Mencari skuter matic sporty di kelas 150-160cc itu gampang-gampang susah, Bro. Memang, gampang karena pilihannya banyak, tapi juga susah karena dua raksasa Jepang, Honda dan Yamaha, punya jagoan yang bikin galau berat. Makanya, ini adalah duel abadi: perbandingan Vario 160 vs Aerox 155. Pertarungan ini bukan cuma soal siapa yang paling kencang, tapi soal adu filosofi.
Di satu sisi, kita punya Honda Vario 160, si fungsional yang berevolusi jadi elegan dan bertenaga. Di sisi lain, ada Yamaha Aerox 155, si sporty murni yang agresif sejak lahir, apalagi dengan hadirnya pembaruan yang banyak disebut sebagai Aerox Gen 3 atau “Aerox Alpha Turbo” di versi terbaru.
Bingung pilih mana? Tenang, Sobat. Kali ini, Exmotoride akan bedah tuntas keduanya secara head-to-head. Kita akan lihat siapa yang lebih unggul di atas kertas dan di kebutuhan harian kamu. Yuk, mari kita mulai!
Desain & Fungsionalitas: Pembeda Paling Krusial

Sebelum kita ngomongin mesin, mari kita bahas bagian yang paling jelas membedakan keduanya: desain sasis dan dek. Soalnya, ini adalah poin utama yang akan menentukan pilihan kamu.
Honda Vario 160: Si Fungsional Berkat Dek Rata
Vario 160 tetap setia pada DNA Vario: kepraktisan. Tentu aja, keunggulan terbesar dan tak terbantahkan dari Vario 160 adalah dek rata (flat deck). Ini mungkin terdengar sepele, tapi dalam penggunaan harian, ini adalah game changer.
Bayangin, kamu bisa gampang bawa galon air, tas belanjaan, atau ransel besar di antara kaki. Karena itu, untuk komuter harian yang sering bawa barang, Vario 160 jelas menang telak di area ini. Desain bodinya juga kini lebih dewasa, gambot, dan elegan, meninggalkan kesan “racy” tapi tetap mempertahankan sisi praktisnya.
Yamaha Aerox 155: DNA Sporty Murni dengan Dek Bertulang
Nah, Aerox 155 mengambil jalan yang berbeda. Sejak awal, Yamaha merancang Aerox sebagai skuter sporty. Ini terlihat dari penggunaan sasis dengan tulang tengah (sering disebut “dek tidak rata” atau tunnel). Tangki bensinnya ada di tengah, mirip motor sport.
Kekurangannya? Kepraktisan. Kamu nggak bisa bawa galon atau barang besar di dek. Kelebihannya? Posisi berkendara jadi lebih racy (kaki sedikit ke belakang) dan handling terasa lebih rigid dan stabil saat melibas tikungan, berkat sasis yang kokoh.
Adu Spek Mesin: eSP+ (Vario) vs Blue Core VVA (Aerox)

Lanjut, ini dia bagian yang paling ditunggu-tunggu: dapur pacu. Keduanya sama-sama menggunakan mesin 4-katup berpendingin cairan, tapi dengan karakter yang sangat berbeda.
Dapur Pacu Honda Vario 160 (eSP+ 4-Katup)

Honda membekali Vario 160 dengan mesin baru eSP+ (enhanced Smart Power Plus) berkapasitas 156,9cc, 4-katup, SOHC. Karakterya, mesin ini fokus pada efisiensi dan tenaga yang merata sejak putaran bawah.
- Kapasitas: 156,9 cc
- Tenaga Maksimal: 11,3 kW (~15,4 PS / 15,1 HP) @ 8.500 RPM
- Torsi Maksimal: 13,8 Nm @ 7.000 RPM
- Bobot Isi (Varian ABS): 119 kg
- Power-to-Weight Ratio (PWR): 0,0949 kW/kg
Karakter mesin Vario 160 terasa padat dan responsif di putaran bawah hingga menengah, jadi sangat cocok untuk kondisi stop-and-go di perkotaan.
Dapur Pacu Yamaha Aerox 155 (VVA & “Alpha Turbo”)

Aerox 155 mengandalkan mesin 155cc Blue Core yang memakai teknologi VVA (Variable Valve Actuation). Perlu diinget, ini adalah teknologi andalan Yamaha yang bikin Aerox punya “dua karakter”.
- Kapasitas: 155 cc
- Tenaga Maksimal: 11,3 kW (~15,4 PS / 15,1 HP) @ 8.000 RPM
- Torsi Maksimal: 13,9 Nm @ 6.500 RPM
- Bobot Isi (Varian ABS): 126 kg
- Power-to-Weight Ratio (PWR): 0,0896 kW/kg
Di putaran bawah, VVA belum aktif, mesin fokus pada efisiensi. Tapi, begitu RPM menyentuh sekitar 6.000-an, VVA aktif, memberikan dorongan tenaga ekstra yang terasa “nendang” banget. Inilah yang bikin Aerox terasa sangat superior di putaran atas.
Catatan soal “Aerox Alpha Turbo” (Gen 3): Model terbaru yang berojol tahun 2025 ini (terutama di beberapa pasar) mendapatkan teknologi Y-CVT (Yamaha Electric CVT). Ini BUKAN turbocharger sungguhan, melainkan sistem motor assist kecil yang memberikan dorongan instan saat akselerasi awal. Ini adalah salah satu teknologi canggih yang makin mempertegas karakter sporty-nya.
Jika kita bandingkan PWR (Power-to-Weight Ratio) murni, Vario 160 (0,0949 kW/kg) sedikit lebih unggul tipis dibanding Aerox (0,0896 kW/kg) karena bobotnya yang lebih ringan 7 kg. Meski begitu, sensasi “jambakan” VVA dan Y-CVT di Aerox memberikan pengalaman berkendara yang lebih agresif.
Dimensi, Kaki-kaki, dan Rasa Berkendara

Perbedaan filosofi juga terlihat jelas di bagian sasis dan kaki-kaki.
- Dimensi: Aerox 155 terasa lebih panjang (1980 mm) dan lebih tinggi (1150 mm) dibanding Vario 160 (1929 mm panjang, 1088 mm tinggi).
- Bobot: Vario 160 (119 kg) terasa lebih ringan dan lincah untuk selap-selip dibanding Aerox (126 kg).
- Ban: Aerox menang gambot. Aerox menggunakan ban depan 110/80-14 dan belakang 140/70-14. Sedangkan, Vario 160 pakai ban 100/80-14 (depan) dan 120/70-14 (belakang). Ban Aerox yang lebih lebar memberikan stabilitas lebih saat cornering.
- Suspensi: Keduanya pakai teleskopik di depan. Di belakang, Vario 160 pakai single shock, sementara Aerox pakai dual shock (beberapa varian bahkan pakai suspensi tabung), yang lagi-lagi, lebih berorientasi pada stabilitas dan performa sporty.
Kekurangan Vario 160 jika dibandingkan Aerox di area ini adalah karakternya yang kurang “rigid” untuk diajak menikung ekstrem. Sebaliknya, kekurangan Aerox adalah banyak yang mengeluhkan bantingannya lebih keras dibanding Vario.
Adu Fitur Tambahan: Konektivitas, Bagasi, dan Power Outlet

Oke, mesin udah, kaki-kaki udah. Tapi, motor zaman sekarang bukan cuma soal itu, Bro. Makanya, fitur tambahan sering jadi penentu. Terus, gimana perbandingan Vario 160 vs Aerox 155 (gen 3) di area ini?
Konektivitas dan Panel Instrumen
Di sinilah Aerox 155 (varian tertinggi) nunjukkin kelasnya. Perlu diakui, Yamaha sudah membekalinya dengan fitur Y-Connect. Fitur ini bikin dashboard digitalnya bisa tersambung ke smartphone kamu. Hasilnya, kamu bisa lihat notifikasi telepon, pesan, lokasi parkir terakhir, sampai data konsumsi bahan bakar lewat HP. Canggih!
Vario 160 gimana? Panel instrumennya juga sudah full digital dan modern banget, Bro. Tampilannya jelas dan informatif. Hanya saja, untuk saat ini, Vario 160 belum punya fitur konektivitas smartphone secanggih Y-Connect. Buat sebagian orang, ini mungkin gak masalah, tapi buat kamu yang tech-savvy, Aerox jelas lebih menggoda.
Bagasi dan Power Outlet (USB Charger)
Bicara kepraktisan, Vario 160 mulai membalas di beberapa titik. Vario 160 punya bagasi di bawah jok yang cukup lega (kapasitas 18 liter). Cukup untuk helm half-face dan beberapa barang kecil.
Tapi, Aerox 155 punya bagasi yang JAUH lebih besar, Sobat. Kapasitasnya mencapai 25 liter! Bahkan, ini salah satu bagasi terbesar di kelasnya, helm full-face (tipe tertentu) bisa masuk. Ini nilai plus besar buat Aerox.
Tapi… Vario 160 unggul di power outlet. Vario menempatkan USB Charger (Tipe A) di dalam kompartemen konsol depan yang tertutup. Ini aman banget, kamu bisa ngecas HP sambil jalan tanpa takut kehujanan.
Aerox 155 (varian standar) menempatkan power socket di kompartemen depan yang terbuka. Kamu masih perlu adaptor USB tambahan, dan karena posisinya terbuka, sedikit lebih rawan saat hujan atau di tempat umum. Keduanya sama-sama praktis untuk urusan ngecas, tapi Vario sedikit lebih aman.
Adu Irit Vario 160 vs Aerox 155

Kemudian, kalau bicara soal adu irit, keduanya sebenarnya bersaing ketat karena sudah memakai fitur Stop & Start System (SSS di Yamaha, ISS di Honda) yang mematikan mesin saat berhenti sejenak.
Secara umum, mesin eSP+ Vario 160 dirancang untuk efisiensi yang sangat baik di segala rentang RPM. Di sisi lain, teknologi Blue Core VVA dari Yamaha pada Aerox juga irit di putaran bawah. Tapi, saat VVA sering aktif (kamu sering bejek gas), konsumsi bensinnya tentu akan sedikit lebih boros. Untuk pemakaian normal harian, keduanya tergolong irit di kelasnya.
Harga & Varian Terbaru dan Terupdate

Harga juga faktor sensitif. Makanya, mari kita bandingkan varian tertinggi (ABS) dari keduanya, karena di situlah teknologi penuh mereka hadir.
- Honda Vario 160 ABS: Mulai dari Rp 29.510.000 (OTR Jakarta)
- Yamaha Aerox 155 Connected ABS: Mulai dari Rp 30.960.000 (OTR Jakarta)
Terlihat ada selisih harga sekitar Rp 1,4 jutaan. Yamaha memposisikan Aerox 155 (varian ABS) sedikit lebih mahal daripada Vario 160 (varian ABS). Harga ini sepadan dengan fitur tambahan seperti Y-Connect, bagasi 25L, dan suspensi tabung (di varian tertentu).
Pilih Mana Vario 160 atau Aerox 155 (Gen 3)?

Brads, akhirnya kita sudah sampai di akhir pertempuran. Setelah melihat semua perbandingan Vario 160 vs Aerox 155 (gen 3), tentu aja jawabannya kembali ke satu hal: Filosofi berkendara kamu.
Pilih Honda Vario 160 jika:
- Kamu adalah komuter harian yang sangat mementingkan kepraktisan (dek rata).
- Kamu sering membawa barang (galon, belanjaan, tas besar).
- Kamu menginginkan mesin 160cc yang bertenaga, lincah, tapi tetap efisien.
- Kamu mencari desain yang lebih dewasa, elegan, dan charger HP yang aman.
Pilih Yamaha Aerox 155 jika:
- Kamu memprioritaskan gaya, desain agresif, dan DNA sporty.
- Kamu suka sensasi “jambakan” VVA di putaran atas dan fitur canggih (Y-Connect, Y-CVT).
- Kamu butuh bagasi super besar (25 liter) untuk menyimpan helm full-face.
- Kamu tidak masalah dengan dek yang tidak rata (kepraktisan bukan nomor satu).
Pada akhirnya, tidak ada yang salah pilih. Vario 160 adalah “Si Praktis yang Bertenaga”, sedangkan Aerox 155 adalah “Si Sporty yang Canggih dan Lega”. Keduanya adalah pilihan terbaik di segmen kumpulan motor matic sporty saat ini.







