Nah, buat kamu para biker, siapa yang nggak kenal sama Yamaha R25? Pasalnya, ini dia salah satu andalan pabrikan garpu tala di kelas motor sport 250cc terbaik yang persaingannya makin panas. Biker sering menjulukinya ‘Baby M1’ karena motor ini memang bagian dari keluarga YZFR (Yamaha Zinger Fourstroke Race). Artinya, Yamaha merancang motor 4-tak ini dengan DNA murni buat balapan.
Ternyata, perjalanan motor ini panjang, lho. Terbukti, sejak awal kemunculannya, R25 langsung jadi standar baru di kelasnya. Desainnya full fairing aerodinamis, stang jepitnya bikin nunduk, pokoknya insinyur Yamaha membuat semua aspek buat satu tujuan: lari kencang. Oleh karena itu, Kita di Exmotoride mau ajak kamu kupas tuntas evolusi lengkapnya, dari prototipe, V1, V2, sampai yang terbaru V3!
Prototipe: Konsep Awal ‘Baby M1’

Sebenarnya, semua kehebohan ini bermula jauh sebelum peluncuran resmi. Sebelumnya, Yamaha sudah bikin geger di ajang Tokyo Motor Show 2013. Saat itu, mereka memamerkan motor konsep R25 yang desainnya bener-bener moge-look dan agresif. Bahkan, Valentino Rossi sendiri ikut ‘menjajal’ motor konsep ini di video promosinya.
Tak pelak, kemunculan prototipe ini langsung jadi sinyal kuat bahwa Yamaha serius mau mengobrak-abrik dominasi rivalnya di kelas seperempat liter. Alhasil, dunia otomotif roda dua, khususnya Indonesia sebagai basis produksi, merasa nggak sabar menanti versi massalnya. Apalagi, sempat beredar rumor gila yang bilang tenaganya bisa nyampe 45 HP.
Yamaha R25 V1 Generasi 1: Lahir Sebagai Motor 250cc Paling Unggul

Akhirnya, pada tahun 2014, Yamaha R25 V1 (Generasi 1) resmi mengaspal. Motor ini lahir di tengah panasnya perang kompetisi sportbike. Kala itu, Kawasaki sudah nyaman dengan Ninja 250 2 silinder (31,5 HP) dan Honda mencoba melawan lewat CBR250R 1-silinder (28,2 HP).
Kemudian, R25 V1 datang sebagai ‘predator’. Berbekal mesin 2-silinder segaris, motor ini memuntahkan tenaga terbesar di kelasnya saat itu. Saat peluncurannya, Yamaha membanderol harganya mulai dari Rp 53.000.000,- (OTR Jakarta), sehingga unit ini langsung jadi primadona. Selain itu, desain lampu depan ganda yang ‘melotot’ (dual predator headlight) dan bodi runcing sukses menjadikannya raja baru. Faktanya, selama dua tahun R25 V1 memegang tahta sebagai motor 250cc 2-silinder terbaik sebelum rival-rivalnya melakukan pembaruan besar.
Spesifikasi Yamaha YZF-R25 V1 (Generasi 1)
Di atas kertas, spek V1 memang superior pada masanya. Tentu saja, hal inilah yang membuatnya jadi idola para pecinta kecepatan.
Mesin
- Tipe Mesin: Liquid cooled 4-stroke, DOHC, Inline 2-cylinder
- Diameter x Langkah: 60,0 x 44,1 mm
- Perbandingan Kompresi: 11,6 : 1
- Daya Maksimum: 26,5 kW (36 PS / 35,5 HP) @ 12.000 rpm
- Torsi Maksimum: 22.6 Nm @ 10.000 rpm
Dimensi dan Berat
- P X L X T: 2090 mm X 720 mm X 1135 mm
- Tinggi Tempat Duduk: 780 mm
- Berat Isi: 166 kg
- Kapasitas Tangki Bensin: 14 Liter
- Power to Weight Ratio (PWR): Sekitar 0.214 HP/kg
Rangka dan Suspensi
- Tipe Rangka: Diamond
- Suspensi Depan: Teleskopik 41 mm
- Suspensi Belakang: Swing Arm (Linkless Monoshock)
- Ban Depan: 110/70-17M/C
- Ban Belakang: 140/70-17M/C
Yamaha R25 V2 Generasi 2: Desain Baru, Performa Stagnan

Selanjutnya, masuk tahun 2019, Yamaha merilis R25 V2 (Generasi 2). Kali ini, pabrikan memfokuskan pembaruan besar-besaran di sektor tampilan dan kaki-kaki. Yamaha meluncurkan motor ini dengan harga mulai dari Rp 58.600.000,- (OTR Jakarta) untuk tipe standar. Sementara itu, untuk Tipe ABS harganya menyentuh angka Rp 66.355.000 (OTR Jakarta). Secara visual, desain V2 berubah total karena mengadopsi DNA YZR-M1 dengan M-Shape intake duct di tengah fascia, serta diapit lampu LED sipit yang agresif.
Tak hanya itu, peningkatan paling signifikan adalah penggunaan suspensi depan Upside Down (USD) 37mm yang menggantikan model teleskopik V1. Fitur ini bikin handling makin stabil dan tampilan makin gagah. Di sisi lain, speedometernya juga berubah jadi full digital yang modern. Anehnya, meski desainnya lebih aerodinamis, banyak biker berpendapat V2 ini “tidak fotogenik” dan masih lebih menyukai kegarangan V1.
Sayangnya, sektor mesin nggak mendapat sentuhan berarti. Tenaga mesin ini identik dengan V1, walau Yamaha mengklaim torsinya naik sedikit. Akibatnya, motor ini makin terasa ‘tertinggal’ oleh rival seperti Honda CBR250RR yang sudah menawarkan tenaga lebih besar dan fitur lebih canggih.
Spesifikasi Yamaha R25 V2 (Generasi 2)
Secara performa, V2 masih sama kuatnya dengan V1. Akan tetapi, motor ini menawarkan pengendalian yang lebih baik berkat penggunaan USD.
Mesin
- Tipe Mesin: Liquid cooled 4-stroke, DOHC, Inline 2-cylinder
- Diameter x Langkah: 60,0 x 44,1 mm
- Perbandingan Kompresi: 11,6 : 1
- Daya Maksimum: 26,5 kW (36 PS / 35,5 HP) @ 12.000 rpm
- Torsi Maksimum: 23.6 Nm @ 10.000 rpm
Dimensi dan Berat
- P X L X T: 2090mm X 730mm X 1140mm
- Tinggi Tempat Duduk: 780mm
- Berat Isi: 166 kg
- Kapasitas Tangki Bensin: 14 Liter
- Power to Weight Ratio (PWR): Sekitar 0.214 HP/kg
Rangka dan Suspensi
- Tipe Rangka: Diamond
- Suspensi Depan: Upside Down (USD) 37 mm
- Suspensi Belakang: Swing Arm (Linkless Monoshock)
- Ban Depan: 110/70-17M/C
- Ban Belakang: 140/70-17M/C
Yamaha R25 V3 Generasi 3: Desain Agresif, Fitur Krusial

Akhirnya, ini dia yang kita tunggu-tunggu! Lahir di awal 2025, Yamaha R25 V3 (Generasi 3) adalah jawaban Yamaha atas beberapa kerinduan fans. Tentu saja, pembaruan ini tidak main-main, karena Yamaha memfokuskan ubahan pada desain fascia yang total baru dan penambahan fitur yang sangat krusial. Sekarang, desainnya jauh lebih agresif karena mengadopsi DNA R-Series terbaru yang terinspirasi dari YZF-R1 dan R9, lengkap dengan M-Shaped Air Intake Duct di tengah.
Fitur Baru dan Penyesuaian Performa V3
Adapun perubahan terbesar ada di sektor elektronik dan mekanis. Akhirnya, V3 membawa fitur yang selama ini absen:
- Assist & Slipper (A&S) Clutch: Ini adalah pembaruan mekanis paling krusial. Fitur A&S Clutch membuat tuas kopling jauh lebih ringan dan mencegah roda belakang mengunci (selip) saat kamu menurunkan gigi (downshift) secara agresif.
- Speedometer LCD + Y-Connect: Yamaha memperbarui Speedometer V2 yang full digital LCD dengan konektivitas Y-Connect, sehingga panel ini bisa terhubung ke smartphone Anda.
- Tampilan Desain Baru: Wajahnya mengadopsi lampu LED Projector tunggal di tengah M-Shaped Air Duct, mirip dengan DNA YZF-R1/R9.
Selain itu, mesinnya juga mendapat penyesuaian untuk lolos standar emisi Euro 5+. Namun, penyesuaian ini berdampak pada output tenaga. Padahal, berbeda dengan rumor yang beredar, tenaga dan torsi V3 justru tercatat sedikit lebih rendah dari V2. Yamaha mematok harga rilisnya di angka Rp 75.000.000,- (OTR Jakarta), dan kini mereka hanya menyediakannya dalam varian ABS. Hasilnya, PWR V3 relatif sama dengan generasi sebelumnya (meskipun turun sedikit). Walaupun begitu, desain yang lebih aerodinamis dan winglet bawaan akan membantu menambah performanya.
Spesifikasi Yamaha R25 V3 (Generasi 3)
Ini dia data teknis sang predator baru yang telah Yamaha sesuaikan dengan standar emisi terbaru.
Mesin
- Tipe Mesin: Liquid cooled 4-stroke, DOHC, Inline 2-cylinder
- Diameter x Langkah: 60,0 x 44,1 mm
- Perbandingan Kompresi: 11,6 : 1
- Daya Maksimum: 26,4 kW (35,4 HP) @ 12.000 rpm
- Torsi Maksimum: 22.5 Nm @ 10.000 rpm
Dimensi dan Berat
- P X L X T: 2090 mm X 755 mm X 1075 mm
- Tinggi Tempat Duduk: 780 mm
- Berat Isi: 167 kg (Varian ABS)
- Kapasitas Tangki Bensin: 14 Liter
- Power to Weight Ratio (PWR): Sekitar 0.212 HP/kg
Rangka dan Suspensi
- Tipe Rangka: Diamond
- Suspensi Depan: Upside Down (USD) 37 mm
- Suspensi Belakang: Swing Arm (Linkless Monoshock)
- Ban Depan: 110/70-17M/C
- Ban Belakang: 140/70-17M/C
Tabel Perbandingan Evolusi R25 (V1, V2, V3)

Oleh sebab itu, biar kamu gampang lihat bedanya, Admin sudah siapkan tabel perbandingan singkat dari ketiga generasi ‘Baby M1’ ini. Cekidot!
| Fitur / Spesifikasi | Generasi 1 (V1) | Generasi 2 (V2) | Generasi 3 (V3) |
|---|---|---|---|
| Harga Rilis (Varian) | Mulai Rp 53 Juta (Std) | Mulai Rp 58,6 Juta (Std) | Rp 75 Juta (Hanya ABS) |
| Suspensi Depan | Teleskopik 41mm | Upside Down (USD) 37mm | Upside Down (USD) 37mm |
| Speedometer | Analog-Digital | Full Digital LCD | Full Digital LCD + Y-Connect |
| Fitur Elektronik/Mekanis | – | – | Assist & Slipper Clutch |
| Daya Maksimum | 36 PS (35.5 HP) | 36 PS (35.5 HP) | 35.9 PS (35.4 HP) |
| Torsi Maksimum | 22.6 Nm | 23.6 Nm | 22.5 Nm |
| Berat Isi | 166 kg (Std) | 166 kg (Std) | 167 kg (ABS) |
| Power to Weight Ratio | ~0.214 HP/kg | ~0.214 HP/kg | ~0.212 HP/kg |
Potensi Upgrade Mesin R25 ke R3

Nah, ini salah satu rahasia umum dan kelebihan terbesar R25 yang nggak dimiliki rivalnya. Faktanya, Yamaha R25 punya ‘kakak kembar’ di pasar Eropa dan Amerika, yaitu Yamaha R3. Lantas, bedanya di mana? Ternyata, cuma ada di kubikasi mesin.
Yamaha R3 pakai mesin 321cc yang muntahan tenaganya tembus 41,4 HP! Gila, kan? Perbedaan utama R25 (250cc) dan R3 (321cc) cuma ada di diameter piston. R25 pakai piston 60 mm, sementara R3 pakai 68 mm. Meskipun begitu, langkah pistonnya (stroke) sama persis, yaitu 44,1 mm.
Artinya, kalau kamu punya R25 (baik V1, V2, atau V3) dan merasa tenaganya kurang, kamu bisa ‘naik kelas’ jadi 321cc. Caranya? Kamu cukup mengganti blok silinder, piston, dan gasket set pakai punya R3. Ini adalah teknik cara meningkatkan performa motor yang terbilang ‘resmi’ dan plug and play (tapi tidak segampang itu). Tentu saja, biar hasilnya maksimal, kamu wajib mengganti ECU atau pasang piggyback untuk menyesuaikan semprotan bahan bakar.
Verdict: Posisi Yamaha R25 di Tengah Persaingan

Meskipun netizen sering membulinya ‘lemot’ terutama di era V2, pada kenyataannya performa Yamaha R25 nggak jelek-jelek amat. Motor ini tetap konsisten jadi salah satu pilihan menarik di pasar. Terlebih lagi, sekarang dengan lahirnya V3 yang mendapatkan pembaruan fitur krusial seperti Assist & Slipper Clutch serta Y-Connect, R25 jelas kembali memperkuat posisinya untuk menantang sportbike 4 silinder maupun 2 silinder lainnya.
Kesimpulannya, perjalanan evolusi Yamaha R25 ini membuktikan keseriusan Yamaha di kelas seperempat liter. Mulai dari V1 yang superior, V2 yang fokus di handling, sampai V3 yang jadi paket komplit. Kalau kamu sendiri, Bro? Paling suka generasi yang mana atau malah berencana meminang V3 terbaru ini? Tulis pendapat kalian di kolom komentar ya!







