Sejarah & Line Up Klan Yamaha MT Series: “Master of Torque” Jambakan Badak

Yamaha MT singkatan dari Master Of Torque, ahlinya torsi atau penguasa torsi. Tentu tidak berlebihan jika Yamaha menciptakan suatu konsep motor naked yang mempunyai karakter galak di putaran bawah. Bahkan, mereka siap menjambak siapa saja yang berani memelintir gasnya dalam-dalam.

Sebenernya, motor ini memang bukan yang memiliki sejarah panjang seperti halnya Honda CB yang sudah eksis sejak tahun 1970-an. Pasalnya, Yamaha MT termasuk pemain baru yang lahir pada tahun 1999. Kemudian waktu itu, Yamaha ngenalin prototipe konsep MT-01 pada ajang pameran Tokyo Motor Show di Jepang dan langsung bikin geger dunia roda dua.

Selain itu, ada beberapa ciri khas yang nunjukin kalau motor ini adalah “monster” dari Yamaha. Faktanya, semua yang berkaitan dengan motor ini, entah itu dari bentuk desain yang agresif hingga “feel” rider-nya, mengacu pada filosofi “Kodo”.

Padahal, konsep Kodo berarti “Soul Beat”, atau detak jantung jiwa. Oleh karena itu, motor ini bakal kerasa nendang banget dari awal akselerasi karena lebih mengutamakan torsi dibandingkan power (Horsepower). Secara tampilan, wujud dari motor ini dijamin bakal bikin jantung berdebar-debar buat siapa saja yang melihatnya.

Metode Perhitungan PWR “Real World” Exmotoride

Sebelum kita bedah satu-satu unitnya, Admin mau jelasin dulu cara kita ngitung Power-to-Weight Ratio (PWR) di artikel ini. Kita nggak pake hitungan kertas brosur biasa, tapi pake metode “Real World” biar akurat.

Jadi, kita memasukkan variabel Power Loss (hilangnya tenaga dari mesin ke roda) dan Bobot Rider. Kenapa harus begitu? Soalnya, power di brosur itu power mesin murni yang belum tentu nyampe roda 100%. Tiap sistem penggerak punya “sunatan massal” alias power loss yang beda-beda:

• Rantai (Chain Drive): Kehilangan tenaga sekitar 5% – 10%. Makanya, kita ambil tengahnya yaitu 7,5%.
• CVT (Matic): Kehilangan tenaga lebih besar, bahkan bisa 20% ke atas.
• Gardan (Shaft Drive): Paling berat, sistem ini bisa ngilangin tenaga sekitar 30%.

Karena Yamaha MT Series ini pake rantai semua, rumusnya jadi begini: (Bobot Basah Motor + 62 kg Rider) / (Power Mesin x 92,5%). Alhasil, angka PWR di bawah ini adalah gambaran paling jujur seberapa kenceng motor ini pas kalian pake ngebut di aspal, Bro!

Yamaha MT-125

Kita bisa nyebut motor ini sebagai “bayi monster” dari Yamaha. Sebenernya, Yamaha nyiapin MT-125 ini khusus buat pasar Eropa dimana regulasi SIM pemula di sana ketat banget. Awalnya, generasi pertamanya lahir pada tahun 2014 hingga 2019. Namun, mulai tahun 2020, Yamaha ngelakuin perombakan total pada desainnya jadi lebih sangar.

Selain itu, bentuk baru dari MT-125 ini ngikutin jejak saudara kembarnya di Asia, yaitu Yamaha MT-15. Bahkan, di generasi terbaru ini, Yamaha juga nerapin teknologi VVA (Variable Valve Actuation) pada mesinnya.

Yang unik, konfigurasi diameter x langkah pistonnya beda sama versi 150cc. Kalau MT-15 itu near square, sebaliknya MT-125 ini karakternya overstroke buat ngejar torsi di putaran rendah.

Yamaha MT-15

Kalau kita liat dari besarnya kubikasi mesin, emang lebih besar dari MT-125, tapi sayangnya MT-15 ini justru muncul belakangan. Secara historis, Yamaha MT-15 lahir di Thailand pada akhir 2018 dan kemudian mulai mengaspal resmi di Indonesia sejak Februari 2019 buat ngegantiin posisi Yamaha Xabre.

Selanjutnya, banyak bikers sering nganggep Xabre (M-Slaz/TFX150) itu MT Series, padahal faktanya bukan. Makanya, Yamaha akhirnya “ngamuk” dan ngerilis MT-15 yang sesungguhnya di kelas 150cc. Menariknya lagi, sekarang motor ini makin canggih dengan fitur Connected yang bisa nyambung ke HP kalian lewat aplikasi Y-Connect.

Yamaha MT-25

Sebagai informasi, Yamaha MT berkubikasi mesin 1/4 liter ini ngusung mesin 2 silinder in-line (segaris) yang terkenal badak. Faktanya, Yamaha ngelahirin motor ini sebagai versi telanjang dan pendamping setia Yamaha YZF-R25, sport fairing andalan mereka di kelas 250cc.

Mulanya, generasi pertama MT-25 muncul sekitar akhir 2015 sampai 2019. Kemudian, di tahun 2020, tampangnya berubah drastis jadi “Alien” dengan headlamp robotic yang galak dan suspensi depan Up Side Down (USD) yang bikin handling makin mantap. Jadi, buat kalian yang bingung milih motor laki, coba cek perbandingan motor naked bike 250cc lainnya biar makin yakin.

Hebatnya lagi, YIMM ngerakit motor ini secara lokal dan mengekspornya ke Jepang serta Eropa. Alhasil, kualitasnya udah global punya, Bro.

Yamaha MT-03

Sebetulnya, sama halnya kayak kasus MT-125 dan MT-15, Yamaha MT-03 ini adalah kembaran identik dari MT-25. Tapi bedanya, mesinnya kena bore up buat pasar Eropa dan Amerika. Walaupun begitu, mesinnya tetep ngusung 2 silinder inline berkapasitas 321 cc.

Oleh sebab itu, segala hal tentang motor ini bener-bener “pinang dibelah dua” sama MT-25. Mulai dari desain, rangka, sampai fitur speedometernya. Pada akhirnya, yang ngebedain cuma jeroan mesin yang lebih bertenaga dan bobotnya yang sedikit berbeda.

Yamaha MT-03 (660)

Ternyata, motor yang satu ini termasuk “sesepuh” dari keluarga MT Series. Yamaha MT-03 (660) lahir pada tahun 2006 dan sayangnya Yamaha menyuntik mati motor ini 6 tahun kemudian (2012). Kalau diliat dari desainnya, motor ini punya keunikan suspensi samping yang eksotis banget pada zamannya.

Namun, penamaan MT-03 di sini emang agak bikin bingung kalau kita bandingin sama MT-03 modern. Padahal, motor ini unik banget karena cuma ngusung mesin 1 silinder super besar (660cc)! Kebayang kan gimana jambakan torsi dari piston “segede gaban” gitu?

Yamaha MT-07

Nah, ini dia salah satu motor terlaris Yamaha di global. MT-07 mengusung mesin 2 silinder Crossplane (CP2) yang suaranya khas banget, mirip V-Twin. Awalnya motor ini punya nama FZ-07, tapi terus Yamaha nyeret doi masuk keluarga MT karena karakternya yang emang “nakal”.

Selain itu, kabar gembiranya, generasi terbaru MT-07 (Model Year 2025) akhirnya dapet upgrade yang udah lama ditunggu-tunggu bikers dunia, yaitu suspensi depan Up Side Down (USD) dan kaliper rem radial! Gak cuma itu, desain bodinya makin tajam dengan lampu LED proyektor baru. Bahkan, ada pilihan transmisi otomatis canggih Y-AMT yang bikin riding makin santai tapi tetep ngebut.

Yamaha MT-09

Faktanya, kalau ada motor yang paling sering gonta-ganti muka, MT-09 juaranya. Motor bermesin 3 silinder (CP3) ini punya karakter suara melengking yang bikin nagih. Di sisi lain, generasi terbarunya (Gen 4) sekarang tampil lebih agresif dengan lampu utama yang gak lagi “Cyclops”, tapi lebih tajam dan rendah menantang.

Bahkan, kapasitas mesinnya juga udah naik jadi 890cc buat menuhin standar emisi sekaligus nambah tenaga. Tak hanya itu, fitur elektroniknya bejibun, mulai dari IMU 6-axis, Quick Shifter gen 3, sampai layar TFT 5 inci yang bisa konek navigasi. Akibatnya, motor ini bener-bener jadi “Dark Side of Japan” yang sebenernya!

Yamaha MT-10

Akhirnya, ini dia rajanya, “The King of MT”. Sebenernya, motor 4 silinder kelas 1000cc ini tuh Yamaha R1 versi telanjang. Pasalnya, mesinnya pake teknologi Crossplane Crankshaft (CP4) yang legendaris itu, Bro. Jadi, suaranya? Beuh, gahar parah!

Secara visual, MT-10 punya muka yang paling ikonik, mirip robot Transformers. Pada versi terbarunya, Yamaha sedikit memperhalus desainnya tapi tetep keliatan intimidatif. Alhasil, tenaganya gak usah ditanya lagi, doi siap ngejambak kalian sampe lupa daratan.

Yamaha MT-01

Bisa dibilang, Yamaha MT-01 adalah nenek moyang alias The Godfather dari semua MT yang ada saat ini. Dialah yang pertama kali ngenalin konsep “Kodo” atau detak jantung mesin V-Twin raksasa.

Jujur saja, mesinnya gak main-main, nyomot dari motor cruiser Yamaha Warrior 1700cc! Uniknya, mesin ini pake teknologi OHV Pushrod, bukan OHC kayak motor sport modern. Torsinya? Gila-gilaan, bisa bikin aspal keriting di putaran mesin yang sangat rendah. Namun sayangnya, legenda ini harus pensiun di tahun 2009.

Nah, itu dia sejarah panjang keluarga Yamaha MT Series. Dari yang terkecil sampai yang raksasa, semuanya punya benang merah yang sama: Torsi yang melimpah dan desain yang berani beda. Mana nih jagoan MT favorit kalian, Sobat?