Buat bikers sejati, touring atau perjalanan jauh pakai motor itu udah kayak candu. Sensasi bebas di jalan, melihat pemandangan baru, dan menaklukkan kilometer demi kilometer emang nggak ada duanya. Tapi, touring bukan cuma soal mental dan motor yang prima. Apparel, terutama jaket, bukan sekadar gaya-gayaan, tapi ini adalah investasi utama untuk keselamatan dan kenyamanan kamu.
Salah pilih jaket, perjalanan yang harusnya seru bisa jadi sengsara. Entah itu kedinginan nembus kabut, basah kuyup keguyur hujan, atau yang paling parah, cedera karena proteksi yang nggak mumpuni. Karena itu, Exmotoride sudah siapkan panduan memilih jaket touring paling lengkap. Kita akan bedah tuntas semua yang perlu kamu tahu, dari bahan, protektor, sampai fitur-fitur kecil yang sering terlupakan.
Kenapa Jaket Touring Beda? Ini Bukan Jaket Harian Biasa

Seringkali kita mikir, “Ah, pakai jaket denim atau jaket harian biasa juga bisa.” Bisa sih bisa, tapi fungsinya beda banget, Bro! Jaket harian dirancang untuk gaya atau sekadar menahan angin ringan. Jaket touring dirancang untuk kondisi ekstrem: dipakai berjam-jam, menahan terpaan angin kencang di kecepatan tinggi, melindungi dari cuaca tak menentu (panas terik sampai hujan badai), dan yang terpenting, melindungi tubuh saat terjadi insiden.
Jaket touring adalah baju zirah modern buat bikers. Dia harus kuat menahan abrasi aspal, punya bantalan peredam benturan (protektor), sekaligus harus ‘bernapas’ biar kamu nggak ‘rebus’ di dalam.
Bongkar Material Jaket: Cordura, Mesh, atau Kulit?

Ini adalah pilihan pertama dan paling krusial. Bahan jaket adalah penentu utama level proteksi, kenyamanan, dan bobot. Beda bahan, beda karakter. Yuk, kita bedah satu per satu kelebihan dan kekurangannya.
1. Bahan Tekstil (Cordura, Poliester, Nylon)
Ini adalah bahan paling umum dan paling serbaguna untuk jaket touring modern. Kamu pasti sering dengar istilah Cordura. Cordura adalah merek dagang untuk jenis kain nilon yang sangat kuat.
Kekuatan bahan tekstil ini biasanya diukur dalam Denier (D), misalnya 600D, 800D, atau 1000D. Makin tinggi angka Denier-nya, makin tebal dan makin kuat dia menahan gesekan (abrasi).
- Kelebihan: Paling serbaguna. Tahan abrasi dengan baik, relatif ringan dibanding kulit, dan banyak yang sudah dilengkapi lapisan anti air. Perawatannya juga gampang.
- Kekurangan: Kadang terasa kaku (terutama yang Denier-nya tinggi). Nggak ‘seadem’ bahan mesh.
- Ideal untuk: Rider serba bisa, touring jarak jauh dengan cuaca yang nggak menentu.
2. Bahan Mesh (Jaring)
Buat kamu yang mayoritas riding di iklim tropis panas kayak Indonesia, bahan mesh adalah penyelamat. Jaket mesh menggunakan panel jaring-jaring besar di area dada, punggung, dan lengan bagian dalam untuk aliran udara maksimal.
Tapi jangan salah, jaket mesh yang bagus tetap mengombinasikan bahan jaring ini dengan bahan tekstil kuat (seperti Cordura) di area rawan benturan seperti bahu dan siku.
- Kelebihan: Super adem! Aliran udara (ventilasi) adalah yang terbaik, bikin riding siang hari jadi jauh lebih nyaman.
- Kekurangan: Proteksi abrasi tidak sekuat tekstil penuh atau kulit. Hampir pasti tidak anti air (kecuali ada lapisan liner tambahan yang bisa dilepas-pasang).
- Ideal untuk: Riding harian, touring di cuaca panas, atau short trip.
3. Bahan Kulit (Leather)
Ini adalah material ‘klasik’ yang sampai sekarang masih dianggap punya level proteksi abrasi paling superior. Nggak heran jaket balap (race suit) semuanya pakai kulit.
Jaket kulit touring biasanya lebih tebal dan punya potongan yang lebih santai dibanding jaket balap. Bahannya bisa kulit sapi (lebih tebal dan berat) atau kanguru (lebih tipis tapi kuat).
- Kelebihan: Proteksi abrasi nomor satu. Sangat awet (jika dirawat), dan punya look yang gagah.
- Kekurangan: Berat, panas (banget!), butuh perawatan ekstra pakai conditioner khusus, harga premium, dan kaku saat masih baru (butuh waktu break-in).
- Ideal untuk: Rider sport-touring, yang mengutamakan proteksi di atas segalanya, atau yang sering riding di area beriklim sejuk/dingin.
4. Bahan Hybrid (Tekstil + Kulit)
Beberapa pabrikan mencoba menggabungkan yang terbaik dari dua dunia. Mereka membuat jaket dengan sasis utama dari bahan tekstil (untuk kenyamanan dan fitur anti air), tapi menambahkan panel kulit di area high-impact (bahu dan siku) untuk proteksi abrasi ekstra.
- Kelebihan: Keseimbangan yang baik antara proteksi, bobot, dan kenyamanan.
- Kekurangan: Biasanya harganya cukup mahal dan perawatannya agak repot karena menggabungkan dua material.
Tabel Perbandingan Bahan Jaket Motor
Biar nggak bingung, ini Exmotoride kasih rangkuman perbandingan bahan jaket motor dalam tabel simpel. Ingat, ini adalah panduan umum, ya!
| Fitur | Tekstil (Cordura) | Mesh (Jaring) | Kulit (Leather) |
|---|---|---|---|
| Proteksi Abrasi | Baik – Sangat Baik | Cukup | Superior |
| Aliran Udara (Adem) | Cukup (Tergantung Ventilasi) | Superior | Buruk |
| Kemampuan Anti Air | Seringkali sudah (Liner/Coating) | Jarang (Butuh Liner Tambahan) | Tidak (Menyerap Air) |
| Bobot Jaket | Sedang | Ringan | Berat |
| Perawatan | Mudah | Mudah | Sulit (Butuh Perawatan Khusus) |
Wajib Paham! Ini Soal Jaket Protektor

Jaket touring tanpa jaket protektor itu omong kosong. Fungsinya cuma jadi penahan angin. Protektor adalah ‘baju zirah’ yang menyerap energi benturan saat terjadi insiden. Ini adalah nyawa dari jaket kamu. Jangan pernah kompromi soal ini.
Standar Protektor: CE Level 1 vs. CE Level 2
Kamu pasti sering lihat label ‘CE Certified’. CE (Conformité Européenne) adalah standar keselamatan Eropa. Untuk protektor, ada dua level yang umum:
- CE Level 1: Ini adalah standar minimal. Protektor ini sudah diuji dan mampu menyerap energi benturan sampai batas yang ditentukan. Cukup baik untuk harian dan touring.
- CE Level 2: Ini adalah standar yang lebih tinggi. Protektor CE Level 2 mampu menyerap energi benturan hampir DUA KALI LIPAT lebih baik daripada Level 1. Jelas lebih aman, meskipun biasanya sedikit lebih tebal atau lebih berat.
Saran Exmotoride: Untuk touring jarak jauh yang punya risiko lebih tinggi, usahakan selalu cari jaket yang minimal sudah pakai protektor CE Level 2, terutama di bagian punggung.
Posisi Protektor yang Krusial
Pastikan jaket kamu memiliki protektor (atau setidaknya slot untuk upgrade) di area-area vital ini:
- Bahu (Shoulders): Wajib ada. Ini area yang paling sering kena benturan.
- Siku (Elbows): Wajib ada. Biasanya protektor siku ini memanjang sampai ke lengan bawah (forearm).
- Punggung (Back Protector): Ini yang paling sering ‘dianaktirikan’. Banyak jaket murah cuma ngasih busa tipis (foam pad) yang nggak ada nilai proteksinya. Pastikan jaket kamu punya real back protector (CE Level 1 atau 2), atau paling tidak, sediakan kantongnya biar kamu bisa beli terpisah dan pasang sendiri.
- Dada (Chest Protector): Ini bonus, tapi makin banyak jaket touring modern menyediakannya (biasanya berupa slot untuk upgrade). Ini sangat penting untuk melindungi organ vital dari benturan depan.
Material Protektor: Busa Kaku vs. ‘Pintar’ (D3O/SAS-TEC)
Dulu, protektor itu busa kaku yang keras. Aman, tapi nggak nyaman dan bikin gerak jadi kaku. Sekarang, teknologi sudah berkembang. Ada material ‘pintar’ seperti D3O, SAS-TEC, atau SeeFlex.
Protektor jenis ini punya sifat unik: saat dipakai normal, dia lentur dan fleksibel mengikuti bentuk tubuh (jadi nyaman banget!). Tapi begitu terjadi benturan keras dan tiba-tiba, molekulnya langsung mengunci dan mengeras seketika untuk menyerap energi. Ini adalah salah satu tips & trick keselamatan yang krusial dalam memilih apparel.
Fitur Tambahan yang Bikin Touring Makin Nyaman (dan Aman)

Jaket bagus bukan cuma soal bahan dan protektor. Detail-detail kecil inilah yang membedakan jaket touring premium dengan yang biasa. Ini adalah fitur yang wajib kamu perhatikan:
1. Sistem Ventilasi Udara (Air Vents)
Ini beda dengan jaket mesh, ya. Ini adalah panel ritsleting (biasanya di dada, ketiak, dan punggung) yang bisa kamu buka-tutup. Saat cuaca panas, kamu buka ritsletingnya untuk membiarkan udara masuk (intake) dan keluar (exhaust). Saat cuaca dingin atau hujan, kamu tutup rapat. Fitur ini bikin jaket tekstil jadi jauh lebih serbaguna.
2. Lapisan Anti Air (Waterproof Liner)
Musuh utama touring adalah hujan. Jaket motor anti air adalah solusi, tapi teknologinya ada beberapa macam:
- Liner Dalam Lepas-Pasang (Detachable): Ini paling umum. Ada lapisan (kayak jas hujan tipis) di bagian dalam jaket yang bisa dilepas.
- Pros: Fleksibel, bisa dilepas kalau nggak hujan biar lebih adem.
- Cons: Jaket bagian luarnya tetap basah, jadi berat dan dingin.
- Membran Laminasi (Laminated): Ini teknologi canggih (contoh: Gore-Tex). Lapisan anti airnya menyatu (dilaminasi) langsung dengan bahan luar jaket.
- Pros: Air langsung ‘jatuh’ (kayak di daun talas). Jaket nggak jadi basah dan berat.
- Cons: Harga super mahal!
- Coating (DWR – Durable Water Repellent): Ini cuma lapisan tolak air di permukaan luar. Cuma efektif untuk gerimis atau hujan ringan. Hujan deras pasti tembus.
3. Lapisan Termal (Thermal Liner)
Buat kamu yang hobi touring ke dataran tinggi, Bromo, Dieng, atau riding malam hari, ini wajib. Ini adalah lapisan dalam (biasanya removable) yang tebal kayak jaket dacron, fungsinya untuk menjaga panas tubuh (insulasi). Jaket 3-in-1 (Outshell + Waterproof Liner + Thermal Liner) adalah jaket touring paling komplet.
4. Reflektor Cahaya (Visibility)
Sering diabaikan, padahal vital untuk keselamatan. Ini adalah panel-panel (biasanya di dada, punggung, dan lengan) yang memantulkan cahaya saat tersorot lampu kendaraan lain. Ini bikin kamu ‘menyala’ dan sangat terlihat saat riding di malam hari atau kondisi minim cahaya (kabut/hujan).
5. Kantong (Pockets)
Touring butuh banyak kantong. Cek apakah jaket punya kantong yang cukup? Apakah ada kantong dalam yang waterproof (penting buat simpan HP dan dompet)? Apakah ada kantong kargo besar di punggung (biasanya untuk menyimpan liner yang sedang tidak dipakai)?
Ukuran yang Pas Adalah Kunci (Cara Fitting Jaket)

Jaket semahal apapun, kalau ukurannya nggak pas, percuma. Jaket yang kedodoran bikin protektor gampang geser dari posisinya saat jatuh. Jaket yang kesempitan bikin badan cepat pegal, sesak napas, dan sirkulasi darah nggak lancar.
Jangan Samakan dengan Ukuran Kaus
Ini kesalahan fatal. Ukuran ‘L’ jaket A belum tentu sama dengan ‘L’ jaket B. Apalagi beda merek, beda region (Eropa vs. Asia). Selalu, selalu cek tabel ukuran (size chart) dari merek jaket yang kamu incar.
Panduan Mengukur Badan
Siapkan meteran kain. Ini 3 titik utama yang harus kamu ukur:
- Lingkar Dada (Chest): Ukur melingkar di bagian dada paling lebar, tepat di bawah ketiak.
- Lingkar Pinggang (Waist): Ukur di bagian pinggang alami kamu (biasanya sejajar pusar).
- Panjang Lengan (Sleeve): Ukur dari pangkal bahu sampai tulang pergelangan tangan. Posisikan lengan sedikit menekuk (seperti posisi memegang stang).
Setelah dapat angkanya, cocokkan dengan size chart.
Tips Saat Mencoba Jaket
Kalau kamu coba jaket di toko, lakukan ini:
- Coba dengan Posisi Riding: Jangan cuma berdiri tegak. Coba duduk dan rentangkan tangan ke depan seolah-olah memegang stang. Rasakan, apakah ada yang menarik di bahu? Apakah punggung bagian bawah terekspos? Jaket touring yang baik punya potongan belakang lebih panjang (drop tail) untuk menutupi punggung saat membungkuk.
- Cek Posisi Protektor: Pastikan protektor bahu pas di ‘mangkuk’ bahu kamu, dan protektor siku pas menutupi tulang siku.
- Pakai Liner: Coba pakai jaket dengan semua liner (termal dan anti air) terpasang. Apakah masih nyaman atau jadi sesak? Jaket harus menyisakan sedikit ruang untuk base layer.
- Cari Adjuster: Jaket touring yang bagus punya banyak ‘setelan’ (adjuster) berupa velcro, kancing, atau sabuk di bagian pinggang, lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan. Ini fungsinya agar jaket bisa ‘memeluk’ badan dengan pas dan nggak berkibar (flapping) saat kena angin di kecepatan tinggi.
Rekomendasi Jaket Berdasarkan Kebutuhan

Setelah tahu semua teorinya, sekarang Exmotoride kasih beberapa rekomendasi jaket berdasarkan tipe riding kamu, biar nggak salah pilih.
Tipe 1: Si Petualang Segala Cuaca (All-Weather Adventure)
Kamu adalah rider yang siap menempuh ribuan kilometer, nggak peduli panas, hujan, atau dingin. Kamu butuh jaket ‘tempur’ yang serba bisa.
- Cari: Jaket bahan tekstil (Cordura 600D ke atas), model 3-in-1 (Outshell + Waterproof Liner + Thermal Liner). Pastikan punya banyak ventilasi udara (air vents) dan kantong. Protektor wajib CE Level 2.
Tipe 2: Penakluk Cuaca Panas (Tropical Rider)
Kamu lebih banyak riding di siang hari, di cuaca tropis yang panasnya menyengat. Prioritas kamu adalah adem.
- Cari: Jaket Mesh. Pastikan area bahu dan sikunya tetap pakai bahan tekstil yang kuat. Pilih yang punya liner anti air removable, jadi bisa dipakai buat jaga-jaga kalau tiba-tiba hujan.
Tipe 3: Si Pecinta Cepat (Sport-Touring)
Kamu suka touring, tapi juga suka ‘miring-miring’ di tikungan. Kamu butuh jaket yang aerodinamis dengan proteksi tinggi.
- Cari: Jaket Kulit atau Hybrid (Kulit + Tekstil). Fit-nya harus ketat (race fit) untuk mengurangi hambatan angin. Protektor eksternal (slider) di bahu atau siku adalah nilai plus.
Kalau kamu butuh inspirasi lebih lanjut soal produk atau motor, kamu bisa cek berbagai ulasan lengkap di kategori Review Motor di situs kami.
Merawat Jaket Touring Biar Awet Bertahun-tahun

Jaket touring itu investasi mahal, jadi rawatlah baik-baik. Jangan asal lempar ke mesin cuci!
- Lepas Protektor: Selalu lepas semua protektor (bahu, siku, punggung) dan semua liner bagian dalam sebelum mencuci.
- Cuci Manual: Cara terbaik adalah cuci manual pakai tangan. Gunakan air dingin dan sabun lembut (sabun bayi atau sabun khusus pembersih apparel). Jangan disikat kasar, cukup dikucek pelan.
- Bilas Tuntas: Pastikan tidak ada sisa sabun yang tertinggal.
- Jangan Diperas: Jangan peras jaket dengan cara dipelintir. Cukup tekan-tekan pelan untuk mengeluarkan air.
- Angin-anginkan: Gantung jaket di tempat teduh yang sirkulasi udaranya bagus. Jangan pernah jemur jaket di bawah sinar matahari langsung karena bisa merusak bahan dan lapisan anti airnya.
- Perawatan Kulit: Jaket kulit butuh perawatan beda. Bersihkan pakai lap lembap, lalu oleskan pelembap/conditioner kulit secara berkala agar tidak kering dan retak.
Investasi Keselamatan yang Tak Ternilai

Memilih jaket touring memang kelihatan rumit dengan banyaknya pilihan bahan, fitur, dan teknologi. Tapi percayalah, semua kerumitan ini sepadan. Jaket adalah gear keselamatan kedua terpenting setelah helm. Salah pilih jaket bisa berakibat fatal.
Jangan pernah mengorbankan kualitas protektor dan bahan hanya demi harga murah. Jaket yang tepat akan melindungi kamu dari cedera, menjaga kamu tetap nyaman di segala cuaca, dan membuat kamu bisa lebih fokus menikmati perjalanan. Ini bukan pengeluaran, ini adalah investasi untuk nyawa dan kenyamanan kamu di atas roda dua.
Semoga panduan memilih jaket touring lengkap dari Exmotoride ini membantu kamu menemukan ‘baju zirah’ yang paling pas. Dapatkan lebih banyak wawasan roda 2 seputar safety riding di halaman kami lainnya untuk terus menambah ilmu. Ride safe and enjoy the journey!







