Bro dan sis sekalian! Sadar nggak sih kalau motor matic makin hari makin mendominasi jalanan Indonesia secara mutlak? Coba deh lihat parkiran minimarket atau lampu merah, rasio motor matic dibanding motor bebek atau sport mungkin sudah tembus 8:10. Kepraktisan “tinggal gas dan rem” memang jadi daya tarik utama yang susah kamu tolak, apalagi buat menembus kemacetan kota yang makin gila.
Namun anehnya, di tengah popularitas yang meroket dan teknologi yang makin canggih, masih banyak banget mitos jadul alias “katanya-katanya” yang beredar di tongkrongan. Sering kan denger teman bilang, “Ah jangan beli matic, nanti kantong jebol buat bensin!” atau “Matic mah loyo kalau diajak naik gunung”? Nah, anggapan lawas ini seringkali bikin calon pembeli jadi ragu.
Oleh karena itu, artikel ini hadir buat meluruskan semua kesalahpahaman tersebut. Exmotoride sudah ngumpulin data lengkap dan fakta teknis untuk membedah satu per satu mitos yang beredar. Kita akan bongkar habis 16 mitos mana yang cuma hoax dan mana yang memang fakta tapi butuh konteks yang pas. Yuk, simak kupas tuntasnya biar wawasan roda duamu makin paten!
Mitos “Legendaris” yang Paling Sering Terdengar

Kita mulai dari “menu utama”, yaitu mitos-mitos yang sudah melegenda sejak zaman matic generasi awal muncul di awal tahun 2000-an.
1. Motor Matic Pasti Boros Bensin
Fakta: Salah Besar untuk Zaman Sekarang.
Ini adalah ‘raja’ dari segala mitos matic. Dulu, di era Yamaha Mio sporty karburator, anggapan ini memang ada benarnya karena sistem karburator vakum cenderung boros jika kamu sering memutar grip gas secara mendadak (akselerasi spontan). Tapi hey, itu cerita 15 tahun lalu!
Faktanya, motor matic modern saat ini sudah menggunakan teknologi injeksi super canggih (seperti PGM-FI Honda, Blue Core Yamaha, atau i-GET Piaggio). Sistem ini mengatur semprotan bensin secara presisi lewat ECU. Hasilnya? Matic 110cc-125cc zaman now justru seringkali lebih irit daripada motor bebek karburator jadul. Angka konsumsi BBM di atas 50 km/liter itu makanan sehari-hari buat matic entry-level saat ini.
2. Motor Matic Tidak Kuat Nanjak (Loyo)
Fakta: Tergantung Kesehatan CVT dan Skill Pengendara.
Banyak yang menuduh matic loyo di tanjakan. Padahal masalahnya seringkali bukan pada jenis motornya, tapi pada dua hal: kondisi motor kurang prima atau cara berkendara yang salah. Motor matic dengan kondisi V-Belt sehat, roller masih bulat sempurna, dan kampas ganda tebal, punya torsi yang sangat cukup untuk melibas tanjakan curam seperti di jalur Puncak atau Bromo sekalipun.
Kuncinya ada di momentum. Jangan ragu membuka gas lebih dalam sebelum masuk tanjakan. Kalau kamu ragu-ragu dan malah “mengocok” gas di tengah tanjakan, CVT akan bingung menyesuaikan rasio pulley, dan di situlah tenaga terasa ngempos.
3. Biaya Perawatan Motor Matic Jauh Lebih Mahal
Fakta: Relatif, Terasa Mahal Karena Ada Servis Besar Berkala.
Kalau bicara servis rutin bulanan (ganti oli mesin, cek rem, tekanan ban), biayanya 11-12 alias mirip banget sama motor bebek atau sport. Mitos ini muncul akibat adanya komponen fast moving tambahan di area CVT yang punya usia pakai tertentu.
Setiap 20.000 – 25.000 km, pengguna matic biasanya harus siap dana ekstra untuk “jajan” V-belt, roller set, dan mungkin kampas ganda. Memang sekali keluar uang terasa lumayan, tapi ingat, kamu hanya melakukannya setahun atau dua tahun sekali. Jika kita hitung rata-rata per bulan, biaya kepemilikannya masih sangat masuk akal.
4. Oli Mesin Motor Matic dan Manual Itu Sama Saja
Fakta: Jelas Berbeda dan Fatal Jika Tertukar!
Jangan pernah menyepelekan spek oli. Motor matic menggunakan kopling kering (sentrifugal) yang terpisah dari ruang mesin. Artinya, oli mesin matic murni hanya melumasi piston, silinder, dan kruk as. Pabrikan merancang oli ini agar lebih licin (minim friksi) untuk efisiensi maksimal, kodenya adalah JASO MB.
Sebaliknya, motor manual pakai kopling basah yang butuh oli yang tidak terlalu licin (JASO MA) agar kopling tidak selip. Kalau kamu nekat pakai oli motor manual di matic, performa motor bakal terasa berat dan boros karena gesekan di dalam mesin lebih tinggi dari seharusnya.
5. Harus Menahan Gas dan Rem Bersamaan Saat Macet di Tanjakan
Fakta: Kebiasaan Buruk yang Sangat Terlarang.
Ini teknik yang salah kaprah dan sering pemula lakukan karena takut motor mundur. Menahan gas sambil mengerem (agar motor diam tapi mesin meraung) sama saja kamu sedang “memanggang” komponen CVT. Kampas ganda akan bergesekan paksa dengan mangkok kopling yang tertahan oleh rem.
Akibatnya fatal: panas ekstrem muncul, kampas ganda gosong, mangkok kopling peyang warnanya jadi pelangi, dan seal kruk as bisa bocor karena kepanasan. Kalau berhenti, ya rem total dan tutup gas. Mau jalan? Lepas rem, buka gas. Simpel.
Mitos Teknis Lanjutan yang Mulai Bermunculan

Semakin dalam kita menggali, semakin banyak salah kaprah teknis yang beredar. Yuk kita luruskan juga yang level lanjut ini.
6. Motor Matic Tidak Punya Engine Brake Sama Sekali
Fakta: Punya, Tapi Minim dan Perlu Trik.
Banyak bikers merasa ngeri bawa matic di turunan panjang karena rasanya “ngeloyor” bebas seperti naik sepeda onthel. Faktanya, matic tetap punya engine brake, meskipun tidak sekuat motor manual yang bisa oper ke gigi rendah.
Triknya, saat di turunan, jangan tutup gas sampai nol persen secara mendadak jika kecepatan masih tinggi. Kadang kamu perlu “kagetin” gas sedikit (buka dikit lalu tutup lagi) agar kopling sentrifugal kembali menggigit mangkoknya dan putaran roda kembali terhubung dengan putaran mesin, sehingga menciptakan efek pengereman alami.
7. Matic Tidak Cocok untuk Touring Jarak Jauh
Fakta: Mitos, Justru Banyak yang Lebih Nyaman.
Zaman sekarang, maxi-scooter malah jadi idola para peturing. Posisi duduk yang santai, kaki bisa selonjoran (di beberapa model), dan bagasi super luas adalah nilai plus yang nggak dimiliki motor sport. Soal ketahanan mesin, asal sistem pendinginan (radiator atau kipas) normal dan oli bagus, mesin matic kuat kamu geber ratusan kilometer nonstop. Cek artikel kami di kategori Tips & Trick untuk persiapan touring pakai matic.
8. Memanaskan Mesin Matic Harus Lama Setiap Pagi
Fakta: Tidak Perlu, Cukup 30 Detik – 1 Menit.
Motor injeksi sudah pintar. ECU akan otomatis menaikkan rpm saat suhu dingin (fast idle) agar mesin cepat mencapai suhu kerja optimal. Memanaskan motor sampai 5-10 menit itu cuma buang-buang bensin dan bikin polusi di teras rumah. Cukup tunggu oli bersirkulasi sebentar (sekitar 1 menit), lalu jalankan motor perlahan di awal perjalanan. Cara itu lebih efektif.
9. Rem Matic Lebih Gampang Blong di Turunan
Fakta: Berisiko Jika Hanya Mengandalkan Satu Rem Terus-menerus.
Karena minimnya engine brake (lihat poin 6), pengendara matic cenderung menekan tuas rem terus menerus di turunan panjang. Kebiasaan ini bikin minyak rem mendidih (vapor lock) atau kampas rem overheat (brake fading), yang ujung-ujungnya rem jadi blong.
Solusinya, gunakan rem depan dan belakang secara bergantian untuk memberi jeda pendinginan. Selain itu, jangan ragu berhenti sebentar jika perjalanan menurun sangat panjang.
10. V-Belt Wajib Ganti Tiap Servis
Fakta: Salah, Cukup Dicek dan Dibersihkan.
Jangan mau kena tipu oknum bengkel nakal! V-belt punya usia pakai yang panjang. Saat servis rutin, mekanik hanya perlu membuka bak CVT, membersihkan debu hasil gesekan, dan mengecek kondisi fisik belt. Selama tidak ada retak rambut dan lebarnya masih sesuai standar, belt aman untuk terus kamu pakai.
11. Semua Bengkel Bisa Servis Matic dengan Baik
Fakta: Belum Tentu, Butuh Alat Khusus.
Servis CVT butuh special tools seperti universal holder atau tracker untuk membuka pulley. Bengkel yang tidak punya alat lengkap seringkali membuka mur pulley dengan cara menggetok paksa pakai palu dan obeng minus. Tindakan brutal ini bisa merusak sirip pulley atau membuat as kruk tidak balans. Pastikan bengkelmu punya alat yang layak.
12. Matic Injeksi Kalau Aki Soak Pasti Mogok Mati Total
Fakta: Benar untuk Sebagian Besar Model Baru.
Banyak matic zaman now sudah tidak punya kick starter (engkol). Sistem injeksi butuh arus listrik stabil dari aki untuk menghidupkan pompa bensin dan otak komputer (ECU) bahkan sebelum mesin menyala. Jadi kalau aki benar-benar tekor, motor cuma jadi pajangan. Rajinlah cek tegangan aki, ya!
13. Motor Matic Lebih Gampang Dicuri
Fakta: Ada Benarnya Karena Mudah Didorong.
Karena sistem transmisinya netral saat mesin mati, maling sangat mudah mendorong atau menuntun matic jika mereka berhasil membobol kunci setang. Berbeda dengan motor manual yang bisa kamu tinggal dalam posisi masuk gigi agar roda terkunci. Selalu gunakan kunci ganda tambahan saat parkir di tempat rawan.
14. Menggunakan Ban Lebar Bikin Matic Jadi Boros
Fakta: Benar, Tapi Menambah Stabilitas.
Banyak bikers yang memodifikasi ban maticnya jadi lebih lebar biar terlihat gagah. Konsekuensinya, bidang gesek ban ke aspal jadi lebih luas, yang artinya beban mesin bertambah dan konsumsi bensin sedikit lebih boros. Tapi sisi positifnya, handling motor jadi lebih stabil saat menikung.
15. Filter Udara Matic Bisa Dicuci Kalau Kotor
Fakta: Salah Besar untuk Filter Kertas Berpelumas!
Kebanyakan motor matic modern menggunakan filter udara tipe kertas basah (viscous paper element) yang mengandung lapisan oli khusus untuk menangkap debu. Kamu HARAM mencuci filter jenis ini pakai bensin atau menyemprotnya dengan angin kompresor kencang karena akan merusak pori-porinya. Kalau sudah kotor, wajib ganti baru. Beda ceritanya kalau kamu pakai filter aftermarket berbahan busa atau stainless yang memang washable.
16. Matikan Mesin Pakai Standar Samping Bikin Aki Cepat Soak
Fakta: Mitos yang Kurang Tepat.
Fitur side stand switch hanya memutus arus ke pengapian, mirip seperti menekan tombol engine cut-off di motor sport. Selama kamu ingat untuk segera memutar kunci kontak ke posisi OFF setelah mesin mati, aki akan aman-aman saja. Justru yang bikin aki soak adalah kalau standar samping turun, mesin mati, tapi kamu membiarkan kunci kontak ON terus menerus sehingga lampu utama tetap menyala.
Tabel Ringkasan: 16 Fakta vs Mitos Motor Matic

Biar gampang ingatnya, simpan tabel ringkasan lengkap ini:
| No. | Mitos / Anggapan | Fakta Sebenarnya |
|---|---|---|
| 1 | Matic pasti boros | Mitos jadul. Injeksi modern sudah sangat irit. |
| 2 | Tidak kuat nanjak | Kuat asal CVT sehat dan momentum pas. |
| 3 | Perawatan mahal | Relatif, terasa mahal saat servis besar CVT saja. |
| 4 | Oli sama dengan manual | Salah fatal! Matic wajib JASO MB (licin). |
| 5 | Tahan rem + gas saat macet | Bahaya! Bikin CVT overheat dan jebol. |
| 6 | Tidak ada engine brake | Ada tapi minim, perlu trik memainkan gas. |
| 7 | Tidak cocok touring | Mitos. Maxi-scooter justru sangat nyaman. |
| 8 | Panasin mesin harus lama | Tidak perlu, cukup 1 menit agar oli naik. |
| 9 | Rem gampang blong | Berisiko jika hanya mengandalkan satu rem terus. |
| 10 | V-Belt ganti tiap servis | Salah, hanya perlu dicek dan dibersihkan rutin. |
| 11 | Semua bengkel bisa servis | Belum tentu, wajib punya alat khusus CVT. |
| 12 | Aki soak = mogok total | Benar untuk matic tanpa kick starter. |
| 13 | Lebih gampang dicuri | Benar karena mudah didorong saat netral. |
| 14 | Ban lebar bikin boros | Benar, tapi menambah stabilitas handling. |
| 15 | Filter udara bisa dicuci | Salah besar untuk tipe kertas berpelumas. |
| 16 | Standar samping bikin aki soak | Hanya jika lupa memutar kontak ke OFF. |
Kesimpulan: Kenali, Pahami, Rawat!

Nah, sudah lengkap kan 16 poin yang kita bahas? Motor matic itu nggak seburuk mitos-mitos yang beredar kok. Justru teknologi matic sekarang sudah sangat maju, menawarkan keseimbangan antara performa, efisiensi BBM, dan kepraktisan yang nggak ada lawan.
Kelemahan motor matic biasanya muncul karena kita sebagai pemilik kurang paham cara merawatnya. Jangan cuma bisa pakainya saja, tapi malas servis ke bengkel. Pastikan kamu rutin melakukan perawatan motor matic sesuai buku petunjuk agar mitos “motor rewel” nggak kejadian di kamu.
Buat kamu yang ingin tahu lebih dalam soal teknis cara kerja transmisi matic yang ajaib ini, bisa coba baca referensi dari Wikipedia tentang CVT (Continuously Variable Transmission). Semakin paham cara kerjanya, semakin sayang kamu sama motormu!
Punya pengalaman unik soal mitos matic yang pernah kamu buktikan sendiri salah atau benarnya? Share di kolom komentar ya, biar bikers lain juga makin pinter!







