Dunia roda dua itu sangat dinamis, Brad. Tren selalu datang silih berganti, mulai dari demam motor fairing yang sporty hingga skuter matik bongsor yang kini merajalela di jalanan. Namun, di tengah gempuran teknologi futuristik, ada satu gaya yang seolah tak lekang oleh waktu dan justru makin kuat cengkeramannya: gaya klasik. Masalahnya, merawat motor tua atau “motuba” (motor tua bangka) itu butuh kesabaran setingkat dewa dan dompet yang lumayan tebal untuk jajan sparepart langka.
Nah, di sinilah pesona motor retro modern mengambil alih panggung utama. Segmen ini menawarkan solusi jenius bagi kamu yang mendamba tampilan lawas yang estetik dengan keandalan mesin masa kini. Fenomena ini menjadi jawaban bagi para sobat bikers yang ingin tampil beda saat sunmori tanpa pusing memikirkan motor mogok di tengah jalan. Kamu mendapatkan estetika abadi, namun pabrikan membungkusnya dengan teknologi yang membuat hidup jauh lebih mudah.
Di pasar otomotif Indonesia yang riuh, ada dua jagoan utama yang selalu jadi bahan perdebatan panas di tongkrongan: Kawasaki W175 dan Yamaha XSR 155. Keduanya sama-sama mengusung bendera retro, tapi dengan filosofi yang bertolak belakang. Satunya merepresentasikan era keemasan motor Inggris secara otentik, sementara yang lain mewujudkan konsep neo-retro yang sarat performa. Artikel ini akan mengupas tuntas keduanya agar kamu tidak salah pilih partner riding.
Alasan Motor Retro Modern Makin Digilai Bikers

Sebelum kita mengadu mekanik antara kedua motor tersebut, penting untuk paham kenapa genre motor retro modern ini meledak di pasaran dalam lima tahun terakhir. Ini bukan sekadar tren sesaat atau ikut-ikutan, tapi sebuah gerakan budaya yang menjawab kerinduan banyak pengendara akan esensi berkendara yang lebih simpel, jujur, dan berkarakter. Daya tariknya datang dari beberapa faktor psikologis dan teknis yang bikin kita susah berpaling.
1. Desain yang “Timeless”
Alasan pertama tentu saja visual. Motor-motor ini mengadopsi siluet desain dari era 60-an hingga 80-an yang ikonik. Tangki bahan bakar membulat model teardrop, lampu depan bundar yang khas, jok lurus yang rata, dan spakbor berbahan pelat adalah elemen yang langsung membawa kita bernostalgia. Desain seperti ini punya tempat tersendiri di hati para penikmat otomotif karena tidak terikat oleh waktu, berbeda dengan desain motor modern yang cepat terlihat usang ketika model baru rilis.
2. Kanvas Modifikasi Tanpa Batas
Bagi Sobat yang hobi ngoprek atau gatal kalau lihat motor standar, motor retro adalah bahan baku impian. Strukturnya yang cenderung simpel dan minimalis memudahkan para builder untuk mengubahnya menjadi berbagai aliran modifikasi motor custom. Mulai dari gaya Cafe Racer yang nunduk, Scrambler yang siap garuk tanah, hingga Bobber yang santai. Membeli motor retro modern ibarat membeli kanvas setengah jadi yang siap kamu lukis sesuai karaktermu sendiri.
3. Teknologi yang Tidak Menyusahkan
Ini poin paling krusial, Brad. Di balik tampilannya yang jadul, kamu bisa menikmati ketenangan pikiran. Lupakan ritual memanaskan mesin berlama-lama, menyetel platina, atau engkol kaki yang bikin betis kram. Motor retro modern kini membawa fitur starter elektrik, kelistrikan stabil, dan mayoritas mengandalkan sistem injeksi bahan bakar. Hal ini memberikan kepraktisan luar biasa untuk penggunaan harian di kemacetan kota.
Duel Panas: Kawasaki W175 vs Yamaha XSR 155

Sekarang, mari kita masuk ke ring tinju. Kawasaki W175 dan Yamaha XSR 155 adalah dua raja di kelasnya masing-masing. Meski berada di ceruk pasar yang sama, keduanya menawarkan pengalaman riding yang sangat berbeda bak bumi dan langit. Exmotoride akan membedahnya secara detail untuk membantumu menemukan mana yang paling pas dengan jiwamu.
Kawasaki W175: Sang “Purist” Sejati

Saat melihat W175, kamu seperti diajak kembali ke masa lalu dengan mesin waktu. Kawasaki benar-benar setia pada desain klasik otentik tanpa kompromi. Setiap lekuk bodinya, mulai dari tangki, jok berpola roti, hingga knalpot model pea-shooter, semuanya meneriakkan kata “klasik”. Motor ini menjadi pilihan mutlak bagi mereka yang mencari esensi sejati dari sebuah motor retro tanpa banyak gimmick elektronik.
Di sektor dapur pacu, W175 uniknya masih mempertahankan sistem pengabutan karburator Mikuni VM24. Kawasaki sengaja mengambil langkah berani ini untuk mempertahankan nuansa klasik dan memudahkan modifikasi. Mesin 177cc SOHC-nya menghasilkan tenaga yang “cukup” untuk penggunaan dalam kota. Jangan harap akselerasi jambak di sini, tapi kamu akan merasakan torsi putaran bawah yang nendang untuk santai. Getaran mesinnya pun terasa “hidup”, memberikan sensasi mekanikal yang dirindukan pecinta motor tua.
Yamaha XSR 155: Serigala Berbulu Domba

Berbeda 180 derajat, Yamaha XSR 155 hadir sebagai interpretasi modern dari gaya klasik. Yamaha menyebutnya dengan istilah “Sport Heritage”. Jangan tertipu tampang kalemnya, karena motor ini mengadopsi basis mesin dari MT-15 dan R15. Ini berarti XSR 155 mewarisi sasis Deltabox yang terkenal rigid dan mesin yang buas. Desainnya cerdas, memadukan elemen klasik seperti lampu bundar dengan sentuhan modern seperti sasis terekspos dan lengan ayun aluminium.
Jantung pacunya mengandalkan mesin 155cc berpendingin cairan yang membawa teknologi VVA (Variable Valve Actuation). Teknologi ini memastikan tenaga terisi padat dari putaran bawah hingga teriakan RPM atas. Sebagai salah satu varian dalam perbandingan motor sport fairing vs naked, XSR 155 jelas unggul telak di performa. Fitur modern seperti panel instrumen full digital, suspensi Upside Down (USD), dan Assist & Slipper Clutch membuatnya terasa sangat canggih dan nyaman untuk manuver agresif.
| Spesifikasi | Kawasaki W175 | Yamaha XSR 155 |
|---|---|---|
| Konsep Desain | British Retro, Klasik Murni | Neo-Retro, Sport Heritage |
| Mesin | 177cc, Karburator, Pendingin Udara | 155cc, Injeksi, Liquid Cooled, VVA |
| Tenaga Maks | 13 PS @ 7,500 rpm | 19.3 PS @ 10,000 rpm |
| Torsi Maks | 13.2 Nm @ 6,000 rpm | 14.7 Nm @ 8,500 rpm |
| Suspensi Depan | Teleskopik (Ada karet boot) | Upside Down (USD) |
| Karakter | Santai, Rileks, Mudah Dimodif | Agresif, Kencang, Canggih |
Tips Memilih: Sesuaikan dengan Gaya Hidupmu

Setelah melihat bedah spesifikasi di atas, pilihan kembali ke preferensi personal dan gaya hidup kamu sebagai bikers. Tidak ada motor yang sempurna, yang ada hanyalah motor yang paling cocok dengan kebutuhanmu. Berikut panduan singkat dari Admin untuk memantapkan keputusanmu.
Pilih Kawasaki W175 Jika:
Pertama, sobat adalah tipe pengendara yang “kalem” dan menikmati estetika. Kecepatan santai sambil menikmati pemandangan menjadi prioritas utama ketimbang mengejar top speed di jalan raya. Selain itu, motor ini sangat cocok bagi kamu yang gemar mengutak-atik mesin sederhana. Bahkan, W175 bisa menjadi bahan baku sempurna jika kamu berencana merombak total tampilannya (potong rangka, ganti tangki) di kemudian hari.
Pilih Yamaha XSR 155 Jika:
Sebaliknya, ambillah XSR 155 jika menginginkan paket lengkap “All in One”. Walaupun suka tampilan retro, sobat mungkin tidak mau kalah kencang saat lampu merah berubah hijau. Selain itu, motor ini menawarkan kestabilan mumpuni untuk melahap tikungan atau cornering. Terakhir, XSR 155 sangat ideal bagi kamu yang membutuhkan kenyamanan saat menerapkan tips touring motor jarak jauh berkat fitur keselamatan modernnya.
Jangan Lupa Soal “Riding Gear”
Apapun pilihan motornya, gaya retro modern menuntut penampilan yang selaras. Kurang pas rasanya naik W175 atau XSR tapi menggunakan helm balap full face yang terlalu modern dan lancip. Cobalah mencari referensi panduan memilih helm bergaya retro. Model seperti bogo, cakil, atau full face klasik akan menyempurnakan tampilanmu saat mengaspal.
Alternatif Lain di Luar Jepang

Jika merasa W175 terlalu sederhana dan XSR 155 terlalu pasaran atau mahal, jangan khawatir. Beberapa pemain non-Jepang juga meramaikan pasar motor klasik Indonesia dengan produk yang tak kalah menarik. Opsi ini bisa jadi pertimbangan buat kamu yang ingin tampil beda dari mayoritas pengguna jalan.
Pertama, ada Benelli Motobi Series (200 Evo atau 152). Merek yang kini berada di bawah naungan pabrikan Tiongkok ini menawarkan nuansa cruiser atau cafe racer dengan harga yang sangat kompetitif. Keunggulan utamanya seringkali terletak pada suara knalpot standar yang sudah ngebass mirip motor dua silinder, padahal hanya menggunakan satu silinder. Fitur ini sangat cocok buat yang ingin jadi pusat perhatian lewat suara.
Kedua, SM Sport dan Viar juga bisa menjadi pilihan. SM Sport V16 misalnya, menawarkan gaya American Cruiser dengan mesin V-Twin (dua silinder v) yang sesungguhnya. Untuk memahami bedanya karakter mesin ini dengan tipe segaris, kamu bisa membaca lebih lanjut soal perbedaan mesin SOHC dan DOHC serta konfigurasi silinder. Motor-motor alternatif ini biasanya memberikan fitur lebih banyak dengan harga yang lebih miring, meski jaringan bengkelnya mungkin tidak sebanyak pabrikan Jepang.
Jadi, Mana Motor Retro Modern Pilihan Kamu?

Pada akhirnya, mau pilih W175, XSR 155, atau merek lain, pastikan kamu mencobanya sendiri (test ride). Rasakan ergonominya, dengarkan suara mesinnya, dan tanyakan pada hatimu: “Motor mana yang bikin gue nengok dua kali saat parkir?”. Karena itulah esensi sejati dari memiliki motor retro modern. Salam satu aspal, Brad!







