Halo bikers, topik mengenai motor 2 tak rasanya tidak pernah habis untuk kita kulik. Selalu ada sisi menarik yang bisa menjadi bahan obrolan seru. Kali ini, Exmotoride akan mengurutkan peringkat 35 motor 2 langkah (2 stroke) legendaris.
Penilaian kami dasarkan pada data teknis, mulai dari spesifikasi mesin, tenaga, torsi, hingga aspek krusial lainnya. Kami akan menghitung power to weight ratio (PWR) setiap motor dengan membandingkan tenaga mesin terhadap bobot kosongnya. Mari kita bedah tuntas datanya agar kalian tahu siapa raja jalanan yang sesungguhnya.
Prinsip Dasar Mesin 2 Tak

Sebenarnya, bagaimana cara kerja mesin 2 tak itu? Secara umum, motor bakar internal (internal combustion) memiliki 4 siklus utama. Siklus tersebut meliputi hisap, kompresi, pembakaran (usaha), dan buang. Motor 4 tak menyelesaikan siklus ini dalam empat langkah piston.
Berbeda halnya dengan mesin 2 tak. Sir Dugald Clerk dari Skotlandia menemukan teknologi ini pada tahun 1881 dengan mekanisme yang jauh lebih ringkas. Saat piston bergerak ke atas, mesin melakukan dua hal sekaligus. Pertama, ruang di bawah piston menghisap campuran udara dan bahan bakar. Kedua, ruang di atas piston memadatkan campuran yang sudah masuk sebelumnya.
Selanjutnya, busi memantik api dan meledakkan campuran BBM yang sudah padat. Ledakan ini menghasilkan energi mekanis yang mendorong piston ke bawah. Saat turun, piston akan menekan campuran baru di ruang bilas (karter). Tekanan ini memaksa BBM naik ke ruang bakar melalui celah “transfer port” sekaligus mendorong sisa gas buang keluar.
Keunggulan Siklus Pendek
Kita bisa menarik kesimpulan sederhana. Motor 2 tak (2 stroke) menyelesaikan satu siklus pembakaran hanya dalam dua langkah piston atau satu putaran kruk as. Bandingkan dengan 4 tak yang butuh dua putaran kruk as untuk satu tenaga. Alhasil, motor 2 tak menawarkan respons gas yang jauh lebih spontan dan jambakan tenaga yang instan.
Namun, kalian perlu memperhatikan satu hal penting dalam peringkat ini. Fokuslah pada angka Power to Weight Ratio (PWR). Terkadang, selisih peringkat motor hanya terpaut angka PWR yang sangat tipis. Faktor bobot kendaraan memegang peran kunci dalam menentukan akselerasi.
Sebagai catatan, kami tidak memasukkan semua varian motor. Kami hanya memilih varian tertinggi dengan data teknis yang valid. Seringkali, pabrikan merilis model dengan nama berbeda namun memiliki spesifikasi dan bobot yang identik.
1. Kawasaki Ninja KRR-SE PDK 150

Andalan Kawasaki ini menempati posisi puncak berkat spesifikasi mesin 148 cc yang buas. Pistonnya mengusung konfigurasi overbore dengan ukuran 59,0 x 54,4 mm. Sementara itu, rasio kompresinya berada di angka 8 : 1. Kawasaki menggandeng rumah modifikasi racing PDK & Tsukigi untuk meracik dapur pacu ini.
Hasilnya luar biasa, mesin sanggup memuntahkan tenaga hingga 39,2 HP pada 11.000 Rpm. Torsinya pun melimpah, mencapai 26 NM di 10.000 Rpm. Bobot Kawasaki Ninja KRR-SE PDK 150 ini tercatat 121 kg. Setelah kami hitung, nilai PWR motor ini menyentuh angka fantastis 5,04 Kg / 1HP.
Varian ini sejatinya memiliki mesin yang identik dengan saudara kandungnya, Serpico SE dan PDK R1. Bahkan, varian PDK R1 punya tenaga lebih gila lagi, yakni 41 PS (40,4 HP). Sayangnya, unit tersebut merupakan edisi terbatas (limited edition) dan sangat sulit kita temukan di pasaran.
2. Honda NSR 150 SP

Posisi kedua ditempati oleh NSR 150 SP, anggota klan NSR (New Sprint Racer) yang melegenda dari Honda. Motor ini merupakan evolusi tertinggi dari NSR 150 RR dengan emblem SP (Sport Production). Honda membekalinya dengan mesin 148 cc, piston overbore 59,0 x 54.5 mm, dan rasio kompresi 6,8 : 1.
Sebagai motor 2 tak tercepat Honda, mesinnya mampu menyemburkan tenaga 38,7 HP pada 10.500 Rpm. Torsinya juga nendang di angka 27 NM pada 10.000 rpm. Timbangan bobot kering NSR SP menunjukkan angka 122,4 kg. Berdasarkan data ini, NSR 150 SP mencatatkan PWR sebesar 5,15 Kg / 1HP.
3. Suzuki RG 150 GAMMA II

Suzuki mengirim wakil terbaiknya, RG 150 Gamma II, untuk bersaing di papan atas. Motor ini membawa mesin 148 cc yang terkenal responsif di putaran atas. Konfigurasi silindernya menggunakan piston 61,0 mm dan langkah 54,4 mm (overbore), serta rasio kompresi 6,8 : 1.
Dapur pacunya sanggup memeras tenaga hingga 37 HP pada putaran 10.800 rpm. Torsi puncaknya pun tidak main-main, mencapai 25 NM di 10.000 rpm. Total bobotnya ada di angka 122 kg. Alhasil, perhitungan kami menunjukkan PWR Gamma II ini menembus angka 5,32 Kg / 1HP.
4. Honda FSX 150 (Super Aero Sports)

Honda merilis FSX 150 sebagai versi sport tourer yang nyaman namun tetap kencang. Insinyur Honda mengembangkan basis mesinnya dari NSR 150 RR. Oleh karena itu, spesifikasinya identik: 149 cc, piston 59 x 54,5 mm, dan rasio kompresi 6,8 : 1 untuk ketahanan jarak jauh.
Mesin ini mampu menghasilkan tenaga 36,5 HP pada 10.000 Rpm dan torsi 26,8 NM di 9.000 Rpm. Bobotnya tercatat 120 kg, sedikit lebih ringan daripada NSR 150 RR karena perbedaan desain bodi. Hal ini membuat PWR-nya menjadi lebih baik, yakni 5,39 Kg / 1HP.
5. Honda NSR 150 RR

Varian NSR 150 RR hadir sebagai penyempurnaan dari generasi NSR 150 R Astra. Honda menyematkan emblem “RR” sebagai penanda fokus pada performa balap. Spesifikasi mesinnya meliputi kapasitas 149 cc dengan ukuran piston 59 mm dan langkah 54,5 mm.
Rasio kompresi mesin ini mencapai 6,8 : 1, cukup padat untuk penggunaan harian maupun trek. Tenaga maksimal yang bisa kalian dapatkan mencapai 36,5 HP di 10.000 Rpm. Karena bobotnya mencapai 120,9 kg, maka PWR yang motor ini raih ada di angka 5,41 Kg / 1HP.
6. Yamaha TZM 150

Yamaha tidak tinggal diam dan mengandalkan TZM 150 sebagai jagoan utama di kelas 150 cc 2 tak. Sayangnya, motor ini muncul di saat krisis moneter 1998 melanda. Mesinnya berkapasitas 147 cc dengan konfigurasi bore 59 mm dan stroke 54 mm, serta kompresi 6,0 : 1.
Tenaga yang dihasilkan mesin ini mencapai 35,3 HP pada 10.500 rpm. Torsinya juga mantap, yakni 25 Nm di 9.500 rpm. Menariknya, bobot TZM adalah yang paling ringan di kelasnya, hanya 119 kg. Kombinasi ini menghasilkan PWR sebesar 5,54 Kg / 1HP.
Meskipun berada di posisi terakhir dalam grup “The Big Four” 150cc, selisihnya sangat tipis. Performa TZM masih jauh lebih unggul jika kita bandingkan dengan motor-motor di peringkat berikutnya.
7. Kawasaki Ninja 150 R dan SS


Ninja 150 varian R dan SS masih sering kita jumpai berseliweran di jalanan hingga hari ini. Keduanya memiliki jeroan mesin dan rangka yang identik. Perbedaan paling mencolok hanya ada pada lampu depan; varian R mengotak, sedangkan SS membulat klasik.
Kawasaki membenamkan mesin 148 cc, 2 tak, dengan piston 59,0 mm dan langkah 54,4 mm. Tenaga maksimalnya menembus 29.6 HP pada 10.500 rpm, didukung torsi 20 NM di 9.000 rpm. Dengan bobot 124,5 kg, PWR kedua motor ini menyentuh angka 6,81 Kg / 1HP.
8. Honda NSR 150 R

Motor ini sempat merajai jalanan pada pertengahan dekade 90-an sebagai idola remaja. Sekarang, populasinya sudah mulai langka, meski sesekali masih terlihat saat acara sunmori. Honda NSR 150 R mengusung mesin 149 cc dengan kompresi rendah 6,4 : 1.
Meski begitu, tenaganya tetap impresif, mencapai 27.3 HP di 10.000 rpm. Torsinya tercatat sebesar 20 NM pada 8.500 rpm. Bobotnya yang hanya 120 kg membuat motor ini lincah dan mudah dikendalikan. Hasil hitungan kami menempatkan PWR-nya di angka 7,19 Kg / 1HP.
9. Suzuki RGR 150 Sprinter

RGR 150 Sprinter pernah menjadi simbol status sosial anak sekolah tajir di era 90-an. Waktu itu, hanya segelintir orang beruntung yang bisa memilikinya. Mayoritas pelajar lain masih mengandalkan angkot atau motor bebek standar seperti Astrea Grand.
Suzuki membekali RGR 150 dengan mesin 147 cc yang memiliki karakter tenaga meledak-ledak. Tenaga puncaknya mencapai 24.2 HP di 10.000 rpm, sementara torsinya 17,2 NM di 8.500 rpm. Keunggulan utamanya ada pada bobot yang super ringan, hanya 100 kg (setara RX-King). Hal ini membuat PWR-nya sangat baik, yakni 7,23 Kg / 1HP.
10. Kawasaki Ninja 150 RR

Ninja 150 RR bisa kita sebut sebagai penutup era kejayaan motor 2 tak di Indonesia. Regulasi emisi gas buang yang semakin ketat akhirnya memaksa motor ini pensiun. Meski menyandang nama “RR”, performanya sedikit terkoreksi dibanding pendahulunya.
Penyebab utamanya adalah penerapan teknologi katalis knalpot untuk memenuhi standar EURO II. Mesin 149 cc-nya menghasilkan tenaga 28.2 HP pada 11.000 rpm dan torsi 21,6 NM. Bobotnya cukup berat karena fairing penuh, yakni 134 kg. PWR yang dihasilkan ada di angka 7,51 Kg / 1HP.
11. Cagiva Stella 125

Cagiva Stella merupakan permata langka dari Italia yang berani masuk pasar bebek super Indonesia. Sangat jarang produsen Eropa mau bertarung di segmen ini. Motor ini hadir pada tahun 2001 dalam dua pilihan mesin, 115cc dan 125cc.
Varian tertingginya menggendong mesin 123,54 cc dengan karakter overbore (55 x 52 mm). Tenaga yang keluar mencapai 23,5 HP di 10.500 rpm, sangat besar untuk ukuran bebek. Dengan bobot 110 kg, Stella mencatatkan PWR sebesar 7,93 Kg / 1HP.
12. Honda Nova Dash RS 125

Kalian sangat beruntung jika pernah memiliki atau bahkan sekadar mencicipi motor ini. Ayago 2 tak buatan Thailand tahun 1998 ini sekarang menjadi buruan kolektor dengan harga gila-gilaan. Alasannya sederhana: desainnya tak lekang oleh waktu dan performanya luar biasa.
Mesin 123,5 cc menjadi jantung pacu Honda Nova Dash RS 125. Tenaganya menembus 21.6 HP pada 9.000 rpm, didukung torsi 18,3 NM di 8.000 rpm. Bobotnya tergolong ringan, hanya 102 kg. Kombinasi ini menghasilkan PWR 8,20 Kg / 1HP.
13. Yamaha RX Z

RX Z masih satu darah dengan klan RX series, namun dengan karakter yang berbeda. Mesinnya sedikit lebih besar, membuatnya unggul di top speed dibanding RX King. Tampilannya juga lebih aerodinamis berkat penggunaan half-fairing dan bodi belakang yang meruncing.
Yamaha membenamkan mesin 133 cc dengan konfigurasi bore 56 mm dan stroke 54 mm. Tenaga maksimalnya mencapai 20.1 HP pada 8.500 rpm. Karena bobotnya 106 kg, PWR yang tercapai ada di angka 9,03 Kg / 1HP.
14. Yamaha RX King

Siapa yang tidak kenal dengan “Sang Raja” jalanan ini? RX King adalah motor 2 tak paling fenomenal di Indonesia yang punya segudang julukan, mulai dari motor jambret hingga jet darat. Hingga kini, komunitasnya masih sangat solid dan harga unit bekasnya terus merangkak naik.
Kalian bisa membaca ulasan mendalam tentang sejarah Yamaha RX King di artikel kami yang lain. Spesifikasinya meliputi mesin 132 cc dengan tenaga 18.3 HP di 9.000 rpm. Bobot super ringan 100 kg membuat PWR-nya tembus 9,59 Kg / 1HP.
15. Yamaha Tiara

Yamaha tidak mau kalah start dari Honda di segmen ayago 2 tak. Mereka meluncurkan Tiara untuk menantang langsung dominasi Honda Nova Dash. Persaingan di kelas ini sebenarnya juga melibatkan Suzuki RK Cool.
Sayangnya, kami kesulitan mendapatkan data valid untuk RK Cool, sehingga tidak bisa masuk daftar ini. Yamaha Tiara mengandalkan mesin 119 cc dengan tenaga 16,7 HP di 7.500 rpm. Bobotnya 100 kg pas, menghasilkan PWR 10,45 Kg / 1HP.
16. Yamaha RX K

Banyak orang salah mengira motor ini sebagai RX-King versi lawas karena huruf “K” di namanya. Padahal, “K” di sini bukan singkatan dari King. Meski begitu, RX-K memang leluhur langsung dari RX-King Cobra dan Master yang lahir kemudian.
Basis mesinnya sangat mirip dengan sang penerus. Kapasitasnya 132 cc dengan tenaga 16,3 hp pada 8.750 rpm. Torsinya tercatat 14,8 Nm. Bobot RX-K hanya 99 kg, sehingga PWR-nya cukup baik di angka 10,66 Kg / 1HP.
17. Yamaha RX S Special

Yamaha memperkenalkan RX-S ke pasar Indonesia pada tahun 1981. Dua tahun berselang, muncul versi penyempurnaan bernama RX-Special. Mesin RX-S ini juga menjadi basis bagi Yamaha RX-R yang lahir belakangan pada 1988.
Dapur pacunya berkapasitas 115 cc dengan karakter overbore (54 x 50 mm). Tenaga yang keluar mencapai 15,4 hp di 8.500 rpm. Bobot Yamaha RX-S sangat ringan, hanya 94 kg, yang menghasilkan PWR 10,91 Kg / 1HP.
18. Yamaha 125 Z

Motor bebek 2 tak 125 cc ini merupakan produk impor dari Yamaha Malaysia. Masuk ke Indonesia sekitar tahun 2000-an, motor ini langsung menjadi idola baru. Banyak orang menyebutnya sebagai “kakak” dari F1ZR karena garis desain bodi yang serupa.
Yamaha membekali 125 Z dengan mesin 124,3 cc berkarakter overstroke. Tenaga maksimalnya ada di angka 16.1 HP pada 7.500 rpm. Bobotnya 106 kg, memberikan PWR sebesar 11,27 Kg / 1HP.
19. Suzuki Satria RU 120 LSCM (Hiu)

Julukan “Satria Hiu” melekat erat pada motor ini karena bentuk bodi belakangnya yang tajam dan agresif. Ini adalah generasi kedua sekaligus penutup era Satria 2 tak di Indonesia. Setelah model ini, Suzuki beralih mengembangkan Satria F150 bermesin 4 tak.
Mesin 120,7 cc menjadi sumber tenaga utamanya. Tenaga puncaknya mencapai 15.3 HP di 8.000 rpm. Karena bobotnya ringan (101 kg), Satria Hiu mencatatkan PWR 11,48 Kg / 1HP.
20. Yamaha RX 125 Twin

Varian RX yang satu ini terbilang unik dan langka. Berbeda dengan saudara-saudaranya yang bermesin tunggal, Yamaha membekali motor ini dengan mesin dua silinder (Twin). Sebenarnya, nama asli motor ini di pasar global adalah RD 125.
Perubahan nama menjadi RX 125 Twin dilakukan untuk menyesuaikan pasar lokal. Spesifikasinya meliputi mesin 124 cc, 2 silinder paralel, dengan tenaga 16 hp. Bobotnya agak berat, yakni 110 kg, sehingga PWR-nya ada di angka 11,62 Kg / 1HP.
21. Suzuki GP 125

Suzuki merilis GP 125 pada awal 80-an untuk menjegal dominasi Yamaha RX 125. Desainnya sekilas sangat mirip dengan kompetitornya itu, khas motor laki zaman dulu. Persaingan keduanya menjadi salah satu yang terpanas di era tersebut.
Jantung pacunya mengandalkan mesin 123 cc dengan tenaga 15 hp pada 8.500 rpm. Torsinya mencapai 12,7 Nm di 7.500 rpm. Bobot Suzuki GP 125 tercatat 101 kg, menghasilkan PWR 11,73 Kg / 1HP.
22. Suzuki Crystal

Jangan remehkan motor bebek mungil ini. Di awal 90-an, Suzuki Crystal sangat disegani karena larinya yang kencang. Banyak biker senior mengakui bahwa motor ini sulit dikejar, bahkan oleh F1ZR sekalipun.
Kami mengambil data dari versi tune-up yang memiliki performa tertinggi. Mesin 109 cc miliknya mampu menghasilkan tenaga 12.3 HP. Keunggulan utamanya adalah bobot super ringan, cuma 84 kg. PWR-nya pun tembus 12,81 Kg / 1HP.
23. Suzuki Tornado GS 110

Sekilas, bodi Tornado GS ini kembar identik dengan adiknya, Tornado GX 100. Perbedaan utamanya terletak pada kapasitas mesin yang lebih besar 10cc. Tornado GS mewarisi mesin RC110 yang terkenal bandel dari Suzuki Crystal.
Suzuki melakukan pengembangan ulang pada mesin 109 cc ini. Tenaganya meningkat menjadi 13 HP pada 7.500 rpm. Namun, bobotnya juga naik menjadi 92 kg, sehingga PWR-nya sedikit di bawah Crystal, yakni 12,83 Kg / 1HP.
24. Yamaha RX 125 Single (Engkel)

Yamaha sempat menjual RX 125 bermesin tunggal bersamaan dengan versi Twin. Pasar ternyata lebih menyukai versi tunggal ini karena dianggap lebih irit dan mudah perawatannya. Julukan “RX Engkel” pun melekat pada motor yang lahir tahun 1979 ini.
Spesifikasi mesinnya adalah 123 cc dengan piston 56 mm. Tenaga yang dihasilkan mencapai 13 hp di 7.000 rpm. Dengan bobot 96 kg, RX Engkel memiliki PWR 13,17 Kg / 1HP.
25. Suzuki Satria 120 R dan 120 S (Lumba-lumba)

Generasi awal Satria ini hadir dalam dua tipe berbeda. Satria 120 S (1997) menggunakan transmisi semi-otomatis, sedangkan 120 R (1998) sudah pakai kopling manual. Iklan motor ini sangat ikonik karena menampilkan tokoh Wiro Sableng.
Mesin 120,7 cc menjadi andalan keduanya. Tenaga maksimalnya adalah 13.3 HP pada 7.500 rpm. Bobot Satria “Lumba-lumba” ini ada di angka 100 kg, sehingga PWR-nya adalah 13,17 Kg / 1HP.
26. Suzuki TS 125

Pecinta motor trail pasti akrab dengan motor legendaris ini. Suzuki memproduksinya cukup lama, dari tahun 1993 hingga 2005. Motor yang identik dengan warna kuning ini terkenal sangat tangguh melibas medan offroad.
Dapur pacunya mengandalkan mesin 123 cc bertenaga 13 HP. Torsinya yang besar di putaran bawah sangat membantu saat menanjak. Bobot TS 125 mencapai 105 kg, menghasilkan PWR 13,92 Kg / 1HP.
27. Yamaha F1ZR

F1ZR adalah puncak evolusi dari seri bebek 2 tak Yamaha Force 1. Desainnya yang sporty dan meruncing sangat digemari anak muda pada masanya. Hingga sekarang, bentuk bodinya masih terlihat keren dan tidak ketinggalan zaman.
Mesin 110,4 cc menjadi sumber tenaga utamanya. Power yang dihasilkan mencapai 11.8 HP pada 7.500 rpm. Dengan bobot 95 kg, F1ZR mencatatkan PWR sebesar 14,40 Kg / 1HP.
28. Yamaha RX 100

Inilah sang pelopor yang menjadi cikal bakal keluarga besar RX di Indonesia. Yamaha RX 100 mulai mengaspal pada tahun 1977. Karena RX 125 Twin sejatinya adalah RD 125, maka RX 100 ini sah menyandang gelar RX tulen pertama.
Mesinnya berkapasitas 97 cc dengan tenaga 11,5 hp. Torsinya cukup baik untuk ukuran mesin kecil, yakni 8,8 Nm. Bobotnya pun ringan, 98 kg, sehingga PWR-nya ada di angka 15,09 Kg / 1HP.
29. Suzuki TS 100

Suzuki TS 100 layak kita sebut sebagai “Mbah”-nya motor trail di Indonesia. Motor ini sudah menjadi idola remaja sejak tahun 1970-an. Jadi, jangan heran jika kakek atau ayah kalian punya kenangan manis dengan motor ini.
Mesin 97 cc miliknya menghasilkan tenaga 10,8 HP. Bobotnya sangat ringan untuk ukuran motor trail, hanya 92 kg. Kombinasi ini menghasilkan PWR 15,40 Kg / 1HP.
30. Suzuki RC 100 Sprinter

Suzuki mencetak sejarah dengan merilis RC 100 Sprinter sebagai ayam jago pertama produksi lokal. Motor ini hadir pada tahun 1988 dengan suspensi depan teleskopik panjang yang khas. Desainnya membawa angin segar di tengah dominasi motor bebek konvensional.
Orang-orang lebih mengenalnya dengan sebutan “Suzuki Jet Cooled” karena sistem pendinginannya. Mesin 99,6 cc-nya menyemburkan tenaga 9,4 HP. Bobotnya super ringan, hanya 81 kg, membuat PWR-nya mencapai 16,44 Kg / 1HP.
31. Suzuki Tornado GX 100

Kalian mungkin sulit membedakan Tornado GX 100 dengan kembarannya, GS 110. Wujud fisiknya memang sama persis bak pinang dibelah dua. Perbedaannya hanya ada di sektor mesin yang lebih kecil.
Tornado GX mengadopsi mesin 97 cc milik RC 100 dan Bravo. Tenaganya ada di angka 9,5 HP pada 7.500 rpm. Karena bobotnya 90 kg, PWR motor ini tercatat 17,27 Kg / 1HP.
32. Yamaha Sigma

Yamaha Sigma hadir pada 1997 sebagai penerus Alpha II R. Sayangnya, motor ini kalah pamor dibanding saudaranya, F1ZR, yang jauh lebih sporty. Desain Sigma yang agak kaku membuatnya kurang diminati anak muda kala itu.
Spesifikasi mesinnya sama persis dengan Alpha II R, yakni 102,1 cc. Tenaga yang keluar hanya 7,8 HP. Dengan bobot 82 kg, PWR Sigma berada di angka 20,00 Kg / 1HP.
33. Yamaha Alfa II R dan Alfa Champ

Dua motor ini memiliki basis mesin dan rangka yang sama, namun berbeda gaya. Alfa II R berwujud bebek konvensional, sedangkan Alfa Champ bergaya ayam jago. Champ hadir untuk menantang Suzuki RC 100 Sprinter.
Keduanya mengandalkan mesin 102,1 cc bertenaga 7,8 HP. Bobotnya tercatat 89,5 kg. PWR yang dihasilkan adalah 21,04 Kg / 1HP.
34. Vespa PX 150

Belum lengkap rasanya bicara 2 tak tanpa menyebut Vespa. Skuter “bohay” ini punya penggemar fanatik di seluruh penjuru dunia. Kalian bisa menyimak perjalanan panjangnya di artikel sejarah Vespa di Indonesia.
Vespa PX 150 membawa mesin 149 cc. Uniknya, motor ini tidak pakai rantai, melainkan transmisi langsung (gear). Tenaganya 7,8 HP dengan bobot 112 kg, menghasilkan PWR 22,31 Kg / 1HP.
35. Yamaha V80

Motor ini layak mendapat predikat legenda sejati. Yamaha V80 atau “Yamaha Robot” adalah leluhur motor bebek Yamaha di Indonesia. Bentuknya yang serba kotak menjadi ciri khas yang ikonik.
Mesin mungil 79 cc menjadi penggerak utamanya. Tenaganya hanya 6,7 hp dengan torsi 8,04 Nm. Bobotnya 82 kg, sehingga PWR-nya adalah 22,86 Kg / 1HP.
Mana Motor 2 Tak Idaman Kalian?

Itulah deretan 35 motor 2 tak legendaris yang pernah mengaspal dan menjadi sejarah di dunia otomotif tanah air. Dari ulasan di atas, kita bisa melihat bahwa motor 2 tak memang memiliki keunggulan performa dan sensasi berkendara yang sulit tergantikan oleh mesin modern. Meskipun eranya sudah lewat karena regulasi emisi, kenangannya tetap melekat di hati para bikers.
Kira-kira dari daftar panjang tersebut, mana yang pernah kalian miliki atau yang paling kalian idam-idamkan sampai sekarang? Jangan ragu untuk share pengalaman kalian merawat atau memacu mesin 2 tak di kolom komentar ya, Sobat. Tetap gaspol dan salam satu aspal!



