kenapa Lampu Motor Sering Putus

Biang Kerok Utama penyebab lampu Motor Sering Putus

Oke, kita masuk ke ruang operasi. Ada banyak tersangka yang bisa bikin bohlam kamu “meninggal” prematur. Kita sudah riset dan kumpulkan 9 tersangka paling umum yang sering bikin pusing para rider. Ini dia daftarnya, dari yang paling sering terjadi sampai yang jarang terpikirkan.

1. Kiprok (Regulator/Rectifier) Rusak: Sang Tersangka Utama

Kalau ada satu komponen yang harus kamu curigai pertama kali, inilah dia. Kiprok adalah otaknya sistem pengisian. Fungsinya ganda: pertama sebagai rectifier (mengubah arus AC dari spul jadi DC untuk aki) dan kedua sebagai regulator (menstabilkan dan membatasi voltase alias tegangan listrik).

Bayangin kiprok ini kayak satpam di pintu bendungan. Dia jaga biar aliran listrik yang masuk ke aki dan lampu nggak berlebihan. Nah, kalau satpamnya ketiduran (baca: kiprok rusak), bendungan jebol! Arus listrik yang liar dan tegangannya terlalu tinggi (lebih dari 15 Volt) bakal langsung menghantam aki dan bohlam. Hasilnya? Bohlam kamu “kepanasan” dan filamennya putus seketika.

2. Aki Mengalami Overcharge (Pengisian Berlebih)

Ini adalah efek domino langsung dari kiprok yang rusak. Seperti yang kita bahas barusan, kiprok yang jebol bikin aki “dicekoki” listrik terus-menerus tanpa batas. Ini yang disebut aki overcharge.

Aki yang sehat harusnya menerima tegangan stabil di kisaran 13,8V – 14,7V saat mesin menyala. Kalau sampai overcharge, tegangannya bisa melonjak gila-gilaan. Aki jadi panas, air aki (jika tipe basah) cepat mendidih, dan umurnya pendek. Tegangan super tinggi ini juga yang mengalir ke bohlam, membuatnya menerima “nutrisi” berlebih yang mematikan. Filamen bohlam itu didesain untuk voltase spesifik (biasanya 12V), dikasih 15V atau lebih ya jelas langsung “terbakar”.

3. Spul (Stator) Mulai Lemah atau Rusak

Jika kiprok adalah otak, spul adalah jantungnya. Spul (atau stator) adalah generator yang menghasilkan listrik mentah (berbentuk arus AC) berkat putaran magnet mesin. Listrik mentah inilah yang kemudian diolah oleh kiprok.

Kalau spul mulai lemah, gosong, atau ada lilitannya yang putus, arus yang dihasilkan jadi nggak stabil. Kadang besar, kadang kecil. Ini bikin kerja kiprok jadi super berat. Kiprok dipaksa kerja ekstra keras untuk menstabilkan arus yang naik-turun. Lama-kelamaan, kiprok kalah dan akhirnya jebol. Dan kalau kiprok sudah jebol, kita kembali ke masalah nomor 1 dan 2.

4. Korsleting atau Kabel Bodi Ada yang Luka

Ini juga musuh dalam selimut. Kabel bodi motor itu usianya terbatas. Terkena panas, getaran, dan air hujan, isolasi (pembungkus) kabel bisa getas, retak, atau terkelupas. Apalagi kalau motor kamu sering dimodifikasi kelistrikannya secara asal-asalan.

Saat ada kabel positif yang terkelupas dan menyentuh rangka (massa/negatif), terjadilah korsleting atau hubungan arus pendek. Ini bikin sekring putus (kalau beruntung). Tapi kalau korsletingnya terjadi di jalur lampu, ia bisa menciptakan lonjakan arus sesaat yang cukup untuk membakar filamen bohlam. Ini adalah salah satu gejala kelistrikan motor bermasalah yang wajib diwaspadai.

5. Kualitas Bohlam Abal-abal

Oke, kadang masalahnya memang sepele: kamu pakai bohlam murahan. Bohlam berkualitas rendah atau palsu seringkali dibuat dari material yang nggak standar. Filamennya lebih rapuh, kaca bohlamnya tipis, dan nggak dirancang untuk tahan panas dan getaran mesin motor.

Bohlam ori atau merek aftermarket ternama sudah diuji untuk tahan getaran dan fluktuasi suhu. Bohlam abal-abal? Kena getaran sedikit atau dipakai jalan malam agak lama (panas), filamennya bisa putus dengan mudah. Jadi, jangan tergiur harga murah kalau akhirnya kamu harus ganti tiap minggu.

6. Soket Lampu Longgar, Meleleh, atau Berkarat

Ini sering banget terlewatkan. Bohlam itu menancap di sebuah “rumah” yang disebut soket. Soket inilah yang menghubungkan listrik ke kaki-kaki bohlam. Seiring waktu, soket ini bisa bermasalah.

  • Longgar: Karena getaran, soket bisa longgar. Koneksi yang kendor bikin aliran listrik nggak stabil dan menimbulkan percikan api kecil (arcing) di dalam soket. Percikan ini menghasilkan panas ekstrem yang bisa melelehkan soket dan merusak bohlam.
  • Berkarat/Kotor: Air dan kotoran bisa masuk ke batok lampu, bikin terminal di dalam soket berkarat atau berjamur. Karat ini menghambat aliran listrik, menciptakan resistansi tinggi yang juga berujung pada panas berlebih.

Kalau kamu lihat soket lampu sudah gosong, meleleh, atau terminalnya penuh kerak hijau/putih, itu tandanya masalah ada di sana.

7. Getaran Berlebihan pada Rumah Lampu

Motor, apalagi yang dipakai harian di jalanan Indonesia yang “indah”, pasti bergetar. Filamen di dalam bohlam (terutama tipe halogen) itu pada dasarnya adalah kawat yang sangat tipis dan rapuh.

Getaran berlebihan bisa bikin filamen ini putus, murni karena guncangan mekanis. Penyebab getaran ini bisa macam-macam: baut-baut batok lampu atau dudukan lampu ada yang kendor, mesin terlalu bergetar (misal setelan klep nggak pas), atau kamu memang sering menghajar lubang. Jika bohlam sering putus setelah kamu melewati jalan rusak, coba periksa kekencangan dudukan lampu kamu.

8. Masalah Grounding (Kabel Massa) yang Buruk

Setiap sirkuit listrik butuh jalur positif (setrum) dan jalur negatif (massa atau ground) untuk bekerja. Jalur ground ini biasanya terhubung langsung ke rangka motor. Jika sambungan kabel ground ini kotor, berkarat, atau kendor, aliran listrik baliknya jadi terhambat.

Listrik yang “bingung” ini akan mencoba mencari “jalan pulang” lain, seringkali melalui jalur yang nggak semestinya. Ini menciptakan resistansi dan panas di tempat yang nggak terduga, yang bisa merusak komponen elektronik, termasuk bikin lampu gampang putus. Pastikan kabel massa (biasanya warna hitam atau hijau) terpasang kencang dan bersih di rangka.

9. Overload! Kebanyakan Aksesoris Listrik

Nah, ini buat kamu yang hobi modifikasi. Pasang klakson kapal? Tambah lampu tembak (LED bar)? Pasang voltmeter, charger HP, dan lain-lain? Keren sih, tapi kamu harus hitung kapasitas kelistrikan motor kamu.

Spul dan kiprok bawaan pabrik itu dirancang dengan kapasitas tertentu. Jika total beban aksesoris kamu melebihi kemampuan spul menghasilkan listrik, sistem akan “tercekik”. Spul dan kiprok akan bekerja 200% setiap saat untuk memenuhi kebutuhan daya. Ujung-ujungnya? Spul gosong, kiprok jebol, dan semua masalah di poin-poin atas akan muncul bersamaan.

Cara Cepat Mendiagnosis Sendiri Masalah di Rumah

cara mendiagnosis dan memeriksa sendiri lampu motor sering putus dengan multimeter

Nggak perlu langsung panik ke bengkel. Ada beberapa langkah diagnosis dasar yang bisa kamu lakukan sendiri di garasi. Kamu cuma butuh obeng, senter, dan idealnya, sebuah multimeter.

Cek Visual: Mata Telanjang Juga Bisa

Buka batok lampu motor kamu. Ini langkah pertama dan termudah. Perhatikan baik-baik kondisi di dalamnya:

  • Lihat Soket Lampu: Apakah ada tanda-tanda gosong? Meleleh di bagian plastiknya? Atau ada kerak putih/hijau (karat) di terminal logamnya? Jika ya, kemungkinan besar masalahnya ada di soket yang kendor atau kotor.
  • Periksa Kabel: Coba urut sedikit kabel yang menuju soket. Apakah ada isolasi kabel yang terkelupas, getas, atau terlihat digigit tikus? Kabel yang telanjang bisa menyebabkan korsleting.

Tes Sederhana Pakai Multimeter (Wajib Punya!)

Ini adalah cara paling akurat untuk “menginterogasi” tersangka utama: Kiprok. Harga multimeter digital murah meriah, tapi gunanya luar biasa. Begini cara gampangnya:

  1. Set Multimeter: Putar selektor multimeter kamu ke mode DCV (Voltase DC) di angka 20. Ini penting, karena aki motor arusnya DC dan tegangannya di kisaran 12V.
  2. Cek Tegangan Aki (Mesin Mati): Tempelkan probe merah (+) multimeter ke kutub positif aki, dan probe hitam (-) ke kutub negatif. Aki yang sehat akan menunjukkan angka sekitar 12,4V sampai 12,7V. Kalau di bawah 12V, akinya tekor.
  3. Cek Tegangan Pengisian (Mesin Nyala): Ini bagian krusialnya. Nyalakan mesin motor kamu. Biarkan dalam kondisi langsam (idle). Tempelkan lagi probe seperti tadi. Angkanya harusnya naik ke sekitar 13,5V – 14,5V.
  4. Tes Puncak (Geber Mesin): Nah, sekarang coba tahan gas (putar gas sedikit) di putaran mesin menengah (sekitar 3000-4000 RPM). Perhatikan angka di multimeter.
    • NORMAL: Tegangan akan stabil di angka 13,8V – 14,7V. Nggak akan lebih dari itu. Ini tandanya kiprok kamu sehat walafiat.
    • BAHAYA (KIPROK RUSAK): Jika saat digas angkanya terus naik, tembus 15V, 16V, atau bahkan lebih, SEGERA MATIKAN MESIN. Ini 99% pasti kiprok kamu jebol dan sedang dalam mode overcharge. Inilah yang “membunuh” bohlam dan aki kamu.

Pengecekan ini simpel, tapi sangat akurat untuk mendiagnosis masalah overcharge akibat kiprok rusak.

Tips Pencegahan Biar Kantong Nggak Jebol

tips pencegahan agar terhindar dari lampu motor putus terus

Setelah tahu biang keroknya si penyebab lampu motor sering putus, pastinya kita nggak mau kejadian ini terulang lagi. Merawat kelistrikan itu gampang-gampang susah. Ini beberapa tips dari Exmotoride biar lampu motor kamu awet:

  • Gunakan Bohlam Berkualitas: Jangan pelit. Selalu gunakan bohlam orisinal (OEM) atau merek aftermarket ternama (Osram, Philips, dll) yang spesifikasinya sesuai dengan motor kamu.
  • Bersihkan Soket Saat Ganti Bohlam: Tiap kali kamu ganti bohlam, sekalian semprot soketnya pakai contact cleaner untuk membersihkan dari debu dan potensi karat.
  • Kencangkan Baut: Cek berkala kekencangan baut-baut batok lampu, spakbor, atau dudukan lampu. Ini membantu mengurangi getaran berlebih.
  • Pahami Batasan: Kalau mau pasang aksesoris listrik, konsultasi dulu. Pastikan total bebannya nggak bikin spul dan kiprok kamu “menjerit”.

Jadi, Penyebab Lampu Motor Sering Putus Itu Bukan Hanya Bohlamnya yang Salah!

bohlam bukan satu-satunya penyebab lampu motor sering putus

Kalau lampu motor mati lagi padahal baru diganti, sekarang kamu tahu harus curiga ke mana. Jangan buru-buru menyalahkan bohlamnya atau lari ke toko beli bohlam baru. Kemungkinan besar, itu adalah gejala dari masalah yang lebih dalam, entah itu kiprok yang rusak, aki overcharge, soket kendor, atau ada kabel yang korslet.

Mencari penyebab lampu motor sering putus memang butuh sedikit kesabaran, tapi itu akan menyelamatkan kamu dari pengeluaran yang nggak perlu. Kelistrikan motor itu ibarat sistem peredaran darah; satu organ bermasalah, yang lain pasti kena imbasnya.

Punya gejala kelistrikan motor bermasalah yang aneh lainnya? Atau bingung setelah cek pakai multimeter? Langsung aja tanya di kolom komentar di bawah, tim Exmotoride siap bantu kamu mendiagnosis! Merawat kelistrikan itu penting, sama pentingnya seperti memahami cara merawat aki motor agar awet biar nggak gampang tekor. Sistem kelistrikan motor, terutama yang masih menggunakan sistem arus bolak-balik (AC) untuk lampunya, memang punya karakter unik yang harus dipahami.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini