Halo bikers, kali ini Admin akan membahas dan menjelaskan secara tuntas tentang rasio kompresi pada mesin motor dan kendaraan lainnya. Pemahaman tentang kompresi bahan bakar ini sangat krusial karena akan menentukan jenis bensin (BBM) apa yang tepat agar performa motor kalian optimal. Selain itu, kita juga akan bedah apa saja masalah yang bisa terjadi jika BBM yang biasa kalian gunakan ternyata tidak sesuai dengan spesifikasi mesinnya.
Sebelum membahas ke arah yang lebih jauh lagi, sebaiknya kalian membaca artikel lainnya tentang perbedaan mesin SOHC dan DOHC serta pemahaman soal bore x stroke pada piston. Tujuannya agar kalian tidak mengalami kesulitan untuk mencerna istilah teknis yang akan Admin sampaikan di bawah ini. Setidaknya, Sobat jadi lebih paham karakter dan performa dasar dari dapur pacu motor kalian saat ini sebelum melangkah ke urusan bahan bakar.
Apa Itu Perbandingan atau Rasio Kompresi Pada Mesin dan Cara Menghitungnya

Rasio kompresi adalah perbandingan antara volume silinder ketika piston berada di titik yang paling rendah (TMB) dan titik tertinggi (TMA). Tentu saja perbandingan ini bukan sekadar menghitung ruang kosongnya, tapi menghitung ruang dari BBM yang belum dipadatkan dibandingkan dengan yang sudah dipadatkan. Gampangnya, rasio ini menggambarkan perbandingan volume seluruh isi ruang bakar dengan volume ruang sempit tempat campuran udara dan BBM berkumpul setelah dikompresi.
Proses ini bermula dari kinerja piston atau seher yang bergerak turun dan naik dari TMA (Titik Mati Atas) ke TMB (Titik Mati Bawah) secara berulang-ulang. Gerakan piston ini memiliki tujuan vital: menghisap campuran udara dan BBM, memadatkannya, meledakkannya dengan bantuan busi, lalu mendorong sisa hasil pembakaran keluar. Siklus inilah yang menghasilkan tenaga agar roda motor kalian bisa berputar.

Melihat dari cara kerja piston di atas, bahasan Admin akan terfokus pada proses “mengkompresi atau memadatkan campuran udara dan BBM”. Ruang gerak turun dan naiknya piston sepanjang batas dari TMB ke TMA kita tandai sebagai V2. Sedangkan saat piston bergerak ke atas (tidak mentok habis), ia menyisakan sedikit ruangan di kepala silinder yang kita tandai sebagai V1. Jadi, V1 adalah ruang sempit tempat hasil kompresi berkumpul sebelum busi menyambarnya.
Untuk menghitung kompresi mesin, kita menggunakan rumus sederhana: CR = (V1 + V2) / V1. Di mana CR adalah nilai rasio kompresi, V1 adalah ruang kompresi, dan V2 adalah volume silinder (cc motor). Contohnya, jika sebuah motor punya volume silinder (V2) 150cc dan ruang sisa di atasnya (V1) sebesar 15cc, maka nilai kompresinya adalah (15 + 150) / 15 = 11. Jadi, rasio kompresi motor tersebut adalah 11 : 1.
Jenis RON Bahan Bakar (BBM) yang Cocok Untuk Nilai Rasio Kompresi

Semakin besar tekanan yang piston berikan, maka BBM akan menjadi semakin padat di ruang bakar. Ketika busi membakarnya, campuran padat ini akan menghasilkan ledakan yang dahsyat. Ingat prinsipnya, Bro: semakin tinggi kompresinya, maka potensi ledakannya semakin besar dan berimbas pada tenaga motor yang semakin nendang performanya.
Admin sering menemukan kasus salah kaprah di lapangan, di mana sebagian orang menganggap asal isi Pertamax pasti motor jadi kencang. Pernah juga Admin melihat pengendara motor besar (Moge) yang ikut antrian BBM jenis Pertalite atau Premium. Mungkin mereka belum paham teknisnya, karena jenis BBM yang cocok itu mutlak ditentukan oleh spesifikasi rasio kompresi mesinnya, bukan sekadar harga mahal atau murah.
Di sinilah kita mengenal istilah RON (Research Octane Number) yang menjadi patokan kualitas BBM berdasarkan tingkat oktannya. Angka RON menunjukkan seberapa kuat BBM tersebut menahan tekanan dan panas sebelum terbakar sendiri. Sederhananya, RON menunjukkan seberapa “sabar” bensin tersebut menahan tekanan piston sebelum akhirnya busi yang meledakkannya.
Unsur Oktana dan Heptana Menentukan Nilai Oktan
Masih bingung? Baiklah Admin jelaskan sedikit lebih mendalam tentang kimia bensin. BBM pada umumnya mempunyai dua unsur utama, yaitu Heptana dan Oktana. Heptana adalah kandungan yang mudah terbakar oleh tekanan kompresi piston. Sedangkan Oktana adalah kandungan yang kuat menahan tekanan tinggi dan panas ekstrem.
Karena unsur heptana bisa meledak sendiri sebelum busi menyala (akibat tidak tahan tekanan), hal ini bisa mengakibatkan knocking atau detonasi pada mesin. Ini berbahaya buat kesehatan mesin jangka panjang, Bro. Seharusnya, BBM yang baik itu tahan kompresi dan baru meledak saat busi memantik api pada waktu yang tepat (timing ignition).
Misalnya pada Pertalite dengan nilai RON 90, berarti ia memiliki kandungan iso-oktana 90% dan n-heptana 10%. Sedangkan Pertamax dengan RON 92, kandungan oktananya lebih tinggi yaitu 92% dan heptananya cuma 8%. Semakin tinggi kompresi motor kalian, semakin butuh BBM dengan kadar oktana tinggi agar tidak meledak duluan.
Tabel Daftar BBM yang Cocok Sesuai Rasio Kompresi
Jadi, BBM yang cocok untuk motor saya apa, Min? Apakah Pertalite, Pertamax, atau Turbo? Jawabannya ada di brosur spesifikasi motor kalian. Cek berapa angka rasio kompresinya, lalu cocokkan dengan tabel panduan yang sudah Admin buatkan di bawah ini:

| Rasio Kompresi | Nilai RON | Jenis BBM (Contoh) | Contoh Motor |
|---|---|---|---|
| < 9 : 1 | RON 88 | Premium | Astrea Grand, Supra X Lama, Motor Tua |
| 9 : 1 – 10 : 1 | RON 90 | Pertalite, Revvo 90 | Honda Beat, Mio M3, Supra X 125, Revo |
| 10 : 1 – 11 : 1 | RON 92 | Pertamax, Shell Super | Vario 160, NMAX 155, PCX 160, Aerox |
| 11 : 1 – 12 : 1 | RON 95 | V-Power, Revvo 95 | CBR150R, R15, GSX-R150, Ninja 250 |
| 12 : 1 – 13 : 1 | RON 98 | Pertamax Turbo | CBR250RR, ZX-25R, Moge Superbike |
Sebagai catatan, Pertamax Plus (RON 95) saat ini sudah jarang atau tidak diproduksi lagi oleh Pertamina. Jika kalian membutuhkan RON 95, kalian bisa menggunakan merek lain seperti Shell V-Power atau Vivo. Atau jika di daerah kalian hanya ada SPBU Pertamina, kalian bisa melakukan trik pencampuran BBM (mixing) yang akan Admin jelaskan berikut ini.
Apakah Bisa Mencampur BBM Dengan Nilai RON yang Berbeda?

Jawabannya bisa, asalkan jangan mencampur bensin dengan solar atau minyak tanah ya, Bro! Mencampur BBM yang berbeda nilai RON-nya (misal Pertalite campur Pertamax) tidak masalah selama masih satu jenis bahan bakar bensin. Begitu juga jika mereknya berbeda, misalnya Pertamina dicampur dengan Shell, mesin motor kalian tidak akan meledak seketika.
Lantas, efek apa yang akan terjadi? Tentu saja kandungan nilai RON di dalam tangki akan berubah menjadi nilai rata-rata (oplosan). Misalnya di tangki kalian tersisa 3 liter Pertalite (RON 90), lalu kalian isi Pertamax Turbo (RON 98) sebanyak 4 liter. Maka nilai RON akhirnya bisa kita hitung dengan rumus rata-rata volume: ((3×90) + (4×98)) / 7 liter = 94,5. Jadi bensin di tangki kalian sekarang setara RON 94,5.
Pencampuran RON ini terkadang perlu kita lakukan dalam kondisi darurat. Misalnya saat kalian touring ke daerah pelosok yang belum tentu tersedia Pertamax Turbo. Salah satu persiapannya adalah dengan mengisi BBM yang nilai oktannya lebih tinggi saat tersedia, atau terpaksa mengisi Pertalite namun performa mesin sedikit diturunkan (jangan geber RPM tinggi) agar mesin tetap aman sampai menemukan pom bensin yang sesuai.
Permasalahan Yang Akan Terjadi Jika Salah Memilih BBM dan Solusinya

Salah mengisi BBM yang tidak sesuai dengan rasio kompresi pasti akan menimbulkan masalah, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kinerja pembakaran akan terganggu dan komponen mesin bisa mengalami keausan dini. Hal ini berlaku untuk dua kasus: mengisi BBM yang RON-nya terlalu rendah (downgrade) atau terlalu tinggi (overspec).
1. Nilai RON BBM Lebih Rendah Dari Spesifikasi
Misalnya motor kalian punya kompresi 11:1 yang seharusnya minum Pertamax/Turbo, tapi kalian paksa minum Pertalite demi hemat. Apa efeknya? Kandungan heptana yang tinggi membuat bensin meledak duluan sebelum busi memantik api karena tidak kuat menahan tekanan kompresi tinggi.
Kondisi ini disebut detonasi atau knocking (ngelitik). Bayangkan piston sedang bergerak naik dengan cepat, tiba-tiba ada ledakan yang menghantamnya ke arah berlawanan. Efeknya fatal, stang seher bisa bengkok, piston bolong, dan dinding silinder baret. Solusi daruratnya, segera campur dengan BBM oktan tinggi atau kuras tangki dan ganti dengan BBM yang sesuai.
2. Nilai RON BBM Lebih Tinggi Dari Spesifikasi
Sebaliknya, ada juga bikers yang motornya kompresi rendah (misal Supra lama) tapi diisi Pertamax Turbo biar “dikira kencang”. Ini adalah pemborosan yang sia-sia, Bro. BBM oktan tinggi sangat sulit terbakar. Jika kompresi mesin rendah, bensin tersebut tidak akan terbakar sempurna di ruang bakar.
Akibatnya terjadi penumpukan kerak karbon di ruang bakar (carbon deposit) atau lebih parah terjadi fuel dilution. Sisa bensin yang tidak terbakar akan merembes ke ruang karter dan bercampur dengan oli mesin. Oli jadi encer, daya lumas hilang, dan mesin bisa jebol. Jadi, jangan buang-buang duit buat BBM mahal kalau mesinnya gak butuh.
Solusi terbaik adalah selalu ikuti anjuran pabrikan. Namun, jika kalian sudah melakukan modifikasi mesin (bore up atau stroke up), pastikan kalian juga menyesuaikan sistem pengapian atau businya. Jangan lupa baca juga tips memilih oli motor yang tepat agar mesin hasil modifikasi kalian tetap awet dan performanya maksimal di jalanan.








rasio kompresi mesin dan jenis bahan bakar adalah pembahasan yang bermanfaat. Tren kendaraan listrik terus berkembang pesat sebagai jawaban atas kebutuhan transportasi yang efisien namun tetap bertenaga. EV Indonesia menjadi salah satu rekomendasi unggulan, menghadirkan teknologi canggih dengan kenyamanan maksimal untuk mendukung gaya hidup ramah lingkungan dan mobilitas berkelanjutan.
oke bre, terima kasih sudah mampir..