Home Teknologi Roda 2 Apa Itu ECU dan ECM di Motor Serta Bahaya Jika Asal “Remapping”

Apa Itu ECU dan ECM di Motor Serta Bahaya Jika Asal “Remapping”

0

Halo bikers, kali ini admin akan membehas tentang ECU dan ECM pada motor. ECU motor sendiri adalah part pada sepeda motor yang berfungsi mengatur beberapa fungsi dan fitur pada motor injeksi. Ada sebagian yang menganggap bahwa ECU (Engine Control Unit) sebagai jantungnya motor injeksi dan sebagian lagi menganggapnya sebagai otaknya motor injeksi.

Sebenarnya kedua pendapat diatas tidak salah, karena memang keberadaan part motor yang satu ini sangat vital. Ya, silahkan saja kalian membayangkan jika jantung atau otak bermasalah pastinya akan berpengaruh pada keseimbangan dan kesehatan tubuh. Bener ga..?

Fungsi dari ECU motor dan mobil sebenarnya sama saja, jadi meskipun bahasan ini lebih ke sepeda motor, tapi nantinya kalian bisa memahaminya untuk jenis kendaraan lain dengan teknologi injeksi, mobil contohnya.

Sebagai info tambahan, untuk tipe kendaraan yang menggunakan kaburator tentu saja tidak menggunakan ecu, akan tetapi menggunakan CDI (Capacitor Discharge Ignition) yang fungsinya sama kurang lebihnya dengan ECU motor. CDI ini umumnya ada di motor-motor tua.

Prinsip Kerja dari ECU Motor (Engine Control Unit)

Prinsip kerja ecu motor

Engine Control Unit (ECU) adalah alat control elektronik yang berfungsi untuk mengendalikan serangkaian “actuator” pada mesin pembakaran dalam, seperti ignition dan injection. Sebenarnya pengertian ECU ini sangat komplek jika dijabarkan, Sederhananya begini, ECU merupakan otak dari suatu kendaraan yang berteknologi tinggi dan sudah di computerize.

Selain sebagai fungsi control motor injeksi, ECU juga berfungsi sebagai alat protection system pada suatu kendaraan. Jika terdapat sesuatu yang hal yang aneh dan tidak wajar, maka sensor akan mengirimkan sinyal kepada ECU untuk mematikan seluruh sistem yang ada pada kendaraan tersebut.

1. Input Berupa Sensor

Sensor merupakan input dari sistem ECU motor maupun kendaraan lainnya dimana akan berfungsi sebagai pemberi sinyal. Sinyal sensor terdapat dua jenis yang terdiri dari sinyal discrete dan analog.

  1. Sinyal discrete berupa skala biner dimana hanya ada ON atau OFF, 1 atau 0, Benar atau salah. Contoh nya push button (tombol menghidupkan dan mematikan mesin motor, lampu dsbnya).
  2. Sinyal analog menggunakan prinsip rentang suatu nilai antara “ nol hingga skala penuh ”. Contohnya: MAP (Manifold Air Pressure) dan TPS (Throttle Position sensor), contoh lebih gampangnya agar mudah di pahami adalah ketika kalian membuka dan menutup gas pada sepeda motor.

Signal analog bisa berupa tegangan atau arus listrik yang akan diproporsionalkan oleh nilai integer mikrokontroler ECU, contohnya : pembacaan Throttle “ 0 % hingga 100 % “ akan dikeluarkan sensor TPS dengan nilai tegangan “ 0 V – 5 V “ dimana nilai ini akan dikonversikan menjadi nilai integer “ 0 – 32767 ”.

2. Diproses Pada ECU (Engine Control Unit)

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa ECU motor ini berfungsi layaknya otak pada manusia, jadi “part” ini mengatur sistem kerja dari sebuah kendaraan dengan teknologi injeksi. ECU memiliki tiga bagian utama, yaitu:

  • Mikrokontroler
  • Memory sistem
  • Power supply sistem.

Semua aktivitas memproses data yang diambil dari sensor akan terjadi pada mikrokontroler ECU secara aritmatik dan logic, yaitu : operasi logika, sequential, timer, counter dan ADC serta mengendalikan kerja sistem secara keseluruhan.

Mikrokontroler ECU akan menghitung sinyal yang masuk dari pulser (Crankshaft position sensor) secara timer dan counter sehingga dapat menentukan kapan waktu pengapian (timing) yang tepat dan jumlah bahan bakar yang harus di injeksi kan ke dalam mesin sesuai dengan RPM mesin dari motor.

3. Output Berupa Sinyal Digital Actuator

Hasil data yang diproses oleh ECU akan dikeluarkan berupa sinyal digital untuk menjalankan actuator. Lamanya waktu Injector untuk menginjeksikan bahan bakar akan sesuai dengan perhitungan di dalam mikrokontroler ECU. Begitu juga dengan waktu pengapian.

4. COM Sebagai Media Komunikasi Dengan Berbagai Interface

COM berfungsi sebagai media komunikasi ECU dengan alat interface lain, contohnya: Laptop, Komputer atau handphone. Dari media COM inilah kita bisa melakukan perubahan nilai dari parameter-parameter waktu pengapian dan injeksi.

Settingan ECU Motor Dibatasi Oleh Setiap Pabrikan

Hal ini cukup menarik, misalnya kalian membeli sepeda motor sport 150cc, tapi kenapa bisa sedikit diimbangi oleh matic? karena diatas kertas meskipun cc nya sama seharusnya motor matic akan susah mengimbangi sepeda motor manual (apalagi tipe sport). Jawabannya karena ECU-nya dibatasi oleh pabrikan sepeda motor tersebut.

Lalu kemudian kalian bertanya, kenapa dibatasi dan tidak sesuai dengan yang seharusnya? Sebagai contoh limiter di RPM (revolusi per menit) mesin. Dengan limit tertentu otomatis mesin sudah tidak bisa lagi meningkat performanya atau kecepatan sepeda motor kalian tidak meningkat.

Pabrikan motor maupun kendaraan lainnya pastinya memiliki pertimbangan tertentu juga berhadapan dengan regulasi pemerintah terkait setiap produk yang dijualnya. Beberapa alasan ‘mengebiri” kinerja motor tersebut diantaranya :

  1. Menjaga keawetan sepeda motor => Dengan memasang batas dibawah kemampuan sebenarnya otomatis part mesin sepeda motor bekerja ringan sehingga tidak cepat aus, rusak dan jebol.
  2. Konsumsi bahan bakar => Setiap pabrikan menyadari bahwa sepeda motor yang dijualnya diperuntukan untuk kegiatan harian, bukan untuk balapan. Mereka berupaya melakukan settingan bahan bakar seirit mungkin tanpa mengorbankan performa yang tidak wajar (optimal)
  3. Faktor keamanan => Dengan membatasi kecepatan dari sepeda motor sudah pasti mengurangi resiko kecelakaan yang berujung kehilangan nyawa. Baik itu membahayakan kalian sebagai “rider”, maupun orang lain.

Jadi buat kalian yang suka adu balap untuk menunjukan speda motor tercepat menggunakan motor standar sebenarnya bukan menguji kecepatan sepeda motor kalian dan lawan, tapi adu settingan pabrikan yang sama sekali tidak mencerminkan kemampuan sebenarnya sepeda motor.

Bahaya Merubah Settingan (Remaping) ECU Motor atau Menggantinya

Sebelum merubah settingan ECU, kalian harus menjawab terlebih dahulu pertanyaan ini, ga sayang apa motor nantinya rusak?. Karena dengan merubah settingannya atau menggantinya dengan ECU racing misalnya. Sebenarnya kalian sedang memperbesar resiko jebolnya mesin sepeda motor atau setidaknya mengacaukan sistem terbaik yang sudah diterapkan pabrikan. Begini, karena mesin dipaksa bekerja pada ambang batas kemampuannya bahkan melewatinya. Sudah itu, konsumsi bahan bakar sudah pasti meningkat.

Apakah dengan merubah settingan ECU terlebih menggantinya dengan ECU racing pasti merusak mesin dan komponen lainnya? Tidak juga, tanpa diganti ECU pun resiko rusak pasti ada, atau setidaknya pasti aus komponennya, tergantung apik tidaknya kalian merawat dan memakai motornya. Kenyataannya hanya memperbesar resikonya saja.

Selama kalian menggunakannya dengan bijak dan paham pastinya aman-aman saja. Tapi perlu diperhatikan mengenai RPM misalnya, pada gigi bawah RPM tinggi sangat cepat sekali tercapai, apalagi jika menggunakan knalpot racing yang “free flow”. Jika keseringan mencapai RPM diatas ambang batas kewajaran ya “wasalam” itu motor kesayangan kalian. Intinya pengendalian diri, karena kalian tidak memakai lagi bantuan asisten berupa limiter.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version